23 - They're out

21 3 0
                                    

Dengan ketakutan melanda Runa dan Fahri mereka hanya bisa terdiam di tempat sambil tangan Runa terus meraba benda yang di berikan Mia padanya. Keringat dingin mulai membasahi dahi lelaki dihadapannya itu, berbeda dengan Runa ia justru sibuk meraba sesuatu dan memang di dalam hatinya itu terselip rasa gelisah.

Davin hanya bisa melihat dari kejauhan karna ya ia ingin melihat bagaimana mereka berdua mengatasi kondisi seperti itu, ia hanya mengintip dari balik pohon, jika situasi sudah tidak terkendali ia akan keluar dan menyerang kelima pria itu.

"Benda sialan!" umpat Runa dalam hati.

"Sebenarnya apa yang di cari gadis itu sampai sampai membiarkan senjata api menempel lama di kepala Fahri!" batin Davin

"Ikut dengan kami atau ku tembak teman mu ini!" ujar Pria itu.

"Tidak akan! siapa kau menyuruh ku hah!" ujar Runa memberanikan diri dan tetap tenang di hadapan mereka.

Runa bisa melihat ketakutan melanda di wajah Fahri dan keringat temannya itu mulai menetes ke tanah. Runa tidak akan menyerang kelima pria itu sebelum ia mendapatkan benda yang ia cari.

"Jangan melawan cepat!" ujar Pria yang lainnya

"Cepat!" timpal Pria lainnya sambil berjalan mendekati Runa.

"Tidak!" ujar Runa. "Dan jangan coba coba mendekat!"

"Ketemu" batin Runa

Salah satu dari mereka mendekati Runa dan memegang tangan gadis itu secara kasar.

"Lepaskan aku atau ku habisi kalian!" ujar Runa mengancam, tidak takut dengan ancamannya kelima pria itu malah menertawakannya.

"Hahhahah, tidak perlu omong kosong seperti itu cepat!" ujar Pria yang memegang tangan Runa dengan kasar.

"Lepas!" teriak Runa kemudian ia megulurkan benda yang diberikan Mia padanya dan ternyata itu adalah senjata plasma terbaru.

"Bro!" ujar salah satu temannya terkejut.

"Da-dari mana Mia mendapat ini? Jika sampai ayah tau bakalan disita pantas saja Mia menyuruhku membuka di tempat lain" ujar Runa

"Bagimana hebatkan senjata ku!" ujar Runa mengarahkan senjata miliknya itu ke arah orang yang megancam Fahri.

"Senjata yang hebat, limited edition itu!" batin Fahri

"Jadi ada kata kata terakhirnya?" tanya Runa mengarahkan senjata plasma miliknya ke arah kepala pria itu.

"Tolong....tolong jangan tembak aku dengan senjata itu....aku mohon!" ujar Pria itu memohon.

"Bagaimana ya?" jawab Runa

Doar!

Doar!

Doar!

Doar!

Empat tembakan melayang sekaligus dan semua anak buah Ramlan yang mengikuti mereka mati di tangan Runa dengan mudahnya Runa menembakan senjata plasma itu dan membuat dua orang diantara mereka memiliki luka yang cukup parah.

"Bagus sekali senjata mu itu na!" ujar Fahri terkagum kagum

"Pemberian Mia tentu saja tidak akan mengecewakan" ujar Runa. "Bagaimana jika kau mencobanya?"

"Benarkah? Apa boleh?" jawab Fahri antusias

"Ya tentu saja boleh, ambil ini" ujar Runa sambil memberikan senjata api plasmanya itu kepada Davin dan diterima baik oleh lelaki itu.

Kemudian lelaki itu mencobanya pada sebuah pohon yang berada di hadapannya. Fahri terkejut dengan apa yang ia lakukan benar sesuai dugaannya pohon itu berlubang karna terkena tembakan plasma tersebut.

Secret OrganizationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang