46 - Don't!!

5 4 0
                                    

Dari sekian banyak kargo di pelabuhan Runa dan kedua temannya belum bisa menemukan kargo yang mereka incar. Semua sudah berkumpul di pelabuhan dan waktu menunjukkan pukul sepuluh siang namun mereka belum menemukan katgonya.

Karena lelah akhirnya mereka pun beristirahat sejenak, sambil mengobrol serius satu sama lain. Di tengah obrolan yang penting itu mereka di datangi oleh dua orang pria asing bertubuh besar.

Melihat kedua pria itu mendekat membuat Runa dan teman temannya bersiaga, kedua pria itu semakin mendekat ke arah mereka.

"Hai, apa yang kalian semua lakukan di sini, tempat ini berbahaya!" ujar Pria itu.

"Siapa kalian!" celetuk Mia

"Nama ku Alexs dan dia teman ku namanya Vixtor" jawab Alexs sambil memperkenalkan dirinya.

"Hai!" sapa Vixtor ramah.

Runa dan teman temannya hanya saling menatap satu sama lain, seolah memikirkan hal yang sama kemudian tidak lama dari itu Alexs kembali membuka suara.

"Apa yang kalian cari disini?"

Laura menoleh ke arah Runa lalu menjawab pertanyaan Alexs. "Kami mencari sebuah kargo bernomer 884"

"Omong omong, apa kalian pekerja di pelabuhan ini?" celetuk Runa

Vixtor menoleh ke arah Runa lalu ia membuka suara. "Ya, kami pekerja di sini dan kami tidak sengaja melihat kalian dari kejauhan"

"Kargo 884 sepertinya ada di sebelah sana, mari ikuti aku!" ujar Alexs berjalan terlebih dahulu dan di ikuti yang lain

Setibanya di tempat itu Runa dan teman temannya di buat heran karena mereka seperti masuk ke dalam sebuah ruangan yang di penuhi oleh kargo kargo kosong dan mereka juga di kelilingi oleh kargo yang bertumpuk.

Runa berhenti berjalan. "Permisi, apa kau benar benar tau letak kargo itu?" tanya Runa.

Alexs berhenti berjalan kemudian ia tertawa lalu ia membalikkan tubuhnya dna menatap Runa serta teman temannya dengan tatapan sinis.

"Vixtor, tutup jalan keluar mereka!" pekik Alexs membuat semuanya terkejut sekaligus heran.

"A-apa yang kau mau!" ujar Farhan mengeluarkan senjata apinya.

Alexs bertepuk satangan sambil berjalan mengelilingi Runa dan teman temannya, lalu ia berhenti tepat di hadapan Runa dan menyunggingkan senyuman smiriknya.

"Ayah mu menyuruhku untuk menghabisi nyawa mu dan sekarang kalian masuk ke dalam perangkap ku, hahahaha!" ujar Alexs tertawa kejam.

"Sial, mereka menipu kita" monolog Laura sambil mengeluarkan sebilah pisau.

"Keluarlah para rekan rekan ku!" pekik Alexs

Kemudian mereka keluar dari tempat persembunyiannya, merrka berjumlah sekitar lima puluhan orang dan merrka membawa senjata yang sangat banyak.

"Kita bisa mati kalo begini ceritanya!" monolog Fahri khawatir.

"Habisi mereka!" perintah Alexs

Baku tembak pun terjadi mereka saling menyerang satu sama lain walaupun jumlahnya lebih banyak tapi Runa yakin jika ia dan teman temannya bisa menang.

Satu persatu rekan Alexs tumbang dan seperti biasa Laura menghabisi orang orang itu dengan brutal tanpa belas kasihan sama sekali.

Berbeda dengan Farhan lelaki itu justru sangat santai saat menghadapi serangan orang orang itu bahkan wajahnya terlihat tenang dan rileks.

"Han!, bisa kau membantu ku!" ujar Fahri kewalahan melawan mereka semua.

"Maaf aku sedang sibuk!" ujar Farhan. "Kau urus saja mereka sendiri ya!"

"Woy, ayolahhh!" pekik Fahri. "Tega sekali kau!"

"Hanya bercada!" ujar Farhan kemudian ia menghajar orang orang itu bersama dengan Fahri.

Brukk!

Tubuh Mia di hempaskan pada kargo dan membuatnya tergeletak lemah tak berdaya, melihat hal itu membuat Runa dan Laura terkejut.

"Mia!"

"Sial, bajingan kau!" pekik Laura penuh amarah lalu ia menebas kepala Vixtor.

Runa menatap ke arah sekelilingnya ia rasa pertarungan ini tidak henti henti, bahkan ia sudah lelah dan tidak kuat lagi untuk berdiri nafasnya sangat terengah engah namun ia harus terus berusaha melawannya.

"Apa kau sudah menyerah?" ujar Alexs di hadapan Runa.

"Hah, menyerah? Aku tidak mengenal kata menyerah!!" jawab Runa lalu ia bangkit dan menghajar Alexs.

Prang!!

Senjata Runa terhempas jauh dan dirinya kini jatuh tengkurap lalu ia merasa jika di leher kanannya ada sebuah benda tajam, karena ia bisa merasakan dingin dari benda itu.

Semuanya terpaku tidak bergerak di saat Erlan mengarahkan belatinya di leher kanan Runa dan hal itu membuat Fahri, Farhan, Davin, Laura dan Runa terkejut.

"Erlan!"

"Apa yang kau lakukan itu hah!" pekik Fahri tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Alexs bangkit dan berdiri kemudian ia menatap ke arah Erlan yang tengah mengarahkan belati nya itu.

"Habisi dia!" ujar Alexs dengan kondisi tubuh penuh luka.

"Apa?!" ujar Erlan dan teman temannya terkejut.

"Aku sudah muak dengan mereka yang ingin mengembali kan semuanya, seharusnya ia di bawa ke hadapan Henry tapi aku sudah muak dengannya, Habisi dia!!" perintah Alexs dengan penuh amarah.

Davin berlari ke arah Erlan namun sebuah peluru mengenai kaki kanannya.

"Arkhh!!, Jangan Lan!, apa kau sudah lupa dengan semua yang telah kita lalui bersama?" ujar Davin. "Dan sekarang apa kau akan menghabisi nyawa teman mu sendiri?, aku mohon jangan Lan!!"

"Pikirkan kembali, aku tau kau masih berpihak pada kami!" celetuk Farhan.

Erlan terdiam sejenak kemudian ia membuka suaranya. "Maaf semuanya, aku terpaksa harus melakukan ini!, hiyaaa!"

"RUNA!!" teriak histeris Davin dan teman temannya bersama.

*To Be Continue....

Secret OrganizationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang