[M] Chapter XXII

1.8K 167 13
                                    

Siapa yang akan mengira kalau sang Duke Of North, yang terkenal akan ketegasan dan seribu peraturannya justru kini berbalik melanggar apa yang sangat dirinya tentang. Alkohol. Katanya sangat tidak baik untuk kesehatan, prajurit tidak boleh mabuk-mabukan karena musuh bisa menyerang kapan saja.

Tapi di tengah kebingungannya, Mix masih menerima gelas kosong yang diberikan oleh Earth. Pria itu mengeluarkan sebotol anggur merah dari dalam kotak kayu mewah dimana bagian dalamnya dilapisi bantalan kain sutra yang lembut. Membaca merek yang ada pada botol— tidak asing, Mix pernah melihatnya dikoleksi alkohol pribadi milik salah satu pasien VIP mereka— saat dirinya menemani direktur rumah sakit melakukan kunjungan pemeriksaan rutin untuk Menteri Pertahanan.

"Aku bukan peminum yang baik."

Mix menerima gelas yang diberikan Earth. "Lalu kenapa minum?"

"Ingin merayakan pesta kecil denganmu. Wine ini dari Walikota Bass."

Ada semu merah yang muncul di pipi Mix yang sudah merona karena alkohol buatan rumah sebelumnya.

"Kenapa tidak bergabung saja dengan kami tadi?"

"Satu botol tidak akan cukup untuk kita semua. Lagipula ini hadiah untuk kita, bukan untuk mereka. Kita harus menikmatinya."

Mix tertawa pelan. Dia tidak mengira kalau Earth akan punya sisi kekanakan seperti itu.

Mix menunggu Earth untuk minum lebih dulu, lalu setelah itu dirinya. Rasa manis sedikit asam menyambut indra pengecapnya. Itu wine terbaik yang pernah ia coba. Setelah sebelumnya minum alkohol buatan rumah yang kasar dan pahit, begitu meminum wine dia jadi tahu perbedaan antara bumi dan langit.

"Earth, mau mencoba bersulang denganku?" Mix kembali menuang ke gelas yang kosong.

Earth mengangkat gelasnya, tapi Mix malah memajukan tubuhnya dan mengaitkan lengan mereka. Tangan mereka tersilang dengan gelas di tangan masing-masing.

"Apa ini?" Earth bingung.

"Ku kira hubungan kita sudah semakin baik. Minum seperti ini untuk awal hubungan yang baru." Mix mengayunkan gelasnya. "Minumlah."

Kebingungan masih terlihat dari kening yang berkerut milik sang duke, tapi dia masih mengikuti apa yang Mix ucapkan— meminum segelas wine dalam satu tegukan.

Mix meletakan gelasnya dan kembali menghadap Earth. Memperhatikan sejenak wajah Earth yang sudah memerah sama sepertinya. Benar, Earth memang peminum yang buruk. Tapi itu malah membuka sisi menggemaskan yang membuat Mix tidak tahan untuk menangkup pipi mantan tunangannya yang tirus.

Mata Earth terpejam merasakan usapan lembut yang berada di pipinya, lalu beberapa detik kemudian terbuka lagi untuk mendapati sosok tampan sekaligus cantik yang belakangan ini menjadi candunya.

"Kau sudah mabuk hanya dengan dua gelas wine. Tidurlah." Suara Mix saat itu pelan, bagai suara ibu yang menyuruh anaknya untuk tidur. Iris almondnya yang berbinar, bertemu dengan iris hitam yang sayu.

"Aku benci alkohol."

"Tapi aku menyukainya karena itu satu-satunya yang bisa membuatku lupa akan hidupku untuk sejenak. Aku tidak punya orang untuk berbagi masalah hidupku." Lirih. Mix teringat akan waktu dimana ia menghadapi dunia sendirian, tidak punya tempat cerita untuk berbagi keluh kesah.

"Kau tidak sendiri lagi sekarang." Earth melingkarkan tangannya di pinggang Mix, mendorong tubuh yang lebih kecil agar lebih mendekat padanya. "Kau punya aku sekarang," Earth menyelesaikan kalimatnya dengan sebuah ciuman pada bibir Mix.

Mix tidak menghindar. Selama ini dia sudah selalu menentang kehadiran Earth untuk masuk lebih jauh ke kehidupannya, tapi ternyata dia tidak bisa. Di setiap langkahnya Earth selalu berada di sampingnya, perlahan-lahan masuk dan menggoyahkan apa yang sudah Mix bangun sejak pertama dia tiba di dunia ini.

White LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang