chapter XV

15.5K 1K 65
                                    

"Jangan terlalu sabar, karena Tuhan menguji kita sampai batas kesabaran kita, jika kita terus bersabar maka ujian itu akan terus datang"
_Ariek_

"Io....." Rissa berlari menerobos kerumunan menuju seorang pria tampan yang sekarang sedang merentangkan tangannya.

"Hmmm." Gio langsung memeluk Rissa dengan erat.

"Rindu." Rissa merengek.

"Jangan rindu, berat biar aku saja." Gio Sok puitis, tapi semua nya di hancurkan oleh keberadaan Arkan yang menyelonong saja melewati mereka dengan gaya sok cool.

"Dih sok-sokan mau jadi Dilan."

"Kok lambat Abang." Rissa beralih ke Al dan menyalimi Abang nya itu.

"Ban jet nya kempes." Sebelum Al menjawab Nino sudah memotong dengan spekulasi yang enggak masuk akal.

"Emang jet ada ban." Rissa bertanya dengan polos.

"Ya ada lah, gimana bisa mendarat kalau enggak ada ban." Nino dengan Rissa memang kemusuhan seumur hidup.

"Tapi emang bisa kempes?." Lagi-lagi Rissa bertanya dengan penasaran.

"Kamu nanya?? Kamu bertanya-tanya." Setelah mengatakan itu Nino langsung pergi dari sana mengikuti Angga dan Ariek yang telah pergi duluan.

"Nino bisa terpengaruh trend juga ya." Amib melongong melihat Nino.

"Kamu nanya?? Kamu bertanya-tanya?." Arkan berbicara kepada Amib dengan meniru gaya Nino tadi.

"Sialan lu." Kemudian Amib ingin memukul wajah Arkan, dan Arkan berlari hingga terjadi lah insiden kejar-kejaran.

"Mereka pas di Milan enggak makan aneh kan bang." Rissa menatap teman-teman nya itu dengan tatapan jijik.

"Kamu nanya-." Baru saja Al mau mengikuti perkataan Nino dan Arkan tadi langsung di hentikan oleh Rissa yang berjinjit menutup mulut Abang nya itu.

Ya Al yang memiliki tinggi 190 sedangkan Rissa 170 apa enggak dramatis tuh perbedaan.

Rissa enggak pendek tapi orang sekitar nya aja yang Titan.

"Udah ayok pulang Iyo, disini orang gila semua." Rissa menyeret tangan Gio.

"Affah iya." Angga menyahuti Rissa, Gio terkekeh melihat Rissa yang kembali kesal.

"Abis ini hp kalian semua Ab sita enggak mau tau."

"Udah" Gio mengusap rambut Rissa dengan sayang.

"Awas aja io ikut-ikutan." Rissa menghentakkan kaki nya kemudian menarik Gio yang hanya mengikuti dengan tampang always datar nya.

"Ini Ossobuco nya." Gio memberikan sebuah paperbag yang didalam nya terdapat kotak Ossobuco.

"Kan enggak basi." Gio hanya mengangguk saja.

"Kok muka io merah-merah gini."

"Gatel sayang." Gio berbicara sambil membuka pintu penumpang untuk Rissa lalu dia masuk di sebelah nya.

Karena sekarang mereka menggunakan mobil Van milik keluarga Rissa dengan Samuel pengawal pribadi Rissa yang menjadi sopir, dan Al duduk di sebelah Samuel.

Sedangkan inti lucifer yang lain sudah pulang dengan mobil jemputan masing-masing, mereka saling melambai tangan kemudian pergi secara terpisahh.

"Om, ayah udah pulang ke Indonesia." Pertanyaan Al di balas anggukan oleh Samuel.

"Kemaren sore." Sekarang giliran Al yang mengangguk, karena setau nya 2 hari yang lalu sang ayah berangkat ke Belanda untuk melakukan perjalanan bisnis.

Lucifer-Nikos Elazein Gorgio [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang