24 - Wounded

16 3 0
                                    

--------------

"Dimana ini?" ujar Runa. "tempatnya sangat asing bagi ku!"

"Runa!"

"Siapa itu?" ujar Runa. "Dimana kau?"

Runa terus menelisir ruangan yang ia lewati begitu suram bahkan ruangan terswbut minim cahaya dan lembab serta ruangan ini terlihat sudah usang bahkan sarang laba laba sudah memenuhi sudut sudut setiap ruangan.

"Suara siapa itu? Apa aku tidak salah dengar?" ujar Runa

Ia pun terus berjalan sambil melihat ke kiri dan kanan. Begitu banyak pintu sampai sampai ia bingung melihatnya.

"Ada apa ini? Dimana aku?" ujar Runa. "Bukankah tadi aku sedang berada di Village Nearon bersama Kak Draka dan Ayah? Kenapa tiba tiba aku ada disini?"

"Arrkhh!"

Seketika Runa berhenti berjalan saat ia mendengar suara teriakan yang begitu kencang.

"Teriakan siapa itu?" ujar Runa sambil menyipitkan matanya agar ia bisa melihat apa yang ada di hadapannya itu.

Ia melihat jika ada sebuah pintu kayu setengah terbuka tidak jauh di hadapannya. karena penasaran ia pun mendekati pintu tersebut dan mengintipnya.

"Tunggu siapa itu?" ujar Runa menyercitkan halisnya bingung sambil terus menyintip di balik pintu.

Tanpa pikir panjang gadis itu melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut secara perlahan lahan, semakin mendekat gadis itu melihat samar samar wajah seorang laki laki yang bersandar pada dinding bangunan, namun ia tidak pasti siapa itu karena wajahnya terlihat blur dan tidak jelas.

Runa berhenti tepat di hadapan laki laki yang entah siapa itu karena dirinya tidak bisa mengira dan menebak tubuh dari laki laki tersebut, karna sebagian besar tubuh lelaki itu bersimbah darah dimana mana. Bahkan darah tersebut berceceran di lantai kemudian Runa jongkok dihadapan lelaki itu.

"S-siapa ini?" ujar Runa. "Kenapa bersimbah darah sepert?"

Dengan ragu kedua tangan gadis itu perlahan lahan memegang wajah lelaki yang di penuhi darah itu, kemudian ia mengangkatnya secara perlahan agar Runa bisa melihat siapa dia. Namun alangkah terkejutnya saat wajah laki laki itu terlihat oleh kedua matanya gadis itu seketika mematung dan tidak bergeming sedikit pun bahkan rahangnya terbuka lebar saking terkejutnya ia tidak menyangkan lelaki itu adalah orang yang ia kenal.

"Davin?"

Runa masih terdiam dan tidak bergeming sedikit pun gadis itu hanya memandang wajah Davin dengan lekat. Tanpa sadar Runa meneteskan air matanya, tangan gadis itu terus memegang wajah Davin sambil mengusapnya dengan lembut. Ia tidak percaya jika temannya ini tewas secara tragis dan berlumuran darah dimana mana.

"Davin?" ujar Runa. "A-apa benar ini kamu?"

"Tidak!" teriak Runa
.
.
.
.
.

"Tidak mungkin!" teriaknya lagi

Prang!

"Hah?" ujar Runa

Seketika Runa terbangun dari tidurnya kemudian gadis itu duduk dan meneliti area sekitar dengan kondisi setengah sadar.

"Tunggu, aku di....kamar?" ujar Runa

"Morning!" ujar Draka sambil duduk di sofa yang sudah tersedia

"Kakak? Sedang apa kak Draka disitu?" tanya Runa

"Nunggu kamu sadar!" jawab Draka

"Aku?" ujar Runa. "Kenapa menunggu ku? Ada apa dengan ku? Apa yang terjadi?"

Secret OrganizationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang