18. sunset and kalangga

245 40 0
                                    

Setelah beberapa jam mereka menghabiskan waktu dengan melihat pemandangan indah dari atas bukit, kini mereka melanjutkan perjalanan kembali ke hotel, mereka kembali dibebaskan pergi asal masih berada disekitaran hotel.

Hotel yang mereka tempati memang berada di pusat kota, namun berada didekat pantai juga, jadi itu memiliki suasana nyaman tersendiri.

Kini pukul empat sore, banyak dari mereka yang memutuskan untuk pergi ke pantai, mereka memilih melihat indahnya sunset di Bali hari itu.

Kalangga mendudukkan dirinya di pinggir pantai, bersandar di batu besar yang ada disana.

Karena tadi mendengar kabar bahwa kerabat dari Kepala Sekolah ada yang meninggal dunia, jadi mau tidak mau mereka ikut pulang ke Jakarta esok hari.

Study tour yang harusnya dilaksanakan empat hari, kini menjadi dua hari saja.

Kalangga yang mendengar kabar itu memutuskan untuk pergi ke pantai, menghabiskan waktunya yang tinggal beberapa jam saja di Bali.

Kalangga duduk sambil menikmati angin pantai sore yang begitu sejuk, dengan kamera analog yang pemuda itu bawa yang siap untuk menangkap indahnya sunset sore itu.

"Kala!" Panggil pemuda yang tiba-tiba duduk disamping Kalangga.

Kalangga terkejut karena pemuda itu.

"Atlas lo kebiasaan deh! Ngagetin gue mulu, kalau gue jantungan mau tanggung jawab lo?" Ucap Kalangga kepada pemuda disebelahnya, lebih tepatnya Atlas, pemuda itu selalu mengagetinya.

"Gue jantungan tiap deket sama lo, tapi lo juga ga tanggung jawab Kal." Batin pemuda sagitarius itu.

"Hehe sorry, abisnya lo kerjaannya ngelamun mulu." Ucap Atlas.

"Gue gak ngelamun, gue lagi ngeliatin sunset Tlas." Ucap Kalangga, pandangannya mengarah pada langit jingga yang terbentang di sebelah barat itu.

Sangat indah, angin sore yang sejuk, langit jingga dan juga ombak pantai yang tenang, begitu pas untuk dinikmati, tak lupa juga lampu dari bangunan gedung kota yang mulai menyala menambah kesan indah suasana sore itu.

Kalangga suka pantai, sunset, dan suasana malam.

"Lo bawa kamera berapa Kal?" Tanya Atlas saat melihat kamera yang digenggam Kalangga berbeda dengan yang dipinjamnya saat di bukit tadi.

"Gue bawa dua." Ucap Kalangga, kemudian pemuda itu mengarahkan kameranya mengarah pada pemandangan yang begitu indah didepannya.

Kalangga mengambil foto sunset itu beberapa kali.

Atlas melihat pemuda disampingnya, lagi-lagi pemuda sagitarius itu selalu tersenyum tipis saat melihat si pemuda aquarius.

Kalangga, sunset, lampu kota, angin dan ombak pantai, begitu indah bagi Atlas. Benar-benar pemandangan indah yang tidak boleh dilewatkan.

Mereka sedari tadi hanya menikmati pemandangan indah hari itu.

Langit mulai menggelap, bulan sabit dan bintang-bintang perlahan memunculkan sinarnya, lampu dari bangunan kota yang semakin terlihat terang.

Banyak siswa siswi yang mulai meninggalkan pantai itu.

Semakin sepi, suara ombak pantai semakin terdengar jelas, namun dua anak adam yang sedang duduk bersandar di batu besar tak ingin beranjak dari sana.

"Kal, lo sesuka itu ya sama pantai?" Tanya Atlas kepada pemuda aquarius itu.

"Gue suka. Hari ini bener-bener indah menurut gue." Jawab Kalangga.

maybe in another life || nikwon / wonkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang