chapter V

23.2K 1.7K 70
                                    

"Jika capek istirahat, bukan berhenti."
"Nikos Kazant Gorgio."

~~~~
"Lo masuk jurusan mana?..." Al berbicara blak-blakan dengan Rissa saat mengetahui sang adik keluar dari ruang kepala sekolah.

"XI.Ipa 1." Al mengerutkan kening tanda bingung.

"Anjirt..." Al menggeram dan menjambak rambut nya sendiri.

"Kepala Abang pusing?, Mau Ab pijitin?."

"Astaghfirullah." Al mengusap wajah nya geleng-geleng.

"Lu kok bisa masuk IPA sih, lu kan tolol." Al bingung.

"Mana ada Ab tolol, Abang tuh yang tolol." Rissa menggeram marah.

"Anak pindahan bukan nya enggak boleh masuk IPA 1?." Pertanyaan Al di balas gelengan oleh Rissa. Al menghembuskan nafas lelah, percuma dia bertanya sama adik nya yang kelewatan polos.

"Buk." Al menyapa kepala sekolah yang keluar dari ruangan nya.

"Iya Al."

"Ini kenapa adek saya bisa masuk Kelas XI IPA 1 buk." Al bertanya dengan nada yang nggas, tanpa sopan santun. Tapi seperti nya guru disana sudah terbiasa dengan sifat murid yang satu ini.

"Ya mana saya tau, dia bilang mau sekelas sama Gio, ya saya masukin aja." Al melotot, kenapa kepala sekolah nya ini sama blak-blakan nya sama dia.

"Ya tapi kan biasanya enggak bisa." Al melotot dan berbicara ngegas.

"Ya karena Gio juga nyuruh nya gitu." Setelah mengatakan itu kepala sekolah langsung pergi dari hadapan Al.

Al menepuk kening nya.

" Ternyata bucin nya berdua, hadehh." Al menarik tangan Rissa, dan Rissa nya ngikut saja.

"Mau kemana bang." Saat didalam lif Rissa mulai membuka pertanyaan.

"Pulang."

"Lah kok cepet banget, kata ibu gurunya tadi aku disuruh masuk kelas."

"Ya Allah adek, ini juga mau masuk kekelas, astaghfirullah." Al berteriak didepan sebuah kelas, menyebabkan kelas yang sedang senyap memperhatikan pelajaran langsung mengalihkan perhatian kearah pintu.

Tanpa mempedulikan lingkungan Al mendorong Rissa masuk kekelas.

"Nih buk adek saya, kata nya mau masuk sekelas sama ketua OSIS." Setelah mengatakan itu Al langsung pergi dari sana tanpa mengatakan apapun.

Rissa malu dengan keadaan, ditambah semua orang memperhatikan nya. Termasuk laki-laki di ujung sana.

Bagaimana tidak saat ini Rissa menggunakan jaket berwarna putih dengan kancing dibuka sempurna menampakan seragam putih abu-abu nya. Dengan Rok 1/4 diatas lutut menampakan kaki mulus dan jenjangnya. Rambut yang dikuncir kuda dengan pita yang menghiasi nya, sepatu sneaker putih dipadukan dengan kaos berwarna sedana. Wajah tanpa polesan make-up hanya sedikit pelembab bibir yang berada diatas bibir pink alaminya.

Cantik, semua orang dikelas itu tidak perlu berpikir dua kali untuk menunjukan ketertarikan mereka terhadap gadis berkulit putih itu.

"Eh kamu anak baru itu ya, yok masuk kenalin diri dulu." Guru cantik Yang sedang mengajar itu menarik tangan Rissa kedalam kelas dan meminta memperkenalkan diri.

'beh, bidadari nih.'
'cantik banget cuy.'
'kok orang good looking semua ya.'
'tadi Al bilang adik nya kan?.'
'iya, berarti dia anak keluarga Jongcheveevat juga ya?.'
'pantes cantik'

Banyak lagi percakapan yang terdengar ditelinga Rissa, namun di tetap fokus ke sudut sana.

Gio, yang juga memperhatikan nya tak kalah lekat.

Lucifer-Nikos Elazein Gorgio [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang