"Ternyata hanya sebulan, yah?"
Mix menekan knop pintu condo dan hanya yang kegelapan menyambutnya. Condo kecil itu gelap, berdebu, dan sunyi. Ketika ia masuk lebih jauh, tidak ada yang berubah sama sekali dari terakhir ia meninggalkan tempatnya untuk bekerja.
Mix koma selama sebulan, tapi dirinya berada di masa lalu lebih dari setahun lamanya. Tidak ada keluarga yang mengunjunginya karena tidak ada yang dihubungi, toh dia juga tidak punya. Di dunianya ini, ia sendiri. Mix jadi menyesal tidak berpamitan pada ayah, ibu, dan kakanya.
Meletakan tas nya, berjalan ke arah dapur, menuju kulkas satu pintu yang ada di sudut dapur. Dia ingat ada bahan makanan di situ, ditinggal sebulan pastilah sudah busuk. Dan benar saja, begitu dia membukanya, aroma busuk langsung menyerebak keseluruh kondo kecilnya yang tidak seberapa. Mau muntah.
Mix mengehala nafas berat. Sudah lama sekali dia tidak berkutat membereskan rumah.
"Ah, inikah rasanya jadi orang kaya yang jatuh miskin seketika?" Mix tertawa sarkas, lebih tepatnya mentertawai hidupnya.
Malam itu, saat ia sudah selesai membereskan rumahnya, Mix memesan makanan cepat saji. Membawanya ke ruang tengah dan buru-buru menyantapnya selagi hangat. Bukan daging sapi kualitas tinggi, bukan juga kalkun yang dimasak dengan rempah, hanya seporsi tom yum seafood dan sepiring nasi. Ah, dia juga memesan Yorkshire Pudding.
Dari jendela kondonya, Mix dapat melihat langsung ke langit. Bulan sedang dalam fase penuh, purnama. Sama seperti malam terakhir ia bertemu dengan Earth.
Pria itu... Apakah dia berhasil?
***
Kembali ke kehidupan lamanya, berkutat dengan puluhan pasien darurat di Emergency Room. Beruntung rumah sakit masih mempercayainya untuk bekerja setelah ia koma dan jadi dia tidak perlu susah-susah lagi mengirimkan lamaran ke berbagai rumah sakit.
Mix yakin sekali, rumah sakit tidak akan melepaskannya begitu saja. Kapan lagi dapat dokter hebat dengan biaya murah? Begitu pikirnya.
"Ada dokter yang bisa bantu teman ku yang bodoh ini? Dia habis menggenggam pisau pencopet dengan tangan kosong!" Seorang pria masuk, berteriak sampai seluruh E.R bisa mendengar suara seraknya. Di sebelahnya ada seorang pria tinggi lainnya, tersenyum kikuk pada orang-orang karena malu akibat ulah temannya. Tangannya masih meneteskan darah segar dari jaringan kulit yang terbuka. Tapi ekspresinya sama sekali tidak menunjukan kesakitan.
Seorang suster menghampiri mereka, membawa mereka ke salah satu ranjang kosong dengan tenang, selagi pria yang lebih pendek menceritakan kebodohan temannya.
"Tunggu sebentar di sini, Tuan. Saya akan panggilkan dokter." Suster itu pamit, segera keluar dari sana untuk mencari dokter yang bisa ia panggil.
Dilihatnya seorang dokter yang sedang menyingkirkan troli karena sudah selesai digunakan, tanda kalau ia juga sudah selesai dengan pasiennya.
"Dokter Wongratch!" Suster itu memanggilnya sambil berlari kecil. "Ada pasien baru, tangannya terluka karena benda tajam. Bisa Anda tangani dia?"
Mix mengangguk dan mempersilahkan suster itu— Namtan, membawanya pada ranjang paling ujung. Namtan membuka tirai yang menjadi pembatas, menggeser sedikit posisinya untuk memberikan ruang Mix masuk.
"Selamat ma—" Ucapannya terputus ketika matanya terkunci pada sepasang mata lain yang juga melihatnya. Suasana E.R yang semula berisik perlahan-lahan menjadi sunyi. Sekelilingnya menjadi abu-abu dan bergerak lambat, hanya dirinya dan pria di atas ranjang yang hidup dan berwarna.
![](https://img.wattpad.com/cover/327035714-288-k609515.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lily
FanfictionSahaphap Wongratch adalah dokter biasa yang memiliki kehidupan normal. Setelah mengalami kecelakaan, dia terlempar ke masa 200 tahun lalu dan terjebak dalam tubuh Mix Vihokratana- putra bungsu seorang bangsawan kelas atas. Tidak ada hari yang tenang...