36 - Chaos!

6 4 0
                                    

Bukannya takut dengan ancaman itu, justru Davin malah lebih nekat ia berjalan mendekatkan dirinya pada gadis dihadapannya, dan membuat Runa berjalan mundur secara perlahan.

Bagian punggung Runa terasa sudah menyentuh sebuah meja ia merasa jika dirinya sudah tersudut dan saat ini ia benar benar takut sekaligus gelisah, berbeda dengan Davin lelaki itu justru terus menatap Runa dengan lekat.

Tiba tiba saja Davin mendorong tubuh Runa pada dinding dan membuat gadis itu bergidik ketakutan, jarak di antara mereka sangatlah dekat bahkan Runa bisa merasakan deru nafas Davin. Tubuh Runa benar benar sudah terkunci ia tidak bisa keluar dan tidak bisa memberontak ia hanya bisa meratasi nasibnya.

"Kau begitu indah saat ini!" ujar Davin tidak melepaskan tatapannya.

"Menyingkirlah!, nanti aku akan terlambat masuk kelas!" jawab Runa berusaha untuk menyingkirkan salah satu lengan lelaki itu.

"Kau gila!, apa kau tengah mabuk hah!?" suara Runa mulai meninggi tapi ia tidak berani menatap balik wajah lelaki itu.

"Tidak, aku dalam kondisi normal" jawab Davin lalu ia mengangkat dagu Runa agar gadis itu balik menatap wajahnya.

Runa mengikuti apa yang di lakukan lelaki itu dan kini kedua saling bertatapan satu sama lain.

Waktu terasa begitu lama ingin sakali Runa segera keluar dari posisinya saat ini namun entah mengapa lama kelamaan ia malah semakin nyaman dengan posisi tersebut.

Davin mulai mendekatkan wajahnya pada wajah gadis di hadapannya itu, hal itu membuat pikiran Runa bergerak liar.

Tiba tiba saja satu ciuman mendarat di bibir Runa dan membuat gadis itu benar benar terkejut, namun bukannya menghindar Runa justru malah membalas ciuman tersebut, entah mangapa hal itu membuat Runa sulit untuk menolaknya dan kemudian keduanya terlihat begitu lengket satu sama lain.

--------------

Shooting School - 7.38 am.

Jam menunjukkan pukul setengah delapan dan ini sudah waktunya untuk gerbang sekola di tutup, untung saja Runa datang tepat pada waktunya dan kini ia sedang menungu Davin memarkirkan kendaraannya.

"Pada jam istirahat jangan lupa kau untuk datang ke perpustakaan!" ujar Davin sambil membuka helm yang ia kenakan.

Runa hanya mengangguk sebagai jawaban kemudian ia memberikan kotak hitam yang di pegangnya itu pada Davin. Lalu mereka berdua berjalan memasuki bangunan sekolah itu.

"Apa yang kau bawa di dalam kotak itu?" tanya Runa.

"Ini hanya sebuah USB dan chips yang kita miliki, jika aku membiarkan kedua benda ini di simpan di markas Venzor aku rasa itu tidak aman!" jawab Davin menjelaskan.

Runa meilirik jam di tangan kirinya. "Baiklah, kita pisah disini dan jangan lupa nanti kau antar aku ke kantor kak Draka!"

"Baik, siap nona!" ujar Davin tersenyum hangat.

Kemudian keduanya pergi menuju ruangan mereka masing masing. Dan tibalah Runa di depan kelasnya tanpa berlama lama ia melangkah masuk ke dalam kelas itu namun ia di buat terkejut dengan ketiga temannya yang mengagetkan dirinya.

"Jezz....untung saja aku tidak punya penyakit jantung!" ujar Runa kemudian ia menatap ketiga temannya secara bergantian.

"Maafkan kami, oh iya kenapa kau datang terlambat?" tanya Citra heran.

Runa berjalan menuju tempat duduknya dan menyimpan tas yang ia bawa lalu ia kembali menghampiri teman temannya.

"Ada sedikit masalah tadi" jawab Runa tersenyum simpul.

Secret OrganizationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang