Chapter: XXV

1.5K 167 14
                                    

Mix sebelumnya pernah melihat acara pesta kerajaan — di TV. Tapi dia tidak mengira, kalau perbedaan di TV dan realita yang dia alami saat ini sangat berbeda jauh. Ini lebih terang — menyilaukan, baik wanita maupun pria tidak mau kalah memamerkan pakaian terbaik mereka yang dijahit oleh penjahit terbaik dari seluruh negeri. Ini luar biasa mulai dari musik sampai ke makanannya. 

Tay berpisah dari Mix dan ayahnya, bergabung bersama pasukannya yang sudah bersiap untuk dipanggil menerima penghargaan dari raja. Senyum kepala keluarga Vihokratana itu tidak pernah luntur sedari dia memasuki gerbang istana. Putra tertuanya akan menerima penghargaan tinggi dari raja, derajat keluarganya akan semakin naik dan semakin disegani di seluruh negeri. Kedua putranya sangat membanggakan, termasuk si bungsu yang belakangan ini sulit dipahami. 

"Raja Watthanasetsiri IV sudah tiba!"

Musik berhenti begitu penasihat kerajaan mengumumkan kedatangan raja. Seluruh bangsawan yang sebelumnya membusungkan dada mereka kini menunduk. Memberi hormat pada sang raja. Tidak ada yang berani mengangkat kepala barang satu senti pun. 

"Terima kasih sudah datang ke pesta ini," ujar sang Raja begitu dia sudah menduduki singgasananya yang berlapis emas. 

Mix akhirnya mengangkat kepala. Ini pertama kalinya dia bertemu langsung dengan Raja Watthanasetsiri yang berarti adalah ayah Earth. Omong-omong soal pria itu, sang komandan perang juga ada di sana. Berdiri dengan gagah di samping singgasana ayahnya. 

Earth malam itu luar biasa tampan. Masih dengan seragam militernya yang Mix belum pernah liat, tapi itu bukan untuk berperang. Baju itu memiliki atribut perjalanan militernya — penuh dengan medali dan dua tanda pangkat di pundak kanan dan kiri. Memberitahukan pada orang-orang yang melihat sosoknya kalau dia bukanlah sembarang orang — bukan sembarang prajurit. 

Acara pemberian tanda jasa pun dimulai. Orang-orang yang Mix temui di Haverhill ada di sana semua. Memakai pakaian terbaik mereka dan Mix di belakang sana tersenyum bangga melihat rekan-rekannya berada di titik ini.

Dan tibalah giliran Earth untuk menerima gelar pahlawan nya. Sejarah berjalan sesuai dengan kronologi yang seharusnya. Earth mendapat tanda jasa tertinggi berkat jasanya memimpin perang dan juga Haverhill.

Mix tersenyum, dalam hati dia juga mau mengucapkan selamat pada pria itu, tapi keadaannya tidak memungkinkan.

"Ayah, aku mau cari angin sebentar." Entah suaranya yang terlalu lembut, atau Tha yang terlalu fokus pada apa yang di depannya sehingga dia tak acuh pada ucapan Mix.

Tanpa menunggu jawaban Tha, Mix pergi dari sana menuju balkon yang langsung mengarah pada pemandangan danau buatan yang ada di halaman istana.

Cahaya bulan purnama terpantul pada permukaan danau dan Mix menghanyutkan pikirannya pada titik itu. Melamun jauh, mengabaikan alunan musik dari dalam yang mulai berbunyi kembali.

Setelah ini, apa lagi yang akan dia lakukan? Dirinya sudah selesai di sini. Bukankah seharusnya dia kembali pada kehidupan aslinya?

Sebuah mantel tersampir di pundaknya, menghalau angin malam yang dingin. Mix kembali ke alam sadarnya, menoleh pada sosok pria yang baru datang. Jantungnya berdetak kencang, dua kali lipat dari beberapa detik lalu. Hanya mengetahui siapa yang datang, dirinya sudah tidak karuan.

"Danau itu tempat kita pertama kali bertemu," kata Earth. Dia berdiri di samping Mix, ikut melihat ke arah yang sama.

"Earth, kenapa kau di sini? Acaranya bagaimana?"

Earth menunjuk pin mawar didadanya. "Sudah selesai."

"Selamat, yah. Kau memang pahlawan dan pejuang sejati." Mix tersenyum tipis, tapi sangat tulus dengan perkataannya.

White LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang