Chapter 26 S3 (Keluarga Meriliza)

16 2 0
                                    

Di ruangan yang sunyi Fardan sedang duduk termenung di ranjangnya dia masih lemas.

"Kamu apa kabar"gumam Fardan sembari melihat ke arah jendela

Tok tok

"Masuk saja"

Eliza memasuki ruangan,dia membawakan buah buahan.Sembari tersenyum Eliza duduk di samping fardan.

"Eliza,Iqbal mana"

Eliza tersenyum "Iqbal kerja tadi dia nyuruh aku buat jagain kamu,kamu sekarang gimana kondisinya"

"Aku baik baik saja"

Eliza melihat ke arah jendela,dia tersenyum manis "andai aku tidak kehilangan ingatanku,aku pasti aku membantu kalian bebas dari ini"

Fardan termenung dengan raut wajah sedih "Sudah,tidak usah menyalahkan diri sendiri"

Eliza mengangguk,dia mengupaskan apel,Eliza memberikan apel dan secangkir susu.

"Sarapan ini dulu,aku mau keluar nyari sarapan"ucap Eliza meninggalkan Fardan

"Iya,makasih Kecebong kecil"

Eliza keluar dari ruangan "kecebong kecil,kenapa aku merasa familiar dengan sebutan itu"

Eliza memegang kepalanya,kepalanya sangat sakit.Ingatan masa lalunya terlihat,Eliza menangis.Beberapa perawat mendekati Eliza dan membawa dia ke IGD.Eliza terbaring,tidak berapa lama dokter memasuki ruangan.

"Mba Eliza,Apakah anda pernah mengalami kecelakaan"tanya Dokter Ethan

"Maaf dokter,saya pernah mengalami amnesia.Sampai sekarang saya belum bisa mengingat kejadian masa lalu"

Eliza menjelaskan secara detail

"Baik,jadi kamu sekarang berusaha mengingat kembali"

Eliza tersenyum kecil "iya dok,saya sedang berusaha mengingatnya"

Dokter Ethan tersenyum "anda boleh berjuang untuk mengingat tapi jangan dipaksakan ini sangat berbahaya untuk kesehatan anda"

Eliza mengangguk,Eliza di resep obat.Eliza keluar dari ruangan Dokter Ethan.

"Eliza Kenanga,maaf kan keluargaku"ucap Dokter Ethan sembari tersenyum tipis

Eliza mengambil obat di apotik

"Dorrr"

"Eh kucing loncat,iqballllllllllll"teriak Eliza

"Hush,berisik kamu ngapain tebus obat.kamu sakit?"tanya Iqbal khawatir dengan kondisi istrinya

Eliza tersenyum "iya,sempet tadi pusing tapi dah nggak kok gak usah khawatir"

"Kamu dah pulang aja"sambung Eliza

"Iya,dah beres nih rapatnya"jawab Iqbal sembari mengusap kepala Eliza

"Kamu dah ke Fardan?"

Eliza mengangguk "hmm,Iqbal kecebong kecil itu apa"

Iqbal tersenyum manis "apakah Fardan memanggil kamu dengan sebutan itu"

"Iya,aku merasa familiar dengan panggilan itu"ucap Eliza terheran

"Apakah kamu tau"sambung Eliza

Iqbal mengusap kepala Eliza "Hmm,sepertinya iya.Fardan itu sahabat kamu dari SD kelas 5,dia memanggil dengan sebutan itu karena waktu itu kamu pendek.Tapi,kalo kamu belum bisa mengingat lebih baik jangan di paksakan"

Eliza mengangguk,Eliza dan Iqbal pergi menuju ruangan Fardan.Sesampai ruangan Fardan menyapa dengan semangat,Iqbal mendekati Fardan.

"Fardan apakah kamu bisa menjelaskan kenapa kamu bisa seperti ini"

"Iya mungkin aku bisa"

*Flashback Setelah berangkatnya Eliza dan Iqbal (3 tahun lalu)

Kantung celana Fardan bergetar

"Natasya"

Terlihat Notifikasi hp fardan berasal dari Natasya,Fardan mengakat telponnya.

"Apakah benar ini Fardan Mumtazaya"

Fardan terkejut,ini bukan suara Natasya siapakah orang ini?

"Maaf anda siapa"tanya Fardan dengan nada dingin

"Saya Dhion,saya orang tua dari Natasya Meriliza"

"Yaa seperti yang anda ketahui Meriliza adalah keluarga yang masuk 10 besar"sambung Dhion dengan nada dingin

"Ya,saya tau itu jadi maksud bapak menghubungi saya apa"

Dhion tersenyum sinis "heh,saya minta tolong pada anda untuk menaikkan posisi keluarga saya masuk ke 3 besar"

"Tidak,saya tidak kan melakukan hal kotor itu.Jika bapak ingin menaikkan posisi bapak,bapak harus kerja keras"Bentak Fardan

"Baik,tapi orang yang sangat anda cintai bakal jadi sandera saya"ucap Dhion mematikan telponnya

"Hey kau"

Fardan langsung bergegas keluar dari bandara,dia langsung menaiki mobil.tanpa ragu dia membawa mobil dengan kecepatan tinggi,sesampai di kediaman Meriliza.

"Hebat - hebat tak disangka anda berkunjung disini"ucap Dhion sembari tersenyum sinis

"Dimana Natasya"

"Hey,santai putri saya tidak ada disini"

Fardan langsung mendekati Dhion

"Kalo kau ingin Natasya baik baik saja,kau harus membantu kami menaiki posisi keluarga Meriliza"

....

Mendengar cerita Fardan,Iqbal langsung paham apa yang terjadi selanjutnya.

"Jadi kamu membantunya"

"Iya aku membantunya"jawab Fardan menundukkan kepalanya

Iqbal mengepalkan tangannya "Jadi,jangan bilang kamu memberikan saham keluarga Mumtazaya ke mereka.Dasar bodoh,keluarga Mumtazaya bakal hancur"bentaknya

"Iya aku tau aku bodoh,tapi nyawa Natasya jadi taruhannya"

"Lagi lagi Natasya,baik seterah kau saja tapi untuk sekarang lain kali jika ingin bertindak berpikir terlebih dahulu"ujar Iqbal menarik Eliza keluar dari ruangan

Fardan menatap dari kejauhan,dia tersenyum tipis "Baik lagi dan lagi harus ada yang di korbankan"

Sahabat Kecil PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang