Setelah melakukan perjalanan beberapa menit, para siswa kelas 11 sudah sampai di atas bukit. Dengan melalui jalan yang menanjak dan cukup melelahkan, itu tidak membuat mereka kecewa setelah disuguhi pemandangan yang indah dari atas sana.
Atlas berjalan beriringan dengan Kalangga dan Sabitha, mereka melihat sudah banyak siswa lain yang sampai disana.
Udara diatas bukit itu terasa begitu sejuk dan dingin pagi ini, banyak dari mereka yang memilih untuk mengenakan jaket.
"Sab, lepasin dulu tangan lo, gaenak diliatin yang lain." Ucap Atlas kepada Sabitha yang sedari tadi masih melingkarkan tangannya di lengan pemuda itu.
Padahal sedari tadi juga tidak sedikit yang memandang kearah mereka, banyak tatapan sinis dan banyak juga dari mereka yang berbisik-bisik membicarakan Atlas dan Sabitha, karena Atlas juga cukul terkenal semenjak bergabung dengan geng nya Jevan.
"Emang kenapa sih Tlas?" Tanya gadis itu.
"Ya lo gak liat apa, kita udah diliatin dari tadi." Jawab Atlas.
"Ya biarin aja Tlas, emangnya kenapa?" Tanya gadis itu dengan polosnya.
"Lepasin gak." Ucap Atlas, nada bicara dan raut muka pemuda itu berubah menjadi mendatar. Sabitha yang melihat perubahan raut wajah Atlas langsung melepaskan tangannya yang melingkar di lengan pemuda itu.
Atlas yang melihat tangan Sabitha yang tidak lagi melingkar dilengannya, buru-buru pemuda itu menghampiri Kalangga yang sibuk dengan kamera instax nya, meninggalkan Sabitha sendirian yang saat ini berdecak kesal.
Atlas menghampiri Kalangga yang sedang memotret pemandangan, itu sedikit jauh dari kerumunan para siswa lainnya.
Kalangga memegangi kertas polaroid putih yang perlahan memunculkan gambar pemandangan yang baru saja difotonya itu.
"Hasil jepretan lo bagus." Ucap Atlas tiba-tiba membuat Kalangga terkejut.
Pasalnya saat ini kepala Atlas berada di dekat pundak Kalangga, Atlas melihat hasil foto yang dipegang oleh Kalangga.
Kalangga menoleh, pemuda itu mendapati Atlas yang kini berada sangat dekat dengannya, bahkan Kalangga bisa mencium aroma parfum yang dipakai pemuda itu.
Kalangga bisa mencium aroma parfum yang dia pilihkan untuk Atlas waktu itu, entah kenapa Kalangga sangat suka wanginya.
"Atlas! Lo hobinya ngagetin gue mulu ya." Ucap pemuda aquarius itu.
"Sorry Kal, abisnya lo lagi seru banget foto-fotonya sampe ga sadar kalau gue disini." Ucap Atlas.
"Sini liat." Ucap Atlas, kemudian pemuda itu mengambil polaroid hasil jepretan Kalangga, pemandangan di foto itu sangat indah, seperti photographer nya.
"Gue boleh pinjem kamera lo gak?" Tanya Atlas kepada Kalangga.
"Pake aja." Jawab pemuda itu dengan memberikan kamera instax nya kepada Atlas.
Atlas mengarahkan kamera itu, mencari angle yang pas untuk ia tangkap. Atlas tidam menyadari kameranya mengarah kepada Kalangga yang berada disampingnya, Atlas melihat pemuda aquarius itu tengah memejamkan matanya menikmati angin sejuk pagi itu.
Atlas yang melihat Kalangga langsung memfotonya, pemuda itu mengambil polaroid hasil jepretannya dan menyimpannya.
Bahkan dari hasil foto pun Kalangga terlihat sangat indah menurut Atlas.
"Kal mending lo fotoin gue." Ucap Atlas.
"Gimana?" Tanya Kalangga.
"Terserah gimana aja." Jawab Atlas, kemudian Kalangga memfoto pemuda itu dari samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
maybe in another life || nikwon / wonki
Fanfiction"Kalau ada yang lebih indah dari sunset, mungkin itu lo Kala." -disclaimer‼️ □ 100% fiction □ ignore typo(s) □ contains harsh words □ write in bahasa and broken english □ don't bring it to real life □ bxb □ do not read if you are homophobic ©whoosg...