Chapter 23 ("Kalian Siapa?")

13 3 0
                                    

Iqbal masih terbaring,Eliza masih dalam keadaan koma.Fardan sudah biasa dengan suasana rumah sakit,Natasya senantiasa menemani Fardan ke rumah sakit.

"Kira kira kapan ya Iqbal dan Eliza terbangun"ucap Natasya tersenyum manis pada Fardan

Fardan mengelus kepala Natasya "Hmm...aku yakin dikit lagi,mereka akan sadar"

Fardan memasuki ruangan Iqbal "Lo kapan sadar,Eliza sudah lama nunggu Lo sadar bal.Kasian Eliza dah nunggu Lo"

Tangan Iqbal bergerak perlahan,Fardan menyadari dia tersenyum lega.

"Ayo bal...kasian Eliza dah berkorban buat Lo"

Iqbal membuka matanya perlahan,Fardan meneteskan air matanya dia senang sekali.Natasya tersenyum manis sembari mengelus kepala Fardan.

"Fa...Fardan dimana Eliza"

Fardan tersenyum tipis "udah Lo sehatin badan dulu,baru ntar kita ketemu Eliza"

Iqbal mengangguk,Sudah lewat seminggu Iqbal terbangun.Dia terus menunggu kedatangan Eliza

"Kamu kapan datang El"gumam Iqbal tersenyum sembari menatap langit biru

Fardan dan Zevanka memasuki ruangan

"Hei...Lo ngapain berdiri tiduran sana"ucap Zevanka dengan tegas

Iqbal tersenyum manis "Capek gw tiduran Mulu,gw ingin cepat cepat ketemu Eliza"

"Fardan...Eliza mana"

Fardan tersenyum tipis sembari memapah Iqbal ke sofa "Hmm...Dia ada kok tapi lagi gak bisa kesini aja"

"Sama Anggara ya"ucap Iqbal dengan nada dingin

Fardan menggelengkan kepalanya "Anggara dah meninggal dua Minggu yang lalu"

Iqbal terkejut dia berusaha berdiri "terus...Eliza mana"

Fardan terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Iqbal

"FARDAN...ELIZA MANA"bentak Iqbal sembari berusaha mendekati Fardan

Zevanka menangis,Iqbal melihat ke arah Zevanka.

"Zevan...gw tanya sama Lo,Eliza mana dia ada dimana sekarang"tanya Iqbal dengan nada tinggi

"E...Eliza ada di ru...ruangan nomor 409"ucap Zevanka terbata bata

Iqbal terkejut kaki dia mati rasa dia berusaha untuk tetap berdiri

"A...ayo kita kesana"

Iqbal berusaha jalan sendiri,Fardan memapah Iqbal namun Iqbal menolak keras bantuan dari Fardan.

"Lo kenapa gak kasih tau ke gw"tanya Iqbal dengan nada dingin

Fardan tersenyum tipis sembari memegang tiang infus milik Iqbal
"gw cuma gak mau bikin Lo khawatir,gw minta maaf...Eliza dah pernah bilang ke gw buat saat Lo sadar,untuk tidak bilang apa apa ke Lo"

Iqbal dan Fardan menelusuri lorong,Fardan mengetuk pintu kamar eliza.pintu kamar terbuka terlihat Eliza sedang terbaring di ranjang,Iqbal langsung mendekati Eliza .

"Fardan...Eliza kenapa"

"Di...dia terkena tembakan dari Anggara,yang di arahkan ke gw dan Zevanka"ucap Fardan dengan nada pelan

"Terus......Anggara mati kenapa"tanya Iqbal sembari mengusap air matanya

"Dia bunuh diri"

Iqbal tersenyum tipis dia mengelus kepala Eliza dengan lembut "cepat sadar ya sayang"

Fardan tersenyum,Iqbal dan Fardan meninggalkan ruangan Eliza.

Dua bulan sudah berlalu,Eliza belum sadar dari komanya.Iqbal mengunjungi Eliza,Iqbal langsung membersihkan kamar Eliza.

"El...kamu tau gak,semenjak kamu koma Fardan dan yang lain selalu menunggu kamu El.Fardan dan Natasya berniat saat kamu sadar mereka akan bertunangan"ucap Iqbal sembari tersenyum manis pada Eliza

Fardan dan yang lain memasuki kamar Eliza,Zevanka terus menatap ke arah Eliza sembari tersenyum manis pada Eliza.

"Zevan...kira kira Eliza kapan sadar yah"tanya Raka sembari merangkul pundak Zevanka

Zevanka tersenyum sembari manaruh kepalanya ke pundak Raka "Semoga aja hari ini,hari ini merupakan hari spesial buat Eliza"

"Selamat ulangtahun Eliza"ucap Iqbal tersenyum manis pada Eliza

"Selamat ulangtahun Eliza,semoga kamu cepat sadar"ucap Fardan merangkul pundak Natasya

Tangan Eliza bergerak perlahan,mereka semua senang.Iqbal langsung pergi memanggil dokter,perlahan Eliza membukakan matanya.Eliza melihat ke arah sekelilingnya,Zevanka memeluk Eliza.Eliza tidak memberikan respon apapun padanya.Dokter dan Iqbal memasuki kamar,dokter langsung memberikan penanganan kepada Eliza.

"Kondisi Eliza baik baik saja,namun hanya perlu istirahat saja"ucap dokter dan langsung keluar dari ruangan

Iqbal memegang tangan Eliza,Eliza menepisnya "ka...kalian siapa!?"

Sahabat Kecil PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang