Chapter XII

1.5K 186 11
                                    

⚠️⚠️⚠️CW// Penggambaran adegan sadis//
.
.
.

Bahkan saat matahari terbenam pun, peperangan di wilayah perbatasan Haverhill masih belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir.

Suara dentingan pedang yang saling bertabrakan, jeritan kesakitan, tangisan, semuanya bercampur menjadi satu. Bau amis darah sudah
tercium dari segala penjuru, senjata tak bertuan sudah bertebaran dimana-mana, tubuh tak berdaya sudah pasrah jika mereka akan mati terinjak karena tidak ada yang menolong.

Luka ditubuh dibiarkan begitu saja, selagi tangan masih mampu memegang pedang, selagi kaki masih sanggup menapak, tidak boleh berhenti. Demi keutuhan wilayah kerajaan mereka.

Pasukan Haverhill benar-benar kalah jumlah, meski dengan kedatangan pasukan Tay dan Earth jumlah mereka masih jauh di bawah pihak musuh. Tapi mereka punya Tay yang pintar dalam mengatur strategi perang meskipun waktu yang mereka punya sedikit, dan mereka punya Earth yang sangat ahli menguasai senjata dan berperang.

Haverhill tetap unggul, kepercayaan diri akan kemenangan sudah di depan mata. Kali ini bukan kemenangan semu.

Sampai akhirnya suara terompet dari pihak musuh terdengar sangat keras, mengintrupsi perang, membuat semua orang langsung terhenti untuk mengetahui apa yang terjadi. Itu bukan terompet tanda menyerah, terompet dari tanduk adalah ciri khas dari Kerajaan Crocus untuk membuat pengumuman kepada banyak orang.

Pasukan Hyacinth dan Crocus terbelah seperti memberi jalan untuk orang yang akan lewat. Formasi yang sangat rapi, seakan mereka memang sudah menantikan hal tersebut.

Di jalan yang sudah disiapkan, apa yang mereka tunggu sudah tiba. Seorang Crocusian yang mengenakan mantel berbulu dan logo bintang di dadanya, menandakan kalau dia salah satu petinggi militer berjalan di depan memimpin rombongan yang baru tiba. Di belakangnya ada barisan manusia yang kepalanya tertutup kain hitam, kedua tangan mereka saling terikat.

"Bariskan mereka," perintah Foei Eksangkul, sang Jenderal dari Kerajaan Crocus.

Orang-orang yang terikat dipaksa untuk maju dan dipaksa untuk duduk berlutut di hadapan pasukan Haverhill dan pasukan Crocus-Hyacinth.

"Buka penutup kepala mereka," kali ini perintah lainnya dari Komandan Militer Hyacinth, Mike Siripongchawalit.

Di saat itulah mimpi buruk pasukan Haverhill muncul, saat penutup kepala satu-persatu dilepas, menampilkan wajah-wajah yang familiar bagi mereka. Nammon, Gun, Champ, Drake, dan tiga prajurit lainnya.

"Apa yang kalian lakukan?!" Tay berteriak marah. Suaranya berhasil menggema di antara ketegangan kedua pasukan. "Kalian melanggar hukum perang! Mereka tidak terlatih untuk berperang dan kalian juga menyerang kamp militer utama!"

"Bukankah kalian terlihat menjadi sangat pengecut?" Berbeda dari Tay, Earth masih mampu untuk menahan suaranya. "Kerajaan lain sudah pasti tidak akan tinggal diam atas pelanggaran yang kalian lakukan."

Foei tertawa. "Mike sudah memperkirakan hal itu, jadi kami membawakan hadiah tambahan dengan perlakuan yang spesial."

Suara gemerincing rantai terdengar diiringi dengan langkah kaki yang berat. Semua orang menahan nafasnya, menunggu siapa yang akan muncul berikutnya.

Tay hanya berharap itu bukan Mix, dan Earth berharap itu bukan New.

Tapi harapan mereka langsung hancur bagai gedung yang runtuh menjadi abu.

White LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang