PERINGATAN ▬ sexual abuse, violence, etc ...
***
"Semua orang menyukaimu bukan hanya karena wajahmu yang cantik dan lucu, Aiko-chan. Kau pintar, cerdas, ramah, populer di kalangan para pemuda bahkan perempuan sekalipun. Aku merasa sangat bahagia sebab kau sukses besar menjadi seorang model."
Ito Aiko ulaskan senyuman secerah baskara tatkala ucapan sang pemimpin Sannoh Rengokai yaitu Cobra mampu membuatnya merasa senang bukan kepalang. Binar mata dipenuhi harsa Aiko benar-benar indah bagai gores jingga pada bumantara senja, dan sebuah dusta apabila insan Tuhan mengabaikannya. Cobra pun ikut melukiskan senyum dan mengacak gemas rambut adiratna sehingga membuat Hana yang di sana bergeming spontan.
Dilihat dari sisi mana pula, Aiko sangatlah merepresentasikan bagaimana seorang perempuan elok nan berbudi ramah. Pantas saja manakala orang-orang menyukai Aiko. Selain karena durja rahayunya, Aiko juga pintar begitupula cerdas sampai-sampai pernah juara pertama dalam perlombaan matematika dan sains tingkatan nasional, kata Cobra. Hana tentu saja langsung merasa rendah diri dengan segudang kejuaraan yang dipunyai Aiko.
Namun, hal menyakitkan di sini adalah ketika Cobra tampak jauh lebih gembira kala mengobrol dengan Aiko. Hana embus napas sebelum berpamitan pulang karena sudah malam dan di sini membosankan. Di perjalanan menuju rumah tanpa sengaja mata jelaganya menangkap sosok Erika dengan teman-temannya di Seiho. Hana secara refleks mundurkan langkah; takut bila suatu hal mengerikan dialaminya lagi. Namun, baru saja mundur, secara mendadak tengkuknya dipukul keras menggunakan balok kayu.
BRUK!
"Pukulanmu memang mantap, Tatsuhito-kun!" seru Erika.
Ryu Tatsuhito memiringkan sudut bibir kala menatap Hana yang tampaknya menahan rasa sakit luar biasa pada tengkuk. Tanpa ucapkan apapun, Hana mencoba 'tuk berdiri agar bisa melarikan diri. Namun, secara mendadak Ryu malah mendorongnya dan langsung menjambak rambutnya kasar. Hana membulatkan dua mata tatkala sang pemuda mengecup bibirnya tanpa peringatan.
Semula Hana coba memberontak sebisa mungkin, tetapi pemuda itu semakin memperdalam ciumannya. Erika dengan beberapa temannya merekam Ryu dan Hana seraya udarakan tawa seakan ini merupakan hal seru. Setelah mereka mendokumentasikannya, kemudian Hana ditarik paksa oleh beberapa teman Erika untuk dibawa menuju salah satu kelab malam di sana. Hana rasanya ingin mati apabila harus menghadapi ketakutannya sendirian.
"Aku sudah mengirim video tadi kepada Cobra-kun, bahkan juga di media sosial. Sekarang Hana adalah seseorang yang harusnya orang-orang pandang rendah," ucap Erika dengan lontaran tawa puas yang entah sampai kapan akan terus mengganggu Hana.
"Memangnya kau menulis apa pada caption-nya? Akan menjadi hal indah manakala mereka menganggap Hana adalah jalang murah yang mengajak seorang pemuda untuk berciuman. Sudah pasti dia langsung dikenal sebagai seorang perempuan murahan. Ya ampun, mengapa tak muncul dari dahulu ide bagus ini, sih? Mungkin saja Hana sudah membusuk di kuburan." Salah satu teman Erika menyahut dengan nada bicara yang menyebalkan.
Hana mengalihkan pandangannya pada setiap orang di salah satu ruangan kelab malam yang dipesan mereka. Tak lama kemudian datanglah seorang pemuda dalam keadaan mabuk yang langsung menghampiri dirinya sembari tersenyum lebar seolah ia adalah sasaran empuk 'tuk dimangsa. Hana menjauhkan tubuhnya, tapi pemuda itu malah mencekal kedua lengannya sebelum mencium bibirnya dengan kasar. Senyum puas diulaskan oleh Erika tatkala merekam kegiatan Hana bersama pemuda itu, temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗦𝗘𝗡𝗔𝗡𝗗𝗜𝗞𝗔
FanfictionHana mau tak mau harus pindah sekolah ke Akademi Housen setelah dituduh merundung teman-temannya. Namun, siapa yang mengira di sanalah dia mulai mengalami banyak kejadian, termasuk berurusan dengan Kuryu Group dan mengetahui masa lalu tentangnya. ©...