18. Stasiun Kokuhakudou

392 46 14
                                        

Erika melemparkan tatapan penuh kebencian tatkala netranya menangkap sosok Hana sedang berjalan riang menuju Itokan Diner bersama Cobra. Sialan, rasa bencinya pada Hana semakin bertambah semenjak gadis itu datang kembali ke Sannoh. Padahal ia pikir mengapa Ranmaru tidak membunuh Hana saja atau mungkin menjualnya ke pria hidung belang. Bukankah pemikiran itu merupakan hal yang akan menguntungkan bagi Ranmaru, bahkan orang lain sekalipun? Hana adalah serangga pengganggu, si manusia rendahan, dan si gadis penghibur tanpa orang tua.

Gadis Maeda itu lantas memasuki Itokan Diner sembari menebarkan senyuman lebar; berharap Cobra akan memberi respons seolah terpesona. Sayangnya, ia justru melihat Cobra sedang berbicara santai dengan jalang sialan itu. Erika epalkan tangan, mengumpat dalam hati untuk mengekspresikan rasa kesal yang muncul. Jika bisa, ingin sekali rasanya ia melemparkan pisau ke arah Hana agar gadis itu pergi selamanya. Namun, demi mendapatkan hati Cobra, bersikap tenang merupakan cara terbaik sekarang. Ia tidak boleh gegabah hanya karena gadis itu.

Erika mendudukkan tubuhnya di depan kursi yang sedang ditempati oleh Cobra dan Hana. Mengusik pembicaraan mereka mungkin menyenangkan. Lagipula, enak sekali Hana bisa dengan mudahnya menjadi teman dekat Cobra. Sedangkan dirinya harus berakting agar bisa mempertahankan hubungan pertemanan mereka. Ia melirik pelan kepada Hana yang mulai merasa terganggu akan kehadirannya. Erika tersenyum pada Hana, tetapi responsnya hanya tatapan kosong penuh dendam. Sudah ia bilang, diam-diam gadis Kamizono ini mempunyai sisi bajingannya juga.

"Yo, Hana-chan! Akhirnya kau kembali juga. Kemarin aku dan Cobra-san pergi ke mana-mana untuk mencarimu, lho. Harusnya kau berterima kasih kepada Cobra-san. Dia sangat mengkhawatirkanmu, tahu. Lagipula, apa yang kau lakukan bersama Ranmaru di markas Doubt? Apakah kalian berdua mempunyai hubungan yang lebih dari kata teman? Ya ampun, kuucapkan selamat jika itu benar," ucap Erika tanpa henti.

Cobra menoleh kepada Hana, atau mungkin gadisnya? Ah, sialan. Ia melupakan fakta bahwa Hana belum menjawab pernyataan cintanya pagi tadi. Mungkin gadis ini masih terkejut dengan kecupan itu. Jika dilihat-lihat pun, sepertinya Hana tidak mempunyai pengalaman berpacaran dengan seseorang. Lupakan sejenak mengenai hal tersebut. Cobra merasa khawatir dengan keadaan Hana. Apakah kedatangan Erika ini mengingatkan sang adiratna pada masa lalu? Cobra bersumpah akan melindungi Hana semampunya agar masalah perundungan tak terjadi lagi.

Hana mengepalkan kedua tangannya; berusaha menahan mulutnya agar tidak mengatakan apapun. Sebenarnya ia ingin sekali membalas ucapan Erika agar bisa membuat gadis ini berhenti mengganggu. Hanya saja, Hana pikir dirinya hanya akan menghabiskan tenaga untuk mendebatkan ucapan penuh dusta dari mulut berbisa Erika. Lantas saja ia kembali berbicara dengan Cobra mengenai taman hiburan baru yang akan dibuka esok hari. Ia lihat melalui ekor matanya, Erika melemparkan tatapan sinis yang sangat menyebalkan untuk diperhatikan.

"Maeda, sebaiknya kau jangan mengganggu mereka. Hana-chan akan marah besar jika pacarnya didekati gadis lain sepertimu," ucap Yamato secara tiba-tiba. Nada bicaranya terdengar bercanda, tetapi Erika tahu bahwa Yamato berusaha memperingatkannya.

"Are?! Hana-chan dan Cobra-san pacaran?! Harus kuabadikan momen bersejarah ini!" seru Tetsu heboh, dengan segera pemuda itu memotret Hana yang terlihat kebingungan.

Dan menutup mulutnya menggunakan tangan seraya berakting seolah-olah sedang menjadi orang paling sengsara di dunia. Chiharu pun menggelengkan kepalanya heran. Naomi tersenyum melihat kelakuan teman-temannya. Sedangkan Erika kembali memasang wajah dongkol yang terlampau jelas diekspresikan. Dan kebetulan Noboru menangkap bagaimana ekspresi sang perempuan Maeda. Noboru kemudian memiringkan bibirnya; tersenyum penuh makna sebelum kembali berbincang.

Chiharu tersenyum ceria. "Kapan Cobra-san dan Hana-chan meresmikan hubungan kalian? Ayolah, beritahu aku! Ini adalah momen yang benar-benar harus dikenang oleh semua anggota Sannoh Rengokai! Nanti undang aku jika kalian nikah, ya! Pokoknya aku berharap hubungan kalian langgeng!" ucapnya seperti anak kecil yang tengah diajak pergi bermain.

𝑺𝑬𝑵𝑨𝑵𝑫𝑰𝑲𝑨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang