"Rasa sakit terbesar adalah saat menangis dalam diam."
_Gio_
~
~~~
"Sayang..." Gio memeluk poto Rissa dengan erat, ini sudah 1 bulan sejak kepulangan nya dari rumah sakit.
Berarti sudah lebih dari 3 bulan kecelakaan itu usai.
Kecelakaan yang membawa ke sayangan nya pergi sangat jauh hingga tak bisa di jangkau.
Gio menutup mulut nya rapat, dia ingin menangis sekuat-kuatnya dan berteriak kepada dunia bahwa dia tidak kuat, dia perlu dunia nya. Dia perlu Rissa nya.
"Kenapa pergi lagi hmmm." Poto itu di belai dengan sangat lirih, hingga tanpa terasa air mata yang sedari tadi dirinya tahan membasahi bingkai kaca dari wajah wanita cantik.
Wanita yang dia impikan akan menjadi ibu dari anak-anak nya.
Wanita yang dia harapkan pertama kali dirinya lihat saat membuka mata.
"Apa aku tak cukup baik hmmm.. Hingga kau harus tetap pergi." Gio menggigit bibir nya.
Dia tidak tahan demi tuhan dia ingin menyusul gadis cantik nya.
"Apa penantian ku selama ini tak cukup. Ayo lah." Air mata nya terus turun seirama dengan mulai turun nya hujan di saat jam menunjuk pukul 3 dini hari.
"Agrrr.." Hingga akhirnya suara itu keluar, Gio menggigit bibir nya sampai berdarah.
"Dunia ku runtuh tuhann." Gio berucap dengan lirih kemudian melirik sinis kearah poto Rissa.
"Kamu mau ninggalin aku kan." Gio membelai poto itu dengan smirk walaupun air mata tetap membasahi pipi nya.
"Sekarang pergi."
'Prang' Poto dengan ukuran 10 inci itu melayang menghantam dinding kamar dengan keras menyebabkan kaca nya berhamburan bahkan mengenai kaki Gio.
Meremas rambut nya erat.
Kaca yang berserakan tak dihiraukan oleh pemuda pemilik rambut coklat itu dia bahkan melangkah ke arah tumpukan pecahan kaca itu lalu mengambil kertas yang memuat sebagian nyawa nya.
Air mata kembali tak dapat di bendung diri nya bahkan kembali terduduk dan tak memikirkan kalau tepat di bawah tempat nya duduk adalah pecahan kaca yang mulai menyebabkan cairan kental menyebar dengan pekat dan menguarkan bau anyir
"Suttt sayang nya aku, maaf ya." Gio menghapus air mata nya kemudian membawa kertas poto itu menaiki kasur besar nya bahkan noda merah yang mengotori seprei berwarna abu-abu itu tak di hiraukan lagi.
Dia duduk di tengah-tengah kasur sambil meraih kembali kertas yang tadi sempat dia buang.
Kertas yang ditinggalkan Rissa sebelum gadis itu pergi, gadis itu membawa senyum nya pergi.
Hai ganteng nya Rissa.
Hehe maaf ya perpisahan kita kayak gini, issa enggak nyakah sih.
Tapi tuhan udah berkehendak.
Rissa sakit io, Rissa nungguin io tapi io tetap enggak buka mata io.
Hingga tubuh issa enggak tahan, darah nya udah semakin banyak keluar.
Issa sedih karena saat io bangun nanti issa mungkin udah enggak ada, jadi issa titip surat sama bunda buat di kasih sama io.
Io tau enggak, janji io yang mau adain acara pertunangan kita 1 minggu lagi itu udah lewat io, ini udah lewat hampir 1 bulan.
Nanti kalau issa pergi io cari calon yang baru ya. Jangan nungguin issa.
Jangan nangis nanti enggak ganteng lagi deh
Gio tersenyum mengangkat kepala nya menghadap langit- langit kemudian cepat-cepat menghapus air mata nya dan mulai membaca kembali surat itu, bahkan sebelum dia kembali menunduk air mata nya sudah lebih dulu berjatuhan.
Issa tau kok io pasti nangis, walaupun io itu kelihatan dingin tapi io tetap io yang cengeng.
Maaf buat semua nya io, buat semua rahasia yang issa tutupin sama io. Abang nanti bakal ceritain sama io.
Maafin issa ya sama semua anak lucifer juga maafin issa ya.
Issa takut kalau kalian enggak maafin issa enggak bisa tenang nanti.
Tapi percaya deh semua yang issa lakuin itu buat kebaikan kita semua.
Maaf ya io sampai sini aja, nih hidung issa berdarah lagi.
Makasih udah lindungi issa walaupun akhir nya issa tetap pergi.
Ilove you.
You girls, Belrissa.
Gio membawa kertas itu kedadanya kemudian meremas nya kuat.
Surat dimana bagian bawah nya terdapat 3 titik darah yang sudah mengering yang Gio yakini milik Rissa. Entah seberapa sakit kekasih nya itu bertahan sebelum nya.
Dia belum bertanya sama sekali tentang rahasia yang rissa maksud di dalam surat itu kepada Al.
Namun Gio jelas sudah menebak nya.
Dia tidak ingin bertambah menderita lagi dengan segala beban yang makin membuat ubun-ubun nya terangkat keluar.
Perlahan Gio mulai memejam kan mata nya dengan darah yang di biarkan mengering dia hanya memeluk poto rissa dan Surat terakhir sang terkasih.
"Walaupun hanya sekali tapi aku harap malam ini mimpin kamu"
"Gio mu rindu sayang, datang ya."
~~~~
Instagram Cast
@Nikos_Gorgio
@Bel_rissa70
Akun yang lain lihat di Instagram merekaBaru nangis baca cerita salah satu author dan enggak mau nangis sendiri jadi ya aku ajak-ajak.
Mata sakit hidung kesumbat enggak tau lagi dah mana nangis nya gigi bantal lagi behhh
Maaf kalau part nya dikit tapi ini cuman selingan aja
Semoga suka
Airmata tidak di tanggung penulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucifer-Nikos Elazein Gorgio [ENDING]
Romance[SILAKAN FOLLOW KARENA SEBAGIAN PART DI PRIVAT.] [BACA SELAGI ON GOING KARENA JIKA SUDAH END CERITA AKAN DI HAPUS.] DIREVISI SECARA BESAR-BESARAN ~~~~ Fobia cewek?? Terus gimana lu bisa hidup😭 Nikos Elazein Gorgio lelaki tampan dengan sejuta pesona...