Arc New Life End: It's A Goodbye (Chapter XIV)

1.7K 193 21
                                    

Kabar kemenangan Haverhill akhirnya dideklarisikan. Kepulangan pasukan disambut dengan meriah oleh rakyat Haverhill yang akhirnya bisa merasakan kehidupan yang tenang tanpa perlu takut lagi ada peperangan. Hari itu, jalanan Haverhill sangat ramai dan penuh suka cita. Bunga bertaburan di jalan, juga ucapan terima kasih dan selamat yang tidak ada hentinya di setiap langkah para prajurit.

Kegembiraan itu berbanding terbalik dengan kesunyian di salah satu ruangan yang ada di mansion milik sang Duke of North. Jendela kamar itu dibiarkan tertutup dan lilinnya dimatikan, aroma lavender juga terus diperbarui untuk memberikan ketenangan saat tidur.

Ada dua orang pria di kamar itu. Satu sedang tertidur seperti bayi dan satu lagi melihat keluar jendela yang terhalang tirai tipis berwarna putih. Tay Vihokratana tidak ikut pesta rakyat untuk merayakan kemenangan Haverhill, dia lebih memilih untuk menemani adiknya di kamar yang sudah dua hari tidak bangun. Di tangan Tay ada jurnal milik Mix yang diserahkan oleh seorang prajurit ketika membereskan kamp militer.

Pintu diketuk dengan pelan lalu terbuka tanpa perlu menunggu Tay untuk menjawab. Pond masuk dengan surat berstempel Keluarga Vihokratana di tangannya. Sebuah surat yang sudah Tay nantikan kedatangannya.

"Surat dari Marquess Tha sudah tiba."

Tay menerima surat itu dari tangan Pond dan membacanya. Ayahnya sudah tahu apa yang terjadi di sini dan juga apa yang terjadi pada hubungan Earth, Mix, dan New. Butuh waktu tujuh hari untuk menerima balasan dari ayahnya karena keputusan yang dibuat sangat berat dan perlu pertimbangan penuh.

"Kita akan kembali setelah Mix bangun." Tay berbicara sambil berjalan menghampiri adiknya. Dialah yang memerintahkan Green untuk memberikan obat tidur untuk Mix agar adiknya bisa beristirahat penuh dan lupa sejenak kejadian yang dia alami.

Siapa yang mengira kalau adik kecilnya menyimpan semua masalah itu seorang diri?

"Saya akan mempersiapkan keberangkatan kalau begitu," ucap Pond.

"Aku juga akan mulai membereskan beberapa urusan di sini terlebih dahulu sebelum kembali."

***

Mix tidak tahu sudah berapa lama dirinya berjalan. Dia tersesat. Di sekelilingnya hanya ada pepohonan dan suara-suara binatang malam. Kakinya sudah sakit karena berjalan tanpa alas kaki melewati hutan mencoba mencari jalan keluar. Tidak ada penerangan, hanya ada cahaya bulan purnama yang masuk lewat celah-celah dedaunan.

Sampai akhirnya dia menemukan cahaya di ujung jalan sana yang dia yakini sebagai jalan keluar. Langkah kakinya semakin cepat karena dia tidak ingin berlama-lama di hutan ini. Tapi begitu dia sampai di ujung jalan itu, langkahnya terhenti.

Itu sebuah jurang.

Seorang laki-laki berdiri di tepinya, memandang bulan tanpa takut sewaktu-waktu dia bisa saja terjatuh.

"Permisi." Mix memanggil laki-laki itu.

Begitu yang dipanggil berbalik, nafas Mix tercekat.

"Kau-"

"Aku sudah menunggumu. Sudah ku duga kau orang yang tidak mudah menyerah-" Lalu raut wajahnya berubah sendu. "Sepertiku."

"Mix Vihokratana."

"Kau juga Mix Vihokratana," kata laki-laki itu sambil tertawa. Lalu tangannya terulur untuk menyambut Mix. "Kau mau tahu tentangku?"

Rasanya aneh melihat dirinya sendiri di depan sana. Tapi dia tetap memilih untuk menyambut tangan itu dan ikut duduk di samping laki-laki yang dia anggap sebagai Mix Vihokratana yang asli.

White LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang