30 - Running Aimlessly

11 3 0
                                    

Setelah dirasa cukup jauh dari ledakan gas merkuri tersebut mereka mendudukan diri mereka sambil mengatur nafas mereka yang terengah engah tadi.

Sungguh lelah apa lagi setelah baradu kekuatan dengan mereka, begitu lah yang di rasakan Mia dan Laura entah mengapa mereka sangat lelah bahkan sulit untuk berbicara.

"A-ada k-kah y-yang mem....membawa minum?" tanya Mia lelah sambil mengatur nafasnya.

"Tidak, untuk apa k-kita terburu buru tadi!" jawab Farhan sambil merebahkan tubuhnya di atas rerumputan hijau

"K-kalian semua tidak apa kan?" tanya Fahri

"Tidak, aku tidak apa!" jawab Erlan

"Ya aku juga" timpal Farhan

"Bagus, kalian berdua bagaimana?" tanya Fahri

"Aku baik baik saja" jawab Laura menatap ke arah Mia

"Apa aku?" ujar Mia. "Aku baik baik saja, hanya sedikit tergores!"

"Hah? Tergores?" tanya Fahri terkejut

"Ya, tapi tidak apa bisa kita obati nanti" ujar Mia. "Yang terpenting saat ini adalah Dicki, kita harus segera membawanya ke rumah sakit!"

"Jangan!" ujar Fahri, Farhan, dan Erlan bersama

"Kenapa?" tanya Mia

"Benar apa yang Mia katakan kita harus membawa dia ke rumah sakit jika tidak, kalian tau kan apa yang akan terjadi!" timpal Laura

"Ya kami tau" ujar Farhan. "Tapi jangan membawanya ke rumah sakit!"

"Kenapa? Ada apa di rumah sakit?" tanya Mia mengkerutkan dahinya bingung sambil menatap ketiga lelaki itu secara bergantian

"Susah di jelaskan" ujar Erlan. "Lebih baik kita bawa Dicki ke markas Venzor dan mengobatinya di sana!"

"Aku setuju!" ujar Fahri

"Aku juga" ujar Farhan. "Erlan, kalo begitu kau cari kendaraan agar kita bisa pergi dari sini!"

"Baiklah" ujar Erlan kemudian lelaki itu pergi dan mencari sebuah kendaraan yang bisa ia kemudikan

"Bertahan lah Dik!" ujar Fahri

----------------

Bar ini terlihat sangat sepi dan sunyi tidak ada pengunjung sejak tadi sudah sekitar dua jam Runa dan Davin menyamar sebagai pelayan bar.

"Sunyi sekali disini!" ujar Runa sambil membersikan meja

"Ya namanya juga bar terpencil sudah di pastikan sepi seperti ini" jawab Davin tidak jauh dari Runa

"Em....apa kita tidak berlebihan mengancam pria tua itu sepertinya beliau....ketakutan!" ujar Runa melihat ke arah pria tua tersebut

"Ku rasa tidak" ujar Davin. "Aku tidak berlebihan mengancamnya"

"Apa kau yakin?" tanya Runa

"Ya, yakin sekali!" jawab Davin

Tidak lama kemudian lonceng bar itu berbunyi dan masuk lah seorang pria betubuh besar sambil membawa senjata api laras panjang di tangannya dan pria itu mengarahkan senjatanya ke arah pria tua tersebut.

"Dimana mereka!" ujar Ramlan sambil mengarahkan senjata apinya pada kepala pria tua tersebut.

"S-siapa m-mereka?" tanya Pria tua itu ketakutan

"Seorang gadis dan seorang lelaki, yang memasuki bar ini" jawab Ramlan

"T-tidak a-ada siapa....siapa yang d-datang k-kemari s-sejak tadi....pagi!" ujar Pria tua itu gugup

Secret OrganizationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang