26. nginep

264 44 0
                                    

Atlas keluar dalam kamar mandi Kalangga, sebelumnya pemuda itu sudah mencuci mukanya.

Pemuda itu melihat Kalangga yang menyandar pada headboard kasur dan kembali menonton film horror favoritnya dan tetap saja, sesekali pemuda itu menutup mukanya dengan bantal saat sosok misterius itu muncul di TV layar datar itu.

Atlas yang melihat itu terkekeh pelan. "Gemes." Batinnya.

"Udah tau takut masih aja ditonton." Ledek Atlas  membuat pemuda itu berdecak kesal, pemuda sagitarius itu kini ikut duduk di pinggiran ranjang Kalangga.

"Gue gak takut ya!" Ucap Kalangga membuat Atlas terkekeh pelan.

"Iya deh." Jawab pemuda sagitarius itu.

"Ga ngantuk?" Tanya Atlas.

Kalangga menggeleng pelan "Enggak." Jawabnya.

"Lo tuh ya, ga cocok nonton horror." Ucap Atlas membuat Kalangga lagi-lagi mengernyitkan alisnya bingung.

"Maksud lo?" Tanya Kalangga.

"Lo cocoknya nonton Cocomelon." Ucap Atlas lalu diiringi gelak tawa ringan dari pemuda itu.

"Lo pikir gue bayi apa?!" Ucap Kalangga, raut wajahnya terlihat kesal namun menggemaskan.

Dasar Atlas, apapun yang dilakukan oleh Kalangga pasti dibilang gemas oleh lelaki itu.

"Iya, lo kan emang bayi." Jawab Atlas.

"Anjing?!" Umpat Kalangga kepada Atlas.

Atlas pun sedikit terkejut mendengar umpatan Kalangga untuk dirinya pertama kali?

Namun setelah itu pemuda sagitarius itu hanya terkekeh pelan.

Ingin sekali rasanya Atlas mencium pemuda itu saat ini juga, Kalangga terlalu manis untuk mengumpat.

Cukup Harsa saja yang harus menerima umpatan Kalangga.

"Gini-gini gue bisa patahin semua tulang lo." Ucap Kalangga membuat Atlas lagi-lagi terkekeh, saat berdampingan dengan Kalangga sepertinya pemuda itu semakin banyak tersenyum dan tertawa.

"Iya deh yang jago taekwondo. Ajarin gue taekwondo dong Kal." Ucap Atlas.

"Bukannya lo juga jago? Lo kan suka tawuran tuh." Jawab Kalangga.

"Ya emang. Kalau asal nonjok sama asal lempar batu gue bisa. Tapi kan gue gak tau teknik-tekniknya." Ucap Atlas.

Memang benar, saat tawuran Atlas memang asal saling tonjok saja, Atlas juga tidak tahu pukulan, tendangan, dan tangkisan apa yang harus ia gunakan saat melawan musuhnya, Atlas benar-benar ngasal saja. Tapi anehnya dia selalu menang.

"Boleh deh kapan-kapan gue ajarin." Ucap Kalangga sedangkan Atlas tersenyum senang, modusnya berhasil juga.

Kini tidak ada percakapan diantara mereka, Atlas hanya duduk dan ikut menonton film horror yang belum selesai itu.

Atlas memainkan ponselnya sesekali melirik Kalangga yang sedari tadi perhatiannya selalu terfokus pada film.

Jaraknya juga tak terpaut jauh dari tempat Kalangga duduk.

Atlas sedikit mengambil gambar TV layar datar itu untuk dikirimkan kepada Darrel.

Darrel

You
[photo]|

Darrel
| njir dimana lo?

You
dirumah kala|

Darrel
|WTF
|really?
|nginep lo?
|mana sekamar lagi sianjing

maybe in another life || nikwon / wonkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang