47 - Yeah!

6 4 0
                                    

"Pikirkan kembali, aku tau kau masih ada hati!" celetuk Farhan.

Erlan terdiam sejenak kemudian ia membuka suaranya. "Maaf semuanya, aku terpaksa harus melakukan ini!, hiyaaa!" ujar Erlan mengayunkan belati nya.

"RUNA!!" teriak histeris Davin dan teman temannya bersama.

Gebruk!!

Erlan terhempas jauh dan membentur kargo, membuat dirinya tergeletak lemah tidak berdaya.

Melihat hal itu membuat Davin dan teman temannya terkejut dengan apa yang mereka lihat barusan bahkan rahang mereka terbuka lebar. Mereka tidak akan menyangka keajaiban ini akan datang di waktu yang sangat sangat tepat.

"Butuh bantuan kawan!" ucap Lery mengulurkan tangannya pada Runa.

"Lery?!"

Kelimanya tercengang dengan apa yang mereka lihat, mereka tidak percaya jika orang yang menyerobot itu adalah Lery putra sulung Yudha.

Yap Lery ia adalah ketua gengser yang di segani bahkan ia hampir tidak pernah menampakkan wajahnya di jalanan atau di mana pun itu. Dan kini ia muncul sebagai penyelamat yang mencegah Erlan membunuh Runa.

"Lery?, kenapa kau disini?" ujar Runa. "Bukankah kau, seharusnya berada di pihak ayah mu?"

"Kau pikir aku akan begitu, tentu saja tidak, mari selesaikan ini!" ujar Lery mengayunkan samurainya.

"Hajar dia!" perintah Alexs

Pertarungan antara Lery dan Erlan pun terjadi bahkan membuat suara dentuman yang begitu keras akibat hebatnya pertarungan mereka berdua itu.

Di sisi lain Laura bergegas menghampiri Runa, kemudian menarik temannya itu untuk berlindung tanpa jeda ia melontarkan banyak pertanyaan pada Runa dan membuat gadis itu benar benar bingung menjawabnya.

"Sudah Lau, aku baik baik saja okey!" celetuk Runa menenangkan Lauran yang panik.

Mia perlahan lahan membuka matanya, kepalanya begitu pusing dan pandangannya pun masih terlihat kabur walaupun begitu ia berusaha untuk memberi tau teman teman nya bahwa kargo yang mereka incar ada di belakang Alexs.

"La-Laura!" panggil Mia lemah.

Laura terkejut kemudian ia mencari sumber suara itu berasal dan ternyata itu adalah Mia yang menganggilnya.

"Mia?!, akhinya kau sadar!" ujar Laura girang.

"Apa kau baik baik saja Mia?" tanya Runa menoleh ke arah Mia.

Mia mengangguk sebagai jawaban lalu ia perlahan lahan membuka suaranya.

"Kar-kargo itu, a-ada di...belakang A-Alexs!" ucap Mia lemah sambil membetulkan posisi duduknya.

Kelimanya langsung menoleh ke arah yang di maksud Mia dan benar kargo di balakang Alexs itu menunjukan nomer 884.

Mereka pun akhirnya menyusun strategi untuk menyelinap membuka kargo tersebut dan mengambil semua yang akan di kirim ke markas rahasia Yudha.

Prangg!!

Sebuah belati terlempar ke arah Runa dan teman temannya, hal itu membuat mereka terkejut setengah mati.

"Maaf!" pekik Lery dari kejauhan sambil melawan Erlan.

"Oke, aku dan Laura yang akan masuk!" ujar Runa. "Kalian lindungi kami!"

Semuanya mengangguk paham lalu mereka mengendap endap berjalan menuju kargo itu, berbeda dengan Mia ia juatru bangkit dan perlahan berjalan untuk mengambil sebuah ponsel yang terlempar pada saat ia membentur kagro.

Dengan sangat hati hati mereka mulai melangkah di belakang Alexs, namun pergerakan mereka dirasakan oleh Pria itu dan membuat mereka terpaksa bertarung kembali.

Runa nampak mengeluarkan senjata api lalu menodongkannya ke arah Alexs, dengan cepat ia pun menekan pelatuknya dan peluru itu tepat mengenai bahu kirinya. Melihat ada celah Laura bergegas menarik tangan Runa dan membawanya pada sebuah kargo yang berharga.

"Biar dia kami yang urus!" ujar Davin bersiap di posisi.

"Tidak semudah itu!" ucap Alexs kemudian ia menjentikkan jarinya dan keluarlah tiga orang bertubuh besar, kekar dan tinggi.

Glek!!

"Mati lah kita!" ucap Fahri dengan rahang yang terbuka.

Di sisi lain Mia berusaha untuk mengendalikan sebuah sistem pada robot yang ada di sekitarnya, ia merasakan jika ada sebuah robot ciptaan Alexs di sekitarnya.

Mia berusaha masuk ke dalam sistem robot tersebut, namun ia tidak yakin dengan apa yang sedang ia kerjakan itu karena sebelumnya ia tidak pernah masuk ke sistem robot. Bahkan ia saat ini hanya bermodalkan ponsel.

"Bagaimana membuka kargo ini Lau?" tanya Runa sambil memukul mukul kargo.

Laura berfikir kemudian ia membuka suara. "Ledakan!" ujar Laura.

"Apa?, apa yang kau bicarakan ini?" ujar Runa heran.

"Ledakan bagian depan kargo ini, lalu kita bisa masuk ke dalamnya dan mengambil semua benda penting itu!" jelas Laura.

Runa terlihat berfikir bagaimana caranya supaya kargo itu meledak, sedangkan mereka tidak membawa bahan peledak sedikit pun.

Mereka melihat ada sebuah bahan peledak yang di simpan Alexs tanpa permisi Runa mengambil peledak itu dan memasangkannya pada kargo. Dimulai dari hitungan 10 detik mereka menunggu dengan sabar dan pastinya menjauh dari kargo itu takut ledakannya akan mengenai mereka.

Duar!!

Ledakan pun terjadi kargo itu nampak terbuka, dan orang orang memandang ke arah kargo itu. Menyadari kargo tersebut bisa di buka dengan cepat Alexs berlari menuju kargo itu.

Melihat Alexs berlari menghampiri kargo, Runa dan Laura pun bergegas berlari menuju kargo itu.

Runa berhenti berlari. "Pergi Lau, aku akan menahan Alexs!" ujar Runa mengeluarkan senjata apinya.

"Baiklah!" ujar Laura terus berlari.

"Minggir!" ucap Alexs mengambil senjata api yang tergeletak.

Baku tembak pun terjadi antara Alexs dan Runa mereka saling menembaki satu sama lain, tidak ada belas kasihan kali ini Runa terus menerua menembaki Alexs tanpa henti.

Laura dengan cepat masuk ke dalam kargo itu dan mengambil semua benda berharga tersebut sesuai dengan apa yang ada di ponselnya.

Pertarungan semakin sengit kini Lery berhasil mengalahkan Erlan dan ia menyerang Alexs dari belakang membuat pria itu terkejut dan senjata api nya terlempar jauh.

"Habisi dia Runa!" ujar Lery menahan Alexs dari belakang.

"Baiklah, kali ini aku tidak main main!" Celetuk Runa lalu ia menekan pelatuk senjata apinya.

Dan timah panas itu menembus dada kiri  Alexs membuat pria itu menjatuhkan tubuhnya dan darah mengalir tak henti hentinya dari dalam tubuh Alexs.

Runa menghelan nafas panjang." Hufh, akhinya dia tewas!" ujar Runa memasukkan senjata api ke tempatnya.

Pertarungan berakhir Alexs telah tewas dan anak buahnya pun sama begitu pula dengan Erlan yang sudah babak belur di hajar Lery tadi.

Akhirnya mereka bisa bernafas dengan lega setelah pertarungan yang sengit itu, bahkan Laira telah kembali sambil membawa barang yang mereka incar.

Dari kejauhan nampak Mia mengangkat tangannya dan melambai ke arah mereka dengan ekspresi wajah yang gembira.

"Cepat keluar dari sini!" pekik Mia

"Aku sudah mengaktifkan ledakan di area ini, cepat lah!" lanjutnya.

Mereka semua bergegas keluar dari tempat itu dan berlari sekuat tenanga, namun langkah Runa terhenti sekejap dan ia menatap wajah Erlan yang babak belur itu.

"Aku harap kau puas dengan pilihan mu itu Lan!" monolog Runa lalu ia kembali berlari menyusul teman temannya yang lain.

3...2...1...

Duar!!

*To Be Continue.....

Secret OrganizationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang