04. a fact

363 41 0
                                    

Atlas menuruni anak tangga, lelaki itu duduk di sofa ruang keluarga, lelaki yang memakai kaos hitam dan celana pendek itu memilih untuk menonton TV saja.

"Abang, Mama bikin brownies, cobain." Ucap Tiara yang baru saja duduk disamping Atlas dengan membawa piring berisi potongan brownies.

Atlas yang melihat Mamanya membawa sepiring brownies dengan toping kacang almond, lelaki itu langsung mencobanya.

"Enak Ma. Buatan mama selalu enak, ga pernah ga enak," puji Atlas kepada Mamanya.

"Bang, Mama mau nanya. Kala satu kelas sama kamu?" Tanya Tiara pada Atlas, yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya.

"Enggak Ma, Kala anak IPA." Ucap Atlas dengan mengunyah brownies buatan Mamanya itu.

"Tapi kok bisa dia jadi guru privat kamu?" Tanya Tiara lagi.

"Ya bisalah Ma, Kala kan pinter." Ucap Atlas.

"Enak ya nantinya yang jadi pacarnya Kala, udah ganteng, manis, pinter, rajin. Gak kayak kamu." Ucap Tiara membuat Atlas memutar bolamatanya malas. Penyakit membanding bandingkannya kumat, batin Atlas.

"Mama apa sih Ma, mulai deh.." ucap Atlas yang sudah hafal dengan kelakuan Mamanya.

"Atlas pinter, Atlas juga ganteng Ma." Lanjut Atlas.

"Mama tau kalau kamu emang pinter tapi kamu males Bang, kamu juga ganteng tapi dandanan kamu itu loh. Kayak berandal." Ucap Tiara.

"Atlas gak kayak berandal Ma, malahan Keren. Papa aja juga ngakuin kalau Atlas keren." Ucap Atlas.

"Udahlah, kalian berdua itu emang sama aja. Mama mau bangunin Deon dulu." Ucap Tiara lalu pergi meninggalkan Atlas, Atlas yang melihat itu menggeleng-gelengkan kepalanya, kelakuan Mamanya itu kadang seperti anak muda, tapi Mamanya itu selalu dewasa saat menasehati Atlas.

Kalangga berjalan menyusuri koridor untuk menuju ke kelasnya, lelaki itu melihat jam di ponselnya, 10 menit lagi bel masuk akan segera berbunyi.

Banyak yang menyapa Kalangga saat berjalan di koridor, karena notabennya Kalangga adalah Anggota Osis jadi banyak siswa siswi yang mengenalnya.

Sebenarnya banyak yang meminta Kalangga untuk mencalonkan diri menjadi Ketua Osis, namun pemuda aquarius itu menolaknya, Kalangga tau, tanggung jawab menjadi Ketua Osis akan sangat berat.

Kalangga berjalan menuju bangku yang selalu ditempatinya, lelaki itu menempati deret ke tiga dari depan.

Kalangga mengecek loker mejanya, ada beberapa susu kotak dan coklat yang berada dalam lokernya, atau bahkan surat-surat yang sengaja dikirim oleh orang yang menyukainya.

Itu dikarenakan Kalangga adalah tipikal cowok yang tidak pernah membalas chat dari nomor tidak dikenal jika tidak ada kepentingan, menurut Kalangga itu akan membuang waktunya begitu saja.

Kalangga tidak marah jika ada yang memberinya susu kotak, coklat, maupun surat. Lelaki itu akan memberikan susu kotak dan coklat yang ada dilokernya kepada Harsa atau teman sekelasnya yang lain. Kalangga bahkan selalu membaca surat-surat yang ada di lokernya, tetapi lelaki itu tidak ada niatan untuk membalasnya.

"Kal lo beneran jadi guru privat nya si Atlas?" Tanya Harsa yang baru saja datang dan duduk di bangkunya, Kalangga hanya mengangguk.

"Kok lo mau?" Tanya Harsa.

"Apa salahnya kan bantuin temen." Jawab Atlas membuat Harsa bingung.

"Temen? Sejak kapan Kal?" Tanya Harsa, Kalangga hanya mengedikkan bahunya.

maybe in another life || nikwon / wonkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang