Mereka lantas berlari menghampiri gedung sekolah yang setengah roboh itu untungnya gedung itu tidak semua bagian roboh dan lebih untungnya lagi adalah ledakan itu tidak sampai pusat kota jika sampai sana bisa bisa menggemparkan satu kota, ya walaupun pasti terdengar suara ledakannya.
Runa berlari sangat kencang menuju reruntuhan gedung sekolah itu dengan teliti ia melihat sekelilingnya banyak orang disana namun orang yang ia cari tidak kunjung di temukan, di bantu oleh Draka kakaknya mereka berdua berpencar mencari keberadaan ayah mereka.
"Ayah!" teriak Runa
"Ayah! Ayah diamana?" disusul dengan teriakan Draka
"H-hah? k-kak Zeno?" ujar Runa terkejut dengan apa yang dilihat oleh kedua matanya, gadis itu melihat kondisi kak Zeno yang terbujuk lemas dan berlumuran darah dimana mana
"Kak Zeno are you okey?" tanya Runa
"I'm ok...okey" jawab Zeno lemah
"Zeno, bagaiamana bisa ini terjadi pada mu?" tanya Draka
"Entahlah, kejadiannya begitu singkat!" jawab Zeno lemah
"Kondisi mu mulai melemah Zeno, bertahan lah aku akan menghubungi seseorang!" ujar Draka sambil menghubungi orang kepercayaannya
"Hallo?"
"Hallo, sore bos ada yang bisa saya bantu?" ujar seseorang dari sebrang telpon
"Ya ada, aku mau kau bawa semua anak buah ku pergi ke The Shooting School untuk menjemput para korban ledakan dan jangan lupa sediakan ambulans juga!"
"Baik bos, beberapa dari kami meluncur ke lokasi!"
"Bagus, cepatlah!"
"Baik bos!"
Tut....
Sambil menunggu bala bantuan tiba mereka berdua mencari lagi para korban yang tertimpa reruntuhan, mereka masuk ke dalam gedung sekolah yang kemungkinan besar ada korban di dalam sana dan benar saja ada beberapa korban di sana dengan cepat mereka membantu mengeluarkan mereka dan membawanya ke tempat yang lebih aman.
Setelah proses efakuasi selesai mereka berdua kembali mencari keberadaan sang ayah yang entah dimana sekarang, mereka terus mencari dan mencari sampai ke celah celah kecil namun tidak ada tanda tanda sang ayah.
"Kak, Runa cape istirahat dulu ya" ujar Runa sambil mendudukan dirinya dan menyandarkan tubuhnya pada dinding tembok setemgah rapuh.
"Iya, aku pergi ke sana dulu!" ujar Draka dengan berjalan mencari korban lainnya
Secara tidak sengaja kedua mata gadis itu menangkap sebuah lengan yang berlumuran darah dan tertimpa bangunan yang runtuh, kemudian ia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati lengan tersebut semakin mendekat keringat yang mengalir mulai deras membasahi dahinya.
"Ayah!" teriak Runa
"Ayah, bangun yah bangun ayah!" lanjutnya sambil menyingkirkan beberapa reruntuhan bangunan yang menimpah ayahnya itu
"Runa, ada apa?" tanya Draka dengan menghampiri Runa
"Ayah kak!" ujar Runa. "Bantu aku menyingkirkan reruntuhan ini!"
"Baiklah" ujar Draka membantu Runa menyingkirkan puing puing bangunan sekolah.
Setelah selesai Runa langsung menjatuhkan tubuhnya di samping sang ayah yang terbujuk kaku dan lemah tak berdaya.
Dengan berlinang air mata Runa berusaha untuk membangunkan sang ayah yang entah kondisinya pingsan atau sudah tidak ada yang pasti Runa berusaha membangunkan ayahnya.
"A-ayah, ja-jangan tinggalkan aku yah hiks.......hikss.......Ayah bagun yah bangun" ujar Runa berlinang air mata sambil mengguncangkan tubuh ayahnya itu
"B-an-gun yah, Runa ti-tidak mau....k-kalo ayah hikss....p-pergi se-sekara-ng hisk....ayah bangun pliss" isak Runa sambil memeluk ayahnya itu
"Jika ayah pergi secepat ini hiks....siapa yang mengajariku?" ujar Runa. "Ayah adalah satu.....satunya pahlawan dalam hidupku ayah tolong bangun!"
"Ga-gadis cantik a-ayah ko na-nangis?" tanya ayahnya yang mulai sadar sambil mengusap air mata yang membasahi pipi Runa
"H-hah? a-ayah?" ujar Runa terkejut
"A-ayah tidak akan ti-tinggalin ka-kamu nak, kamu....adalah satu satunya pu-putri ayah jadi Runa....jangan menangis ya!, ayah baik baik aja" jawab Ayah sambil mengusap air mata yang mengalir di wajah anak gadisnya itu.
"Hiks....ayah" ujar Runa kemudian ia memeluk erat tubuh sang ayah
"Permisi bos, semua korban sudah di efakuasi ke rumah sakit termasuk Zeno" ujar Erlan oramg kepercayaan Draka.
"Eh? kapan kau datang?" tanya Draka membalikan badannya.
"Tadi bos!" ujar Erlan. "Ada lagi yang harus ku kerjakan bos?"
"Sepertinya tidak ada" ujar Draka. "Kalian bawa mereka semua ke Rumah sakit dan siapkan sati mobil untuk ku!"
"Baiklah" ujar Erlan kemudian lelaki itu pergi meninggalkan bosnya
-------------------
Setibanya di rumah sakit para korban langsung di tangani oleh para dokter termasuk ayah Runa dan Draka pria itu sekarang berada di ruang ICU dan keadaan mereka semua dalam kondisi kritis, semua anggota lainnya hanya bisa mendoakan agar para korban cepat pulih.
Hari pun semakin malam dengan jam menunjukan pukul delapan, namun keadaan di rumah sakit ini cukup ramai sampai banyak orang yang keluar masuk rumah sakit entah itu untuk menjenguk atau hanya sekedar berobat saja.
Runa dan Draka duduk termenung tidak mengobrol satu sama lain mereka hanya fokus menunggu kabar bagaimana kondisi ayah mereka, berbeda dengan Draka walaupun ia menunggu kabar yang bahagia datang tetapi lelaki itu juga fokus tertuju pada ponsel yang ia pegang.
*Kruk kruk kruk*
"Runa? kamu lapar?" tanya Draka dengan mengalihkan pandangannya
"Bisa dikatakan ya" ujar Runa. "Tadi Runa belum sempat makan"
"Pantas saja, yaudah aku beli makanan dulu ya" ujar Draka beranjak dari tempat duduknya
"Iya, jangan lama lama ya!" ujar Runa
"Tidak akan" jawab Draka. "Satu lagi kamu jangan kemana mana tetap disini paham?"
"Ya aku paham" jawab Runa
"Bagus" ujar Draka kemudian lelaki menghilang di balik tembok dinding
*To Be continue......
Gimana guys ceritanya?, maaf ya kalo ga nyambung hehe😄🙏
Jangan lupa vote!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Organization
ActionRuna & Davin (Series) #seris 1 Punya rasa keingin tahu yang tinggi? Dan cuek dengan orang baru terutama laki laki? Bagaimana bisa? Ya itu dia gadis bernama Runa dia adalah gadis yang pendiam namun ia bisa asik jika orang tersebut tepat untuknya, di...