Chapter XVIII

14.2K 986 46
                                    

"jika hujan datang menyapa mu, maka jangan berteduh pada ku. Atap ku sudah terlalu rapuh."
_Al_
~

~~~
"Laura meninggal." Mendengar berita yang di berikan oleh ketua kelas nya Jiso menutup mulut nya rapat.

Berbeda dengan Nino, Ariek dan Gio yang tampak acuh.

Rissa? Gadis itu sekarang sedang tertidur di sebelah Gio dengan kepala yang di tutup oleh Hoodie milik Gio.

"Sayang..." Gio berbisik di telinga Rissa dan mengelus rambut nya hangat.

"Hmm." Rissa merenggangkan tubuh nya.

"Sakit io..." Rissa merasa mengeryit di sekitar tangan nya karena lama di tindih oleh kepala nya sendiri.

"Sini..." Gio meraih tangan Rissa dan memijit nya pelan.

"Aku mau ke ruang OSIS dulu." Rissa mengerut kan kening nya tanda bertanya.

"Mau rapat buat acara 17an nanti." Rissa mengangguk dan tersenyum.

"Kamu ke kantin dulu ya, nanti aku nyusul kesana." Rissa mengangguk.

"Jiso, temenin dia ya, jangan sampai kejadian kemaren keulang." Jiso mengangguk. Setelah itu Gio keluar dari kelas di ikuti oleh Ariek karena ia juga osis.

Sedangkan Nino juga ikut keluar tapi dia pergi kelain arah menuju ke kantin juga mengikuti Jiso dan Rissa.

"Hai..." Jiso melambai tangan nya kepada Anggota Lucifer lain yang sudah duduk di kantin, di balas oleh Angga yang juga melambai tangan nya.

"Pak Ketos mana." Amib bertanya sambil memakan bakso di depan nya.

"Lagi rapat." Rissa berbicara dengan acuh dan kembali menelungkup kan kepala nya ke meja karena jujur dia masih ngantuk, sedangkan Jiso pergi memesan makanan mereka.

"Ho'oh pantes sih kulkas juga ilang." Tidak ada yang menanggapi ucapan Angga.

"Eh gue ada pertanyaan ,ikan apa yang enggak bisa di makan." Saat Jiso tiba di meja, tiba-tiba saja Arkan menyeletukan sebuah pertanyaan, tapi tidak ada yang menanggapi ya karena Arkan tiap hari kayak gitu.

"Paus." Nah ini nih, si Angga yang selalu meladenin kegilaan Arkan.

"No."

"Aligator." Celetukan dari Nino itu berhasil membuat Amib tersedak sampai seluruh wajah nya memerah.

"Gilak aligator, belum di makan lu udah kena makan." Amib nyerocos setelah berhasil meredakan panas di telinga dan tenggorokan nya.

"Iya makanya enggak bisa di makan." Semua nya mengangguk termasuk Arkan, mereka mengira jawaban nya udah benar.

"Salah." Arkan berkata membuat yang lain menganga apaan itu.

"Trus apaan anjing." Amib berbicara dengan kasar di depan wajah Arkan.

"Eh lu bicara kasar kayak gitu di depan Rissa mau di bunuh pak ketu sama waketu." Amib segera menutup mulut nya melihat kepada Rissa dan Jiso yang tampak tidak peduli.

"Enggak ada." Amib dan Angga di buat cengong apalagi Nino.

"Anjing lu."

"Lah gue bener, Semua ikan bisa dimakan." Nino mencekram bahu Arkan untung di hentikan oleh Amib dan Angga.

"Rissa." Rissa yang sedang memakan mie ayam mengalihkan perhatian nya ke arah Nino.

"Pak ketu kemana?." Pertanyaan Nino diangguki oleh Amib, Arkan dan Angga.

Kita sebut aja mereka tripel A.

"Entah." Rissa mengangkat bahu nya acuh.

"Lah masak lo enggak tau." Rissa kembali menggeleng.

Lucifer-Nikos Elazein Gorgio [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang