40 - Will Happen Again

7 4 0
                                    

Keadaan di belakang halaman sekolah benar benar sepi tidak ada siapa pun di sana bahkan tidak ada suara sedikit pun hanya terdengar hembusan angin saja. Sedikit heran karena tidak ada siapa siapa, sedangkan Runa melihat jelas jika orang tersebut pergi menuju halaman belakang sekolah.

Dicari kesana kemari hasilnya tetap nihil tidak ada siapa pun selain dirinya di sana, dengan perasaan takut dan khawatir Runa pun segera meninggalkan halaman belakang sekolah dan kembali lagi ke kelas latihannya.

"Runa!"

"Jezz....astaga Davin!, kau mengangetkan ku!" ujar Runa terkejut dan hampir memukul. "Sedang apa kau disini?"

"Mengikuti mu!" jawab Davin singkat.

Runa menyercitkan halisnya bingung. "Mengikuti ku?, untuk apa?"

"Tadi, kau tiba tiba keluar dari kelas latihan tanpa meminta izin terlebih dahulu, karena penasaran aku mengikutimu sampai kesini!" Davin menjelaskan.

Runa mengangguk paham. "Maaf ya, habisnya tadi aku liat orang mencurigakan jadi tanpa pikir panjang lagi aku ikuti orang itu, tapi tadi aku cek tidak ada siapa siapa"

Davin menarik tangan Runa secara tiba tiba dan membuat gadis itu terpaksa mengikuti langkah Davin.

"Kita kembali ke kelas, jika tidak nanti aku bisa kena  sanksi" ujar Davin sambil menarik tangan Runa.

"Sanksi?"

"Rumit jika harus di jelaskan!" jawab Davin.

Selang beberapa menit mereka pun sampai di kelas latihan, di saat Davin membuka pintu kedua matanya langsung membelalak melihat kondisi di dalam ruangan itu yang porak poranda dan para murid semuanya dalam kondisi diikat.

Melihat hal itu membuat tubuh Runa dan Davin membeku tidak bergeming sedikut pun. Seketika terlihat Naura keluar dari dalam toilet dengan kondisi penuh luka di sekujur tubuhnya. Menyadari jika Naura dalam kondisi seperti itu, dengan cepat Runa manghampiri Naura.

"Nau!, apa yang terjadi disini?" ujar Runa. "Da-dan kau kenapa bisa seperti ini hah?"

Naura menjatuhkan tubuhnya. "Ta-tadi a-a-ada se-sekelompok or....orang menyelinap ma-masuk ke si-sini, dan orang.....itu ti-tiba tiba mengha-hajar ka-kami se-semua!" jelas Naura terbata bata.

"Ciri cirinya gimana?" tanya Runa sambil menopang setengah tubuh Naura.

"Ya-yang satu tu-tubuhnya be-besar pa-pakai jaket hi-hijau dan sa-satunya lagi ber...tubuh keci ta-tapi tinggi dia pa-pakai ja-jaket biru, dan sebagian la-lainnya pa-pakai ba-baju hitam....hitam" jawab Naura.

Runa memandang sekilas area sekitar, memang benar disini sepertinya di sini sudah terjadi pertarungan hebat bahkan terlihat ada bekas lubang di dinding tembok akibat sebuah peluru dan ada juga beberapa anak panah berserakan di mana mana, tidak hanya itu bahkan ada sebuah belati yang masih tajam tergeletak di pojok ruangan.

"Aku rasa mereka menginginkan sesuatu dari kamu na!" ujar Davin sambil mengambil secarih kertas yang bertuliskan target selanjutnya.

"Aku?"

Davin mengangguk kemudian ia memberikan kertas itu pada Runa.

Kerta itu bertuliskan 'Target selanjutnya Runa Agatha Navarez di Shooting School'

"Jadi, orang yang ku liat tadi itu adalah orang yang mengintai aktifitas aku begitu?" ujar Runa menoleh ke arah Davin.

"Yap, sepertinya begitu" ujar Davin. "Dan kau harus tetap hati hati, musuh dulu telah muncul kembali, kita harus siap!"

Secret OrganizationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang