28 - Unforeseen Events

19 3 0
                                    

Diana seketika itu juga menangis air matanya terus mengalir dengan deras tak henti hentinya ia menagis sampai sampai membuat Naura dan Citra kewalahan untuk menenangkannya.

Runa yang melihat kajadian itu sungguh tidak enak hati pada Diana, Runa yang masih berdiri di samping motor terus melihat ke arah ketiga temannya itu Runa merasa bahwa perbuatannya kali ini benar benar keterlaluan.

Dengan penuh rasa kasihan Runa pergi menghampiri Diana yang tengah menangis tak henti hantinya kemudian gadis itu mendudukan dirinya di samping Diana dan merangkul pundak temannya itu.

"Sudahlah jangan menangis" ujar Runa. "Sepertinya aku keterlaluan mengancamu"

"Tidak hiks.....aku lah yang hiks....keterlaluan hiks....a-aku pantas mendapatkan ini hiks..." isak Diana

"Tidak kamu tidak keterlaluan, aku lah yang keterlaluan aku terlalu menekan mu dan membuatmu menjadi putus asa seperti ini, seharusnya aku tidak melakukan ini pada mu" ujar Runa. "Dan bisakah kau menatap wajah ku?"

Dengan berlinang air mata Diana memberanikan diri untuk menatap wajah Runa yang berada di sampingnya itu.

"Dengarkan aku, aku tidak akan memberitahu hal ini kepada ayahku dan kamu masih bisa hidup dengan tenang" ujar Runa. "Satu hal lagi aku sudah memaafkanmu dari lubuk hatiku yang paling dalam dan aku harap ini bisa membuat mu sedikit tenang"

"Apa kau hiks....serius aku sudah menamparmu hiks....dengan keras sampai membuat hiks...pipi mu merah begitu hiks...." isak Diana

"Ya aku serius" jawab Runa

Seketika air mata Diana pecah sudah tidak terbendung semuanya, ia merasa bahwa dirinya adalah orang yang sangat beruntung ia sudah pasrah jika ia harus di bunuh oleh ayah Runa bahkan dirinya sudah memasrahkan sepenuhnya kepada Tuhan.

Tapi sepertinya takdir berkata lain walaupun Runa seperti itu ternyata dia masih memiliki sifat penyayang dan mempunyai belas kasian kepada orang lain, seketika itu juga Diana memeluk erat tubuh Runa begitu pula dengan Runa yang memeluk Diana dengan penuh kehangatan.

"Sudah kamu jangan menangis lagi" ujar Runa. "Aku tidak mau melihat mu menangis lagi dan aku juga minta maaf perbuatan ku keterlaluan"

"Iya tidak apa hiks....aku juga minta maaf hiks....telah menamparmu tiba tiba hiks...awalnya aku kecewa dengan mu hiks....karna kamu hiks....adalah kekasih dari Kak Davin hiks....jujur aku suka dengan Kak Davin hiks....tapi rasa suka ku sudah tidak ada jadi hiks....Kak Davin sekarang hiks...sepenuhnya milikmu Runa" isak Diana

"Tidak apa, suka itu wajar" ujar Runa

"Keterlaluan kamu Davin, awas aja kamu ya!" batin Runa

Kemudian Naura dan Citra memeluk mereka juga seketika rasa kasih sayang dan kehangatan mulai terbentuk di antara mereka, sekarang tidak ada lagi yang menghalangi persahabatan mereka dari awalnya yang canggung dan ragu sekarang sudah dekat satu sama lain.

"Baiklah sudah sore kalo begitu aku pulang dulu!" ujar Runa berpamitan kepada ketiga temannya itu

"Iya hati hati" ujar Naura

Kemudian Runa menaiki motor Davin dan memakai helm yang di berikan lelaki itu padanya.

"Kak Davin jaga Runa baik baik ya!!" teriak Diana

"Iya Kak jaga Runa, suatu saat nanti pasti dia di incar seseorang!" timpal Citra berteriak

"Tentu aku akan menjaga nya, dan maaf atas berbuatan ku tadi!" ujar Davin berteriak

"Tidak apa, mari kita lupakan semuanya!" teriak Diana

Tidak lama setelah itu motor tersebut melesat dengan cepat sampai tidak terlihat lagi plat nomornya.

Secret OrganizationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang