Keempatnya kali ini benar benar terjebak tidak bisa melarikan diri, walaupun bisa itu juga haru mengalahkan Draka terlebih dulu tapi itu menjadi hal tersulit bagi Runa.
Mereka semekin terdesak tidak ada pilihan lain lagi selain bertatung, yang Runa khawatir kan saat ini adalah jika saja kakaknya itu sampai mengetahui jika adiknya lah yang mencuri bisa gawat dan tali persaudaraan akan terputus itu lah yang di khawatir kan Runa.
"Menyerahlah dan serahkan Megachips itu atau lawan kami yang jumlahnya lebih banyak!" ujar Draka dalam posisi siap.
Runa menoleh ke arah sampinya dilihat jika Laura telah memberikan kode pada dirinya.
"Tidak perlu basa basi!" ucap Runa memulai pertarungan.
Pada akhirnya mereka bertarung satu lawan satu yang melawan Draka tentu saja Runa, sebenarnya dalam lubuk hati gadis itu tidak tega untuk menghajar kakak kandungnya itu tapi tidak ada pilihan lain lagi.
"Habisi mereka semua!" perintah Draka.
"Sial, kenapa aku sangat gemetar" gumam Runa menangkis pukulan Draka.
Dari sudut lain terlihat jika beberapa anak buah Draka telah tumbang di tangan Erlan dan Davin, berbeda dengan Laura gadis itu justru menyerang secara brutal sampai sampai membuat percikan darah di dinding.
"Psikopat!" tukas Erlan dengan menggelengkan kepalanya.
"Cih! Sudah diam lah, urus saja mereka!" jawab Laura terus fokus pada apa yang sedang di lakukannya.
Bruk!!
Tiba tiba pintu masuk besi itu hancur berkeping keping dan membuat debu menjulang ke langit langit ruangan dan memenuhi ruangan itu, melihat ada celah untuk kabur dengan cepat Davin menarik tangan Laura kemudian mengajak gadis itu keluar dari ruangan tersebut begitu pula dengan Erlan yang menarik tangan Runa untuk keluar.
Setelah berhasil keluar mereka langsung di sambut oleh Fahri dan Farhan kemudian mereka berlari bersama untuk keluar dari markas tersebut.
Dari arah belakang terlihat jika Draka dan sisa anak buahnya mengikuti Runa yang tengah berlari menuju sebuah lift.
"Jangan biarkan mereka lolos!" pekik Draka mengejar.
Laura menoleh ke belakang, terlihat jika Draka semakin mendekat ke arah mereka dan tiba tiba saja semua alarm markas itu berbunyi dan membuat beberapa penjaga lainnya berhamburan keluar dan mencegat mereka dari segala sisi pada akhirnya mereka pun di kepung.
"Mau kemana lagi kalian, cepat kembali Megachips itu, hahaha!" ucap Draka tertawa jahat.
"Duhhh gawat!" gumam Laura panik.
Draka berjalan mendekati keenamnya sambil menodongkan senjata api pada mereka dan membuat bulu kuduk semuanya bergidik.
"Cepat!, serahkan itu!" ujar Draka menodongkan senjata api pada kepala Runa yang memegang Megachips.
Draka tidak mengetahui jika yang berada di hadapannya itu adalah adik perempuannya, ujung senjata api itu tepat berada di hadapan wajah Runa dan membuat gadis itu bergidik takut jika sampai Draka menekan pelatuknya maka timah panas akan tepat mengenai kepalanya.
"Maaf, semuanya sistem keamanannya tiba tiba error dan sulit ku kendalikan maaf semuanya!" ujar Mia melalui earpone-nya.
"Ya tidak apa, tapi setidaknya kau punya rencana agar kita semua bisa selamat!" jawab Fahri melalui earponenya.
"Pasti selalu ada!" ujar Mia.
Draka mulai menarik pelatuk senjata api tersebut dan membuat Runa semakin ketakukan bahkan keringatnya mulai bercucuran di pelipis gadis itu.
"Lompat!" ujar Mia melalui earponenya.
"Lompat? Kau gila Mia!" celutuk Lauran dengan nada tinggi.
Doar!
Draka melepaskan tembakannya ke arah samping dan membuat keenamnya terkejut, kemudian Draka melirik ke arah Laura yang menyebutkan nama Mia. Seketika ruangan menjadi hening tanpa suara sedikit pun.
"Apa kau bilang Mia tadi?" ujar Draka menatap Laura dengan tatapan tajam.
"Sial Laura!" gumam Davin.
Wajah Laura terlihat polos ia melirik ke sekeliling dan melihat jika teman temannya itu menatap dirinya dengan tatapan sinis.
"M-maksud ku Maya!" ujar Laura mengelak.
"Tidak, yang aku dengar tadi Mia bukan Maya" ujar Draka. "Siapa kalian sebenarnya hah!"
Erlan memberika kode pada Davin kemudian lelaki itu memberi kode tersebut pada Runa dan bisa dipahami dengan baik oleh gadis itu.
"Aku tau ini cukup mencurigakan kak tapi maaf kami terpaksa melakukan ini!" jelas Runa dengan membuka penutup wajahnya yang di ikuti oleh teman teman yang lainnya.
Draka tercengang "Runa!" ujar Draka kedua mata lelaki itu mebelalak tak percaya jika orang yang mencuri Megachips itu adalah adik perempuannya sendiri.
"Kenapa kamu melakukan ini?" tanya Draka.
"Maaf kak, Aku terpaksan karena Megachips ini sangat di perlukan oleh kami maka dari itu aku mencurinya kak, dan satu hal lagi maaf aku mengecewakan kakak!" jelas Runa penjang lebar.
"Runa?" ujar Henry yang berada di belakang Draka.
"Ayah!" ucap Runa dan Draka serentak.
Sontak saja anak buah Draka dan penjaga lainnya membuka jalan untuk bos besarnya itu, kemudian pria itu berjalan mendekati Runa dengan tatapan tajam.
"Aku kecewa dengan mu na!" ujar Henry.
"Satu kata dari ku yah, maaf!" jawab Runa tertunduk.
Adu argumen pun terjadi anatara Runa dan Henry mereka saling membalas perkataan satu sama lain.
Melihat ada kemungkinan untuk kabur dengan cepat Laura memberikan kode pada Davin yang tepat berada di belakang Runa.
"Jika ayah tidak suka dengan cara tidak apa karena aku telah memilih jalan ku sendiri yah!" jelas Runa.
"Sudah ayah katakan, ayah tudak tau apa apa tentang kejadian tiga tahun lalu apa kamu tidak mempercayai ayah mu ini?" ucap Henry memegang tangan anak gadisnya itu.
"Tidak!" celetuk Runa menghempaskan tangan Henry dan membuat pria itu terkejut.
"Ayah tidak mau menyakiti mu na, cepat kembalikan Megachips itu secara baik!" perintah Henry.
"Bagaimana kalo aku tidak mau yah?" ujar Runa. "Apa yang akan ayah lakukan pada ku?"
Terlihat emosi di wajah Henry mulai terbentuk dan pria itu sepertinya menahan amarah saat berbicara dengan Runa.
Terlihat jika Henry mengeluarkan senjata api miliknya dari balik jas dan menyimpan senjata itu di samping kanan.
"Lompat sekarang!!" ujar Mia melalui earpone-nya.
Semuanya terbungkam dan Farhan terlihat melihat ke arah jendelan kemudian melirik ke bawah dan di luar sana sudah ada beberapa motor dan mobil yang terparkir.
"Kalian memakai parasutkan, aku bilang lompat cepat!" ujar Mia melalui earpone-nya
Mereka pun lupa jika masing masing dari mereka itu memakai tas parasut.
"Maaf tuan jika berkenan kami ada satu permintaan!" ujar Davin dramatis.
"Apa itu?"
"Lihat disana!" sahut Davin menujuk ke arah lorong.
Prang!
Kaca jendela pecah di terobos oleh keenamnya dan membuat Henry serta Draka terkejut dengan tindakan yang di lakukan Runa berserta keenam temannya itu, melihat kejadian tersebut membuat Henry bergegas menuju jendela dan melihat jika Runa ikut terjun dari ketinggian.
"RUNA!!" teriak histeris Henry.
*To Be Continue.....
Maaf guys kalo cerita chapter 42 ini engga nyambung, semoga kalian suka!
Jangan lupa vote and comment!
Suport aku juga ya biar makin semnagt nulisnya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Organization
ActionRuna & Davin (Series) #seris 1 Punya rasa keingin tahu yang tinggi? Dan cuek dengan orang baru terutama laki laki? Bagaimana bisa? Ya itu dia gadis bernama Runa dia adalah gadis yang pendiam namun ia bisa asik jika orang tersebut tepat untuknya, di...