07. at decelis cafe

282 36 0
                                    

Kalangga mengecek aplikasi chat berwarna hijau di ponselnya. Kalangga melihat ada nomor yang tidak dikenal mengiriminya pesan.

+628221295****
hai kak ini alea, save yaa

Kalangga sedikit berpikir darimana Alea mendapatkan nomornya. Namun tak lama Kalangga membalasnya.

iya

Kalangga kemudian menyimpan nomor Alea.

alea
makasih ya kakk, btw makasih juga udah mau ngajarin aku tadi

sama sama

Hanya itu percakapan diantara mereka berdua. Lalu Kalangga mengecek chat dari Atlas.

atlasena
besok abis ujian ajarin gue bisa? waktunya mapel b.indo, gue g paham

Kalangga menghela nafas pelan, sebelumnya Kalangga sudah bicara kepada Atlas kalau lelaki itu tidak bisa mengajarinya saat ujian.

iya, gue usahain ya atlas

oke, g'night kal

Balasan dari Atlas membuat Kalangga sedikit mengernyitkan dahinya bingung, tetapi akhirnya lelaki itu juga membalas pesan dari Atlas.

too atlas
(read)

Setelah membalas pesan dari Atlas, Kalangga melanjutkan belajarnya, besok adalah mapel fisika, Kalangga harus belajar keras.

"Nilai macam apa ini Kalangga?" Tanya pria paruh baya, yang kemudian berdiri dari kursi di ruang kerjanya.

"Kala cuma salah satu Ayah." Jawab Kalangga pada pria paruh baya itu.

"Cuma kamu bilang?! Tetep aja Kalangga! Di kelas nilainya ada yang lebih tinggi dari kamu kan?" Nada bicara pria itu semakin meninggi.

"Ada Yah." Ucap Kalangga dengan menundukkan kepalanya.

Pria paruh baya itu membanting Lembar Kerja ujian milik Kalangga yang bertuliskan 95 itu.

"Mau jadi apa kamu?! Ayah udah keluarin biaya mahal-mahal buat sekolah kamu! Tapi apa? Nilai kamu malah merosot seperti ini!" Ucap pria paruh baya itu dengan nada tingginya.

"M-maaf Yah." Kalangga tertunduk, tidak ada air mata. Hanya sesak yang Kalangga rasakan, bentakan demi bentakan selalu keluar dari mulut Ayahnya jika nilai Kalangga menurun.

Kepingan kejadian beberapa tahun lalu selalu menghantui pikiran Kalangga.

Ayahnya yang selalu menuntut nilainya
Ayahnya yang selalu kasar kepada Bundanya
Ayahnya yang sama sekali tidak peduli dengan mental health nya
Ayahnya yang selalu memarahinya dan Bundanya

Kalangga masih kecil saat itu, Kalangga tidak tahu harus berbuat apa.

Dan apa yang terjadi? Setelah itu Bima, Ayah Kalangga mengenalkan keluarga barunya kepada Kalangga dan Dira.

Sejak saat itu Kalangga menjadi benci kepada Ayahnya, Ayah yang sudah tidak mau sama sekali menghidupi Kalangga dan Dira, padahal posisinya saat ini belum bercerai dengan Dira.

maybe in another life || nikwon / wonkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang