24. ramen

235 37 1
                                    

Kalangga dan Atlas pergi meninggalkan Pemakaman umum itu, dengan Kalangga yang hanya menunduk dan berjalan lesu sedari tadi.

Kini Atlas masih menemani Kalangga sampai dirumahnya, rumah sederhana yang semula sepi itu kini menjadi semakin sunyi.

Para pelayat sudah kembali ke rumah masing-masing, disana hanya ada Airin saja.

Kalangga dan Atlas mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu rumah Kalangga.

Wanita dewasa datang dengan membawa dua gelas air putih.

"Kala.. minum dulu ya nak. Kamu keliatan pucet banget." Ucap Airin kepada keponakannya itu, sedangkan Kalangga hanya diam saja.

"Atlas, kamu juga diminum dulu ya, maaf seadanya." Ucap Airin kepada Atlas.

"Iya tante, makasih." Jawab Atlas.

"Ya udah. Tante ke belakang dulu ya, mau beres-beres." Ucap Airin diangguki oleh Atlas.

"Kal, lo minum dulu ya." Ucap Atlas, kemudian mengangkat gelas berisi air putih itu dan memberikannya kepada Kalangga.

Kalangga menerima itu, walaupun hanya meminumnya sedikit saja.

"Gue beliin makan ya.. lo cuma makan dikit dari kemaren." Ucap Atlas.

"Gak perlu Tlas. Gue gak laper." Tolak Kalangga halus.

"Gue tau lo lagi sedih, tapi makan dulu ya, sedih juga butuh tenaga Kala. Gue gak mau lo drop, terus sakit nantinya. Gue juga tau, ini semua berat bagi lo walaupun gue ga pernah ngerasain jadi lo, tapi gue juga bisa ikut ngerasa sedih kalau lo sedih, Kala. Hari ini lo boleh sedih sepuas lo, tapi besok. Janji ke gue, lo ga boleh sedih-sedih lagi. Promise?" Ucap Atlas, pemuda itu kini mengangkat jari kelingkingnya dan diarahkan ke arah Kalangga.

"Iyaaa. Lo kenapa jadi bawel gini sih." Ucap Kalangga, lain ucapan lain perbuatan. Kini Kalangga menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Atlas.

Atlas yang melihat Kalangga seperti itu, pemuda itu tersenyum tipis.

"Sekarang makan ya. Lo mau makan apa? Ramen mau? Lo kan suka ramen, gue pesenin sepuluh ramen deh." Ucap Atlas membuat Kalangga mendelik.

"Atlas. Lo kira gue apaan bisa makan segitu banyak." Ucap Kalangga dengan matanya yang menajam dan alisnya yang mengkerut, membuat Atlas terkekeh pelan, Kalangga terlihat sangat lucu.

"Kali aja lo mau, kalau mau gue pesenin 10 beneran." Ucap Atlas.

"Gak." Ucap Kalangga.

Atlas tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan, kemudian pemuda itu membuka aplikasi berwana hijau didalam ponselnya itu dan kemudian memesan ramen.

"Beef Ramen kan? Kesukaan lo." Tanya Atlas kepada pemuda disebelahnya itu.

"Engga, gue mau nyoba Chicken Karaage Ramen." Ucap Kalangga.

"Mau nyobain Ramen favorit gue nih ceritanya?" Tanya Atlas dijawab anggukan oleh Kalangga.

Jangan ditanya keadaan jantung Atlas saat ini, pemuda itu merasa jantungnya berdegub dengan cepat hanya karena Kalangga ingin mencoba ramen favoritnya.

Atlas kemudian memesan tiga Chicken Karaage Ramen, untuknya, Kalangga, dan Airin.

Sambil menunggu pesanan ramen, Atlas selalu mengajak Kalangga untuk mengobrol, sesekali memberi lelucon yang membuat Kalangga sesekali tertawa.

Wanita muda yang melihat kedua anak adam itu tersenyum tipis, karena Atlas, Kalangga sudah tidak terlalu murung seperti kemarin.

Airin menghampiri Atlas dan Kalangga di ruang tamu.

maybe in another life || nikwon / wonkiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang