Bunga Gladiol melambangkan kekuatan dan kemenangan, seperti harapan dari warga desa Haverhill yang pagi itu tiba-tiba datang membawa banyak sekali bunga gladiol untuk para prajurit yang akan berperang.
Selalu ada ritual adat khusus yang dilakukan sebelum para prajurit pergi ke medan perang, sebuah ritual yang dipercaya memberikan perlindungan dan kekuatan lebih.
Mix bukan orang yang percaya akan hal-hal seperti itu, tapi melihatnya secara langsung memiliki daya tarik tersendiri. Posisi Mix berada jauh dari kerumunan, mengasingkan diri di belakang bersama Pond sudah cukup baginya. Dia masih merasa canggung untuk berbaur dengan yang lainnya, tapi dia bisa merasakan kehangatan dan keramahan dari para warga desa.
Tay dan Earth berdiri paling depan, keduanya bersikap sopan kepada Tetua Desa yang memimpin ritual adat itu. Air bunga gladiol yang berada di mangkuk perunggu dioleskan ke kening para komandan sambil memberikan doa dan berkat untuk para pejuang di medan perang.
"Tuan New, sekarang giliran Anda untuk mengoleskan air bunga gladiol ini untuk Komandan Earth dan Komandan Tay." Tetua itu menggeser posisinya kemudian menyerahkan mangkok perunggu di tangannya pada New.
"Tunggu," Tay tiba-tiba bersuara, membuat New yang akan menerima mangkok perunggu dari Tetua menghentikan tangannya.
"Ada apa, Tay?" New bingung.
Tatapan Tay bertemu dengan Mix yang berdiri cukup jauh dari mereka. Terlihat sekali pemuda itu mengasingkan dirinya dari keramaian.
"Bukankah setelahnya harus dilakukan oleh orang terdekat atau keluarga?" Tay masih belum melepas pandangannya dari Mix. "Sekarang Mix ada di sini, aku ingin adik ku yang melanjutkannya, dia juga adalah tunangan Earth. Bukankah begitu, Earth?" Tay bertanya sambil melirik Earth.
Earth hanya diam meskipun sebenarnya dia terkejut dengan perkataan Tay, ia menoleh ke arah New yang terlihat kecewa dengan apa yang diusulkan Tay. Wajahnya memerah menahan kesal juga malu.
New yang selalu melanjutkan ritual, dia yang selalu dipercaya sebagai orang terdekat kedua komandan itu- juga kekasih Earth.
"Adik Komandan Tay ada di sini? Bisa kami melihatnya?" Ekspresi Tetua Desa menjadi cerah, matanya melihat-lihat sekitar, antusias dengan sosok si bungsu Vihokratana.
Tay mengangguk, melihat ke arah Mix lalu mengisyaratkannya untuk mendekat ke arah mereka. "Mix, kemarilah!"
Mau tidak mau Mix berjalan ke depan sesuai yang diperintahkan Tay, tidak lupa ia memberikan salam terlebih dahulu pada Tetua dan warga desa lainnya yang menyambutnya dengan hangat.
"Selamat datang di Haverhill," sambut Tetua desa. Tanpa aba-aba juga mengoleskan air bunga gladiol di keningnya. "Semoga kau betah di sini, Tuan Muda."
Mix kaget, memandang pria parubaya di depannya dengan mata yang membola sempurna. "Ah, terima kasih," ucapnya malu-malu.
Tetua Desa tersenyum, kemudian memberikan mangkuk perunggu di tangannya kepada Mix. "Sama-sama. Sekarang, berikan juga restumu untuk Komandan Tay dan Komandan Earth."
Mix menerimanya dengan canggung, masalahnya dia tidak pernah berada di posisi seperti ini sebelumnya. Tidak pernah dipercayai sebagai seseorang yang penting untuk memberikan berkat pada orang-orang. Apakah dia bisa menolak? Tentu tidak. Meskipun di sebelah kanannya ada aura dingin yang suram- dari New yang marah, dia masih tetap harus menuruti kemauan yang lainnya.
"Tay," Mix memanggil kakaknya dengan pelan. Ibu jarinya sudah dibasahi dengan air bunga gladiol di mangkuk perunggu.
Tay tersenyum bangga, rasa bahagia menyelimuti hatinya ketika akan mendapat restu dari adik kesayangannya. Ia membungkukan sedikit badannya, mempermudah Mix untuk mencapai keningnya.
"Kembalilah dengan selamat tanpa kurang sedikitpun. Jika kau merasakan sakit segera panggil aku," hanya itu yang bisa Mix ucapkan. Dia bukan perangkai kata yang baik.
Tay mengelus puncak kepala Mix dengan lembut. "Terima kasih, Mix."
Mix mengangguk, lalu bergeser pada orang yang selalu ia coba hindari tetapi pada akhirnya mereka akan selalu berpapasan pada momen apapun.
Mix mencelupkan kembali ibu jarinya ke dalam mangkuk perunggu, begitu dia mengangkat tangannya, ada satu kelopak bunga gladiol yang menempel. Mix menganggap itu adalah hal yang biasa, tetapi tiba-tiba Tetua desa berseru diikuti warga desa lainnya.
"Pertanda baik! Kelopak bunga yang menempel di ibu jari pertanda kalian akan selalu bersama!" Seru sang tetua desa.
Apakah selalu bersama dengan Earth adalah pertanda baik? Tentu tidak. Mix tidak ingin mengharapkan itu. Melihat wajah tampan Earth yang tanpa ekspresi itu membuat Mix rasanya ingin menyiram seluruh isi mangkuk ke wajah sang Duke. Kenapa dirinya selalu dikaitkan dengan pria itu?
Hanya senyuman kecil dari hati yang tidak ikhlas diberikan oleh Mix sebagai jawaban dari kegembiraan yang lainnya.
"Menunduk sedikit," pinta Mix sedikit ketus.
Pria yang lebih tinggi menurut. Dia membungkukan badannya hingga wajahnya sejajar dengan Mix. Sangat dekat, beruntungnya Mix mempunyai refleks yang bagus jadi dia bisa langsung memundurkan tubuhnya sedikit.
"Semoga..." Mix bingung harus memberikan doa seperti apa untuk Earth. Ibu jarinya masih menempel di kening pria itu sambil menunggu dia berpikir. "Semoga kau bisa membawa kemenangan dan kembali dengan selamat." Dia mendekatkan wajahnya ke telinga Earth. "Agar urusan kita segera selesai dan aku bisa hidup dengan damai di sini," bisik Mix. Ibu jarinya ditekankan lebih kuat hingga si pemilik kening meringis.
Mix tertawa, puas mengerjai Earth sehingga ekspresinya berubah jadi kesal.
"Aku hanya ingin kalian kembali dengan selamat. Itu saja."
***
Akhirnya ketenangan berakhir setelah dua hari perang dimulai. Prajurit yang terluka parah dibawa kembali ke kamp militer utama untuk mendapatkan perawatan yang lebih lengkap.
"Sudah saatnya aku bersinar!" Mix sudah menantikan saat dimana dirinya bisa masuk sebagai tim medis.
Sejak kepergian Tay dan Earth, saat itu juga dia langsung pergi ke kamp medis mengajukan diri pada Nammon, tapi yang dia dapatkan adalah penolakan ditempat dalam waktu lima detik.
Mix memperhatikan penampilannya sekali lagi di cermin, memperbaiki kerah kemejanya kemudian menghadap Pond yang sudah menunggunya.
"Bagaimana penampilanku?" Tanyanya pada pengawal setianya itu. Tangan Mix membentang, memperlihatkan keseluruhan penampilannya.
Pond memperhatikan Tuan Mudanya dari atas hingga ke bawah. "Sangat baik. Apa Anda yakin Sir Nammon akan menerima kali ini?"
Mix mengangguk semangat, matanya memberikan sebuah kedipan kepercayaan diri. "Tentu! Aku juga sudah mengajak Champ dan Drake untuk memberikan testimoni atas pelayananku."
"Testimoni?" Pond membeo dengan kata asing itu. Sebuah kata yang tidak pernah dia dengar sebelumnya.
Mix menyadari kebingungan Pond. "Ergh... Maksudku memberikan kalimat yang meyakinkan untuk membujuk Sir Nammon," jelasnya.
Walaupun masih sedikit bingung, tapi Pond mencoba memahami Tuan Mudanya.
"Ayo Pond, jangan terlalu banyak berpikir!"
Keduanya keluar bersamaan. Mix sangat percaya diri sekali hari ini dia akan berhasil membujuk Nammon, terlebih lagi dia punya Champ dan Drake untuk meyakinkan si pemimpin tim medis itu.
Begitu sampai di depan kamp medis, Mix langsung terhenti. Melihat tidak percaya dengan apa yang ada di depannya. Genggaman tangannya pada tas kopernya mengerat, telinganya mendadak sakit karena erangan kesakitan dari para prajurit yang terluka. Mereka memohon untuk diselamatkan, memohon kepada siapapun untuk mengurangi rasa sakit mereka.
Ini lebih parah dari apa yang Mix bayangkan.
***
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
White Lily
FanfictionSahaphap Wongratch adalah dokter biasa yang memiliki kehidupan normal. Setelah mengalami kecelakaan, dia terlempar ke masa 200 tahun lalu dan terjebak dalam tubuh Mix Vihokratana- putra bungsu seorang bangsawan kelas atas. Tidak ada hari yang tenang...