Jam menunjukkan tepat pukul delapan pagi kini waktunya untuk Runa dan teman temannya mengali informasi dari berbagai pihak, tugas ini di bagi menjadi tiga kelompok Erlan, Farhan pergi ke pusat kota, sedangkan Fahri dan Davin mereka pergi ke sisi lain kota serta untuk Laura, Mia dan Runa mereka pergi ke pelabuhan.
Mereka juga tidak lupa membawa earpone mereka masing masing agar mudah untuk berkomunikasi satu sama lain.
Misi ini pun di mulai ketiga gadis itu pergi ke pelabuhan mengnggunakan mobil sedangkan yang lain menggunakan motor yang ada di sana.
Sepanjang perjalanan Laura fokus pada jalanan, dan sebelum mereka pergi tadi mereka telah memalsukan plat nomor mobil tersebut.
Lampu lalu lintas berubah menjadi warna merah itu berarti tandanya mereka harus berhenti, di saat menunggu lampu berubah hijau Mia tengah mengotak atik laptopnya dan mencari tau kargo mana yang haru mereka bobol itu.
"Sudah bisa di lacak?" tanya Runa menoleh ke arah belakang.
"Belum masih ku coba" ujar Mia. "Jujur, sistem yang ada di kargo tersebut sulit untuk di retas"
Laura melirik arloji yang melekat pada tangan kirinya. Dilihatnya tertanya baru pukul delapan lebih tiga puluh menit.
Lampu berubah menjadi hijau dan kendara perlahan lahan melaju begitu pula dengan kendaraan yang di tumpangi oleh ketiga gadis itu.
Tiba tiba saja ada pesan masuk melalui ponsel Runa, dengan cepat ia membuka ponselnya dan melihat isi pesan tersebut.
'Aku sudah di pusat kota, tapi disini begitu sepi bahkan tidak ada seorang pun yang beraktifitas pagi hari ini, aku rasa ada hal yang aneh disini aku dan Erlan akan mencari apa masalahnya, selagi kami mencari kalian bertiga tetap hati hati di sana, jangan sampai lengah'
"Farhan, bilang di pusat kota sepi tidak ada aktifitas satu pun bahkan hampir tidak ada!" ujar Runa menoleh ke arah Laura.
"Benarkah, apa hari ini mereka libur bekerja?" tanya Mia dari arah belakang.
Runa berfikir dan berkata. "Aku rasa bukan karena itu"
"Lalu apa?"
Runa mengankat kedua bahunya pertanda jika ia tidak mengetahuinya.
Dari samping kiri mobil ada yang mengetuk ngetuk kaca mobil itu dan membuat Runa terkejut, dilihatnya jika ada dua orang yang menaiki motor itu dan orang di belakang itu terlihat membawa tongkat baseball.
"Ada apa?" tanya Laura melirik ke arah Runa.
"Entahlah, sepertinya mereka berusaha menghentikan kita" ujar Runa. "Jangan dengarkan apa pun dari mereka, tancap gas terus Lau!"
Laura mengangguk paham, kemudian ia melaju dengan kecepatan yang lebih tinggi dan meninggalkan orang tadi.
"Siapa mereka?" tanya Mia ikut panik.
"Mana aku tau, yang pasti mereka membawa tongkat baseball dan mereka juga memakai helm full face maka dari itu aku tidak bisa melihat wajahnya!" jawab Runa sambil mengotak atik kotak hitam yang ia bawa.
"Mia, di jok belakang apa ada peluru cadangan yang kau simpan?" tanya Runa menoleh ke arah belakang.
"Sebentar aku lihat dulu" ujar Mia lalu ia menoleh ke arah jok belakang dan mengambil peluru cadangan yang ada kemudian ia memberikannya pada Runa.
Dengan lihai Runa merakit senjata api yang ia bawa sebelumnya dan tidak lupa untuk mekaikannya peredam agar suaranya tidak terlalu keras.
Kali ini ada sekitar sepuluh orang yang mengejar mobil yang Runa tumpangi bahkan dari mereka ada yang membawa senjata api. Tiba tiba saja keringat mulai membasahi pelipis Laura tangannya seketika menjadi beku dan dingin.
"Lau, jangan tegang tetap fokus lau!" ujar Mia dari belakang.
Runa menoleh ke arah Laura lalu ia berkata. "Tenang saja, biar mereka aku yang urus dan kau fokus mengemudi saja!"
Kaca jendela mobil di buka oleh Runa lalu ia mengeluarkan kepalanya untuk melihat seberapa banyak orang yang membuntuti mobil ini.
Dirasa tidak cukup banyak akhirnya Runa mengelurkan tengah kanan lalu menembaki orang orang yang mengikuti mobilnya.
Baku tembak pun terjadi satu sam lain, orang orang itu kembali menembaki Runa walaupun gugup Laura masih bisa menghindari tembakan itu.
Doar!
Peluru yang Runa tembakkan berhasil mengenai bagian ban depan motor itu dan membuat motor tersebut tergelincir di jalanan dan mengenai dua pemotor lainnya.
Melihat hal itu Runa sedikit girang dan lega karena ia bisa mengatasi orang orang itu dan jumlah mereka semakin berkurang.
"Kargo terlacak!" seru Mia kegirangan.
"Bagus, melaju dengan kecepatan tinggi Lau!" pekik Runa sambil menembaki pemotor itu.
Mia segera mengambil senjata api yang ada di samping joknya kemudian ia membuka jendela mobil sebelah kanan dan membantu Runa menembaki orang orang itu.
Satu persatu dari mereka tumbang akibat terkena peluru Runa dan Mia, melihat ada kesempatan Laura pun tancap gas dan melaju cepat di jalanan yang tidak terlalu ramai itu.
Runa kembali masuk ke dalam mobil dan mengisi ulang peluru senjata api nya lalu ia kembali menembaki sisa orang orang itu.
"Pegangan, kita akan berbelok!" celetuk Laura memutar stir mobil ke arah kanan.
"Gila, Lau kau tidak aba aba dulu!" pekik Mia terkejut.
"Aku sudah bilang tadi!" jawab Laura.
Runa melihat jika orang orang yang mengejarnya tadi kini tertinggal jauh, akhirnya mereka bertiga merasa lega dan Laura sedikit menurunkan kecepatan mobilnya.
"Akhinya!" ujar Laura. "Jantungku tadi berasa hampir lepas!"
"Kau kira hanya kau saja, aku juga lah!" celetuk Runa menutup kembali kaca mobilnya.
Runa kemudian menoleh ke belakang melihat kondisi Mia, terlihat jika Mia begitu gemetar setelah menembaki orang orang tadi.
"Mia?"
"Ya, apa?" jawab Mia
"Kau baik baik saja?" tanya Runa yang terlihat khawatir dengan temannya itu.
Mia mengangguk sebagai jawaban kemudian ia berkata. "A-aku ba-baik, ha-hanya saja a-aku se-aedikit geme....gemetar!"
"Baiklah, cepat pulih kembali Mia!" ujar Runa kemudian ia kembali fokus depan.
Laura menghentikan mobilnya dan menoleh ke arah Runa yanf tengah memainkan pomselnya.
"Kita parkir kan mobil ini di mana?"
"Di sana saja!" jawab Runa menunjuk ke arah yang ia maksud.
Dengan cepat Laura memarkirkan mobil di tempat yang di maksud oleh Runa. Setelah memarkirkan mobil mereka bertiga keluar dari dalam mobil sambil membawa peralatan yang mereka perlukan.
"Kargo yang mana?" tanya Runa.
"A-aku tidak yakin, disini sangat banyak sekali kargo!" jawab Mia sambil melihat ponselnya.
"Coba kita ke sana!" ajak Laura.
Nada dering ponsel Runa seketika berbunyi dengan cepat Runa mengangkat panggilan telpon tersebut.
"Ya hallo, ada apa?"
"Aku menemukan sesuatu, disini aku dan Fahri menemukan sebuah kotak putih yang terkubur serta petunjuk jalan" ujar Davin dari sebrang telpon.
"Benarkah?, nanti aku dan yang lain menyusul kesana!"
"Jangan, biar aku yang menyusul kalian ke pelabuhan aku takut sesuatu yang buruk terjadi pada kalian bertiga!"
"Em....ya memang sudah terjadi, tapi tenang aku dan yang lain baik baik saja!"
"Apa?, tunggu kami akan kesana dalam waktu empat puluh menit!"
"Ba-baik lah!"
Panggilan tenpon pun berakhir kemudian Runa memasukkan ponselnya ke dalam tasnya kemudian mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka.
*To Be Continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Organization
ActionRuna & Davin (Series) #seris 1 Punya rasa keingin tahu yang tinggi? Dan cuek dengan orang baru terutama laki laki? Bagaimana bisa? Ya itu dia gadis bernama Runa dia adalah gadis yang pendiam namun ia bisa asik jika orang tersebut tepat untuknya, di...