Chapter XXV

11.7K 761 42
                                    

"Meski singa di juluki raja hutan tapi yang terkuat tetap lah kumbang yang memakan kotoran."
_Gio_

"Selamat datang tuan." Seseorang dengan tinggi badan hampir menyamai Angga membuka pintu helicopter untuk mereka ber 6.

Gio pergi lebih dulu tanpa peduli dengan sekitar nya dia langsung menaiki mobil lamborghini Aventador berwarna biru.

Karena disana terdapat 3 lamborghini Aventador 1 berwarna biru 2 berwarna kuning. Semua nya melongong melihat kecepatan Gio dalam mengendarai nya.

"Dia pengen mati ya." Arkan berucap lirih.

"Kan emang." Angga menoyor kepala Arkan lalu maju kedepan dan masuk ke mobil diikuti oleh nino dengan memasuki mobil yang sama lalu mereka mulai melaju menyusul Gio.

Kemudian terdengar suara mobil dari belakang nya, arkan yang melongong memutar kepala nya dan melihat Ariek dan amib di satu mobil yang sama meninggalkan nya.

Rahang arkan terjatuh, mobil ada tiga dan semua nya sudah berangkat lalu bagaimana dengan dirinya.

"Tuan ini." seseorang datang dengan membawa mobil lamborghini  V12, lagi-lagi Arkan melongong, mobil ini jauh lebih mahal dan bagus dari ketiga mobil tadi.

"Tuan." Orang itu mengingatkan, Arkan mengangguk lalu meloncat kedalam tanpa membuka pintu dan pergi juga dari sana.

"Misi selesai Tuan." Seseorang yang sedari tadi berdiri tegap dengan tangan di belakang seperti pengawal berbicara melalui aerpiece yang terhubung di telinga nya kemudian menyeringai.

~~~~

"Ke mana Gio." Angga dan Nino yang menyusul Gio tidak menemukan jejak wakil ketua mereka itu, kemudian terlihat dari belakang mobil yang sama dengan kendaraan mereka, kemudian mobil itu berjalan di sebelah mobil mereka dengan kecepatan yang sama ternyata itu adalah Ariek dan Amib.

"Dimana Gio." Amib bertanya di balas gelengan oleh Angga dia tidak tau.

"Sebentar." Lalu Amib mengeluarkan ponsel nya dan menekan beberapa ikon hingga membuat sebuah panggilan.

"Apa Gio sudah disana?."

"Oke." Amib langsung mematikan sambungan nya dan menggeleng, tanda Gio belum sampai di tempat tujuan mereka sedangkan sekarang mereka sudah sangat dekat dengan tempat itu, tidak mungkin Gio yang super cepat tadi belum sampai disini.

Kemudian Ariek memutar tangan.

"Lo ke sana kita bakal nyari ke belakang." Nino dan angga mengangguk.

"Lo udah hubungi dia." Nino mengangguk, sudah ratusan kali malah.

"Gio enggak mungkin seceroboh itu." Nino menyetujui perkataan Angga.

Kemudian mereka sampai di sebuah mansion dengan pilar-pilar besar di depan nya. Mereka turun dari mobil di sambut oleh beberapa bodyguard.

"Bukan nya rencana awal harus nya langsung ketempat." Al menggeleng, rencana di ubah.

"Bagaimana dengan Gio." Nino dan angga menggeleng.

"Kita tunggu perkembangan dari Ariek dan Amib." al mengangguk.

"Beberapa anggota yang sedang di jalan juga telah berpencar." Mereka tau Gio bukan orang yang akan melakukan tindakan ceroboh sembarangan, dia selalu berpikir keras setiap mengambil tindakan. Tapi di saat yang seperti ini situasi nya berbeda Gio bahkan bisa saja membunuh diri nya sendiri.

"Dia enggak akan melakukan hal bodoh yang ada di pikiran gue kan." Angga berkata sambil memijit kening nya.

"Pikiran lu aja yang bodoh." Nino menepuk kencang bahu Angga.

Lucifer-Nikos Elazein Gorgio [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang