Chapter XXI

1.7K 200 31
                                    

Langkah kaki prajurit itu cepat dan teratur. Nafasnya tersengal, keringat sebesar biji jagung bercucuran dari kening sampai leher. Meskipun keadaannya bisa dikatakan tidak baik, tapi dia malah tersenyum lebar. Tujuannya hanya satu, tenda besar yang berada di tengah-tengah kamp darurat, dimana semua pejabat sedang rapat.

Drake membuka pintu tenda setelah diizinkan masuk oleh orang di dalam. Ditatapnya satu-persatu para pejabat Haverhill dan militer, termasuk sang duke yang duduk sendiri di ujung meja.

"Obatnya sudah ketemu! Dokter Nammon berhasil!"

Suasana rapat yang serius dan sunyi, mendadak menjadi ramai penuh sorak-sorai sukacita kemenangan. Kesengsaraan mereka melawan musuh yang tidak terlihat akhirnya mendapatkan solusi.

Setengah tahun menderita karena wabah misterius dan selama tiga bulan itu mereka hanya bisa menunggu dokter Nammon dan rekan-rekannya menyelesaikan obat.

"Kabar baik! Kabar baik!" Para pejabat saling berpelukan, mengucapkan selamat satu sama lain sebagai bentuk penghargaan untuk usaha mereka.

"Tuan Muda Mix sudah mengonfirmasi kalau ada pasien yang sembuh setelah diberikan obat yang dibuat dokter Nammon," sambung Drake.

Ah, Mix Vihokratana. Kehadirannya membawa perubahan besar dari hari pertama dia datang kembali untuk membantu menangani wabah ini. Dimana tiga bulan pertama tanpanya bagaikan neraka tidak berujung— mereka tidak tahu harus berbuat apa, apa yang sedang mereka hadapi, dan bagaimana harusnya mereka bersikap? Tapi saat putra bungsu bangsawan kelas atas itu datang, mereka kembali memiliki arah.

Earth segera pergi dari pertemuan itu, berlari menuju wilayah isolasi yang kini pintunya sedang dibuka. Dilihatnya Mix sedang mengkoordinir masuknya obat-obatan. Jika Earth adalah seorang pemimpin yang tegas dan disiplin, maka Mix adalah gambaran dari pemimpin yang bekerja dengan hati dan tenang.

"Aku dapat laporan kalau obatnya sudah ketemu." Earth berjalan mendekat, berdiri tepat di sebelah Mix, meskipun ada dinding plastik bening yang menjadi penghalang.

Mix menoleh, kemudian mengangguk mengiyakan. "Benar. Dokter Nammon sangat hebat! Kalian sangat beruntung memilikinya di pihak kalian."

"Aku juga beruntung karena kau datang."

Mendengar balasan itu membuat Mix memasang raut wajah aneh.

"Kami."

"Oh..." Mix mengangguk. "Laporan lengkapnya akan diberikan Dokter Nammon, sekarang aku harus pergi dulu."

Tapi Earth mencegahnya dengan berkata, "Kapan kau  bisa keluar dari sana?"

Pertanyaan yang setiap hari Earth tanyakan. Mulanya dia marah saat tahu kalau Mix dan siapapun yang sudah masuk wilayah isolasi tidak bisa keluar dari sana sampai benar-benar dinyatakan bersih dan aman. Tapi dengan sedikit pengertian dari Mix dan rekannya yang lain, Earth mau mendengarkan. Jadilah setiap hari jika ada waktu luang mereka akan mencuri-curi obrolan, menanyakan "bagaimana keadaan di luar sana?" atau "bagaimana keadaan di dalam sana?".

"Secepatnya. Aku juga berharap ini akan segera berakhir."

***

Sembilan bulan kemudian sejak kasus pertama wabah misterius dilaporkan dari Haverhill, akhirnya ibu kota mendapatkan kabar kalau wabah misterius itu berakhir. Seekor merpati putih pembawa pesan mendarat di jendela istana dengan sebuah surat yang tersampir di punggungnya. Begitu isi surat dibacakan oleh penasihat kerajaan, dia hampir berteriak dan menangis.

"Wabah berakhir! Penderitaan Haverhill berakhir! Mereka berhasil!" Penasihat kerajaan mendadak lupa kalau dia adalah sosok yang tenang dan berwibawa. Bahkan di depannya ada raja yang untungnya tidak mempersalahkan sikapnya.

White LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang