Kini pukul sepuluh pagi para siswa sudah berkumpul di parkiran khusus bus di hotel bintang lima itu.
Seperti yang diumumkan kemarin, mereka akan pulang hari ini.
Mereka sudah siap membawa barang mereka masing-masing untuk pulang.
Kalangga sudah siap dengan hoodie tebalnya yang dibelinya bersama Atlas beberapa hari yang lalu.
Karena memang cuaca hari ini mendung, padahal cuaca kemarin cerah-cerah saja.
Atlas juga lebih memilih mengenakan jaket hitam tebalnya, karena angin hari ini juga cukup dingin saat menyentuh kulit.
Seperti saat berangkat, pemuda sagitarius meminta untuk bertukar tempat dengan Harsa saat di pesawat nanti, dan Harsa mau karena pemuda itu suka duduk di bagian belakang.
Kalangga pun juga begitu, pemuda aquarius itu tidak keberatan siapa saja yang duduk disebelahnya.
Mereka segera menaiki bus, dengan denah tempat duduk yang sama saat keberangkatan.
Setelah melakukan beberapa menit perjalanan, mereka telah sampai di bandara.
Petugas bandara memberitahu bahwa sedang ada sedikit kendala pada pesawat yang akan mereka tumpangi nantinya.
Jadi mereka harus terpaksa menunggu terlebih dahulu.
Banyak dari mereka yang memutuskan untuk memilih mencari makan terlebih dahulu, karena sepertinya mereka akan menunggu lama.
Kalangga pun begitu, pemuda aquarius itu memilih untuk mencari makan terlebih dahulu. Kalangga mencari makanan yang sekiranya bisa untuk mengganjal lapar perutnya untuk beberapa jam.
Pemuda aquarius itu mencari makanan diikuti oleh pemuda bertubuh tinggi disebelahnya, lebih tepatnya Atlas.
Atlas sedari turun dari bus selalu berjalan disamping Kalangga, dan pemuda aquarius itu juga tidak merasa risih sama sekali jika Atlas berada bersamanya.
Mereka berdua memutuskan untuk membeli beberapa roti untuk menemani mereka saat menunggu pesawat mereka siap.
Setelah membeli beberapa roti, Atlas dan Kalangga duduk di kursi tunggu yang ada di sana, dekat dengan teman-teman satu angkatannya yang lain.
Atlas memakan roti yang dibelinya bersama Kalangga, pemuda sagitarius itu hanya melihat pemuda yang duduk disebelahnya hanya menunduk sedari tadi.
Atlas pikir mood Kalangga sedang tidak bagus hari ini, Atlas yang tadinya memilih berdiam saja, kini pemuda itu bertanya kepada Kalangga.
"Kal lo kenapa dari tadi diem mulu? Gak enak badan?" Tanya Atlas kepada pemuda itu, sedangkan yang ditanya hanya menggeleng saja.
Atlas berpikir sejenak, "Gue ada salah sama lo?" Tanya pemuda itu lagi.
Kalangga menghembuskan nafasnya berat. "Gak tau kenapa dari tadi perasaan gue gak enak Tlas." Jawab pemuda aquarius itu, raut wajahnya terlihat gusar.
"Kenapa? Lo kepikiran sama nyokap lo?" Tanya Atlas, Kalangga hanya mengangguk.
Entah kenapa saat ini pemuda aquarius merasa khawatir, gusar, dan gelisah.
Pemuda itu tidak tahu apa yang terjadi disana sekarang.
"Coba lo telfon mama lo aja." Saran Atlas kepada pemuda itu.
"Udah gue telfon tapi gak diangkat, gue juga udah coba telfon tante Airin tapi gak diangkat juga." Ucap Kalangga, raut wajah lelaki itu semakin terlihat khawatir.
"Lo berdoa Kal, semoga gak terjadi apa-apa sama nyokap lo." Ucap Atlas, pemuda itu juga turut berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang buruk.
"Trust me Kal, gak akan terjadi apa-apa sama nyokap lo disana." Ucap Atlas, pemuda itu memegang pundak Kalangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
maybe in another life || nikwon / wonki
Fanfiction"Kalau ada yang lebih indah dari sunset, mungkin itu lo Kala." -disclaimer‼️ □ 100% fiction □ ignore typo(s) □ contains harsh words □ write in bahasa and broken english □ don't bring it to real life □ bxb □ do not read if you are homophobic ©whoosg...