03. les privat part 1

403 52 0
                                    

Lelaki dengan seragam yang berantakan mengepul-ngepulkan asap dari rokok yang ia hisap ke udara membentuk huruf O.

Lelaki itu duduk di sofa usang yang terletak di sudut rooftop, dengan dua jarinya yang mengapit benda kecil bernikotin. Ruangan terbuka yang terletak di bagian atas gedung sekolah menjadi tempat favorit Atlas jika lelaki itu sedang suntuk.

Atlas terus mengepul-ngepulkan asap rokoknya ke udara, lelaki itu sudah menghabiskan satu batang rokok sebelumnya.

Atlas memang suka merokok, tetapi lelaki itu juga tidak terlalu sering merokok, Atlas biasanya merokok 1 minggu sekali atau saat lelaki itu merasa suntuk saja.

Atlas terus menghisap benda kecil itu dengan sesekali memejamkan matanya.

"Matiin rokok lo." Atlas membuka matanya, ia melihat lelaki bertubuh jangkung sedang berdiri di samping sofa yang ia duduki.

"Kenapa?" Tanya Atlas pada lelaki itu.

"Gue sebagai salah satu anggota OSIS disini mengingatkan siswa siswi di SMA Lentera yang gak mematuhi peraturan sekolah." Jawab lelaki itu.

Atlas menjatuhkan rokoknya ke lantai rooftop lalu lelaki itu menginjaknya hingga nyala api kecil yang ada di ujung rokok itu telah padam.

"Kenapa lo bisa disini, Kala?" Tanya Atlas, lelaki itu berdiri didepan Kalangga.

Kalangga memang cukup tinggi untuk seusianya, tetapi jika Atlas dan Kalangga berdampingan tinggi mereka akan kontras, tinggi badan Kalangga 175 cm, sedangkan Atlas 183 cm. Atlas memang kelewat tinggi, bahkan tinggi Atlas terlihat paling menonjol diantara yang lain.

"Gue tadi nyariin lo ke kelas tapi gak ada, kata temen lo, lo ke rooftop." Jawab Kalangga.

"Gue chat lo, tapi belom lo bales juga." Lanjut Kalangga.

Atlas mengecek aplikasi berwarna hijau di hp nya. Ia melihat 3 bubble chat dari Kalangga.

kala
|atlas 10.03
|lo dikelas kan? 10.03
|gue mau ketemu sama lo 10.03

"Sorry sorry Kal, gue gak cek hp tadi." Ucap Atlas.

"No need. Gue cuma mau bilang kayak yang gue bilang kemaren. Gue gak bisa kalau jadi guru privat lo tiap hari, gue cuma bisa hari selasa sama rabu, gimana?" Tanya Kalangga pada Atlas yang berdiri didepannya.

"Ok, no prob. Jadi nanti lo bisa langsung ikut ke rumah gue. Masalah gaji, seperti yang gue bilang kemaren, gue bayar lo sewajarnya. Kayak guru privat pada umumnya." Jawab Atlas membuat Kalangga manggut-manggut.

Kalangga sebenarnya tidak mempermasalahkan soal gaji atau apapun itu. Kalangga pasti akan dengan senang hati membantu teman-temannya yang ingin belajar bersamanya jika dia ada waktu luang.

"Yaudah, gue cabut dulu." Pamit Kalangga.

"Motor gue kawasaki hitam plat B 1520 AF, gue tunggu diparkiran." Jelas Atlas, Kalangga hanya ngangguk-ngangguk paham.

"Oh iya. Jangan ngerokok lagi, meskipun rooftop gak ada CCTV nya, bukan berarti lo bisa jadiin rooftop jadi tempat ngerokok lo, kalau ngerokok jangan disekolah. Atau gue gak mau jadi guru privat lo kalau gue mergokin lo ngerokok di sekolah lagi. Lagian ngerokok gak baik buat tubuh lo, Atlas." Ucap Kalangga kemudian berlalu meninggalkan Atlas.

Atlas mengedikkan bahunya, apa tadi? Kalangga mengancam tidak mau jadi guru privat nya, atau Kalangga hanya menjalankan tugasnya sebagai anggota OSIS, atau mungkin itu tadi bentuk rasa kepedulian Kalangga pada Atlas?

Atlas tidak mau memikirkan yang tidak-tidak.

"No one can control me." Batin Atlas, Atlas memang seperti itu, tidak ada yang bisa mengontrol dirinya atau apapun yang lelaki itu lakukan.

maybe in another life || nikwon / wonkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang