Chapter 20 (Racun)

11 2 0
                                    

Iqbal terus mengikuti mobil Anggara,seperti biasa Fardan selalu tersenyum sinis dengan tatapan dinginnya.

Iqbal tersenyum tipis "Fardan...Lo kenapa"

"Hmmm...gw ga apa apa,gw cuma salut sama Lo"jawab Fardan melipat kedua tangannya di dada

"Cih...lo-"

Ucapan Iqbal terputus,dia mendengar suara nada dering dari hpnya.Dengan sigap Fardan mengambil dan mengangkat teleponnya

"Hai Fardan Iqbal,apa kabar....dah lama tidak berbicara dengan kalian berdua"ucap Anggara tersenyum manis

"Gak usah banyak omong Lo setan...mana Eliza"Fardan menaikkan nada bicaranya

"Heheheh,Eliza ya...hmmm,dia baik baik aja kok sama gw"ujar Anggara tersenyum manis

"Dasar gila...."cetus Iqbal menahan amarahnya

Anggara tertawa terbahak-bahak"Gw gila...sejak kapan gw gila,gw cuma ingin menyelamatkan tunangan gw dari kalian"

"Kalo kalian ingin menyelamatkan Eliza,gw tunggu di pabrik dekat pantai"ucap Anggara mematikan telpon

Iqbal langsung menancap gasnya dan bergegas menuju lokasi yang di berikan Anggara.

Sesampai di lokasi,Iqbal dan Fardan langsung memasuki pabrik tersebut.Iqbal melihat Eliza sudah terduduk lemas di kursi dengan tangan di ikat.

Anggara menepuk tangannya"Hebat hebat,sudah sampai kalian disini"

Anggara mendekatkan Eliza,dan mengelus rambut panjangnya

Fardan tersenyum sinis "dih...ngapain Lo megang kepala Eliza,dan juga Lo itu bukan siapa siapa Eliza"

Anggara tertawa keras "sayang... sepertinya mereka gak tau tentang kita berdua"

Eliza berusaha berbicara dengan mereka,Anggara yang melihat Eliza seperti itu tersenyum manis.

"I...Iqbal dan Fardan lebih baik kalian tinggalkan aku sendiri"ucap Eliza dengan nada lemas

Tanpa berpikir panjang Iqbal memukul Anggara dengan keras,Wajah Anggara memar dia tersenyum manis.Asisten Anggara memukul bahu Iqbal,Fardan langsung menendang asisten tersebut.

Anggara tersenyum sinis"Hadeh...sudah di ingatkan oleh Eliza bukan pergi malah mau main tangan"

Eliza yang melihat mereka sudah babak belur,berusaha melepaskan ikatan yang ada di tangannya.Eliza berhasil meloloskan diri,Anggara yang melihat itu langsung menahan dan menodongkan suntikan ke leher Eliza.

"Diamm semuanya"ujar Anggara tersenyum manis

Iqbal dan Fardan memberhentikan pukulan mereka,Iqbal mengepalkan tangannya dengan kuat.

Anggara tersenyum sinis "Jika kalian ingin Eliza selamat maka kalian harus pergi dari sini"

"Bajingan kau Anggara,beraninya menggunakan Eliza sebagai tawanan"ujar Iqbal dengan nada tinggi

Anggara tertawa kecil,Fardan mengepalkan tangannya.

"Iqbal...demi keselamatan Eliza lebih baik kita nyusun rencana"bisik Fardan

Iqbal balik badan dan pergi meninggalkan Eliza dan Anggara.

Deg!!!

Iqbal terkena tembakan dari Anggara,padangan Iqbal kabur dan dia kehilangan kesadarannya.

"Iqbal........"teriak Eliza memberontak dari Anggara

Fardan berlari menghampiri Iqbal,kesabaran Fardan sudah habis

"APA YANG KAU TEMBAK KEPADA IQBAL"geram Fardan mata dia memerah

"Hanya sebuah racun mematikan saja"jawab santai Anggara sembari tersenyum manis

Eliza langsung ambruk mendengar ucapan Anggara,Eliza lagi dan lagi menyalahkan dirinya sendiri dia memukul dadanya dengan keras dan menangis sejadi jadinya.Anggara hanya mengelus rambut Eliza dan tersenyum manis padanya

"DASAR NJG KAU ANGGARA"Ujar Fardan mengepalkan tangannya

"He....klo Lo ingin menyelamatkan iqbal maka Eliza harus ikut denganku"ujar Anggara menggenggam tangan Eliza

Eliza mengangguk kepada Fardan,Fardan terdiam.

"Gw percaya sama Lo Fardan,Lo harus jagain teman teman kita yang lain"Batin Eliza

Eliza meninggalkan Fardan dan pergi bersama Anggara,Fardan mengangkat tubuh Iqbal.

"Ok...Gw harus percaya dan yakin kepada Eliza,dia pasti sedang berusaha bebas dari penjara obsesinya Anggara"batin Fardan tersenyum manis melihat Eliza dan Anggara pergi meninggalkannya

Sahabat Kecil PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang