Chapter 21 ("Apa yang akan terjadi selanjutnya")

12 3 0
                                    

Anggara membawa Eliza ke kediamannya,Anggara menggenggam tangan Eliza dengan keras.

"Elizaa...makasih ya udah milih aku"Anggara tersenyum dan mengusap kepala Eliza

Eliza berusaha tersenyum seperti biasanya

"Kok kamu diam aja!?"

Eliza tersenyum kecil,dia berusaha menahan tangisannya.

"A...Anggara a...ku boleh minta sesuatu gak"tanya Eliza terbata bata

Anggara tersenyum manis "hmm...boleh asalkan bukan tentang mereka ya"

"I...itu a...aku boleh minta penawar racun buat i...Iqbal gak"ujar Eliza ketakutan

Anggara tersenyum sinis "lagi lagi buat Iqbal,kenapa ya....semuanya harus buat mereka.Saya ingin bertanya dengan kamu Eliza,apakah teman teman yang sangat kamu banggakan dan sayangi.Akan terus selamanya seperti ini"

Anggara meninggalkan Eliza sendirian di kamarnya,Eliza mengunci pintu kamarnya.

"Saya sudah muak,dengan kehidupan seperti ini.Andai saya bisa melupakan semua kejadian"batin Eliza tersenyum manis

*Sementara itu

Fardan membawa Iqbal ke rumah sakit milik keluarganya,Fardan menghubungi yang lain.

"Dimana Eliza!!!"teriak Zevanka

Fardan terdiam,Zevanka dan yang lain sudah tau pasti akan terjadi seperti ini.

"Fa...Fardan apakah kamu terluka" Natasya khawatir "oh iya kamu berhasil membawa Eliza?"

Fardan menggelengkan kepalanya,Zevanka menarik kerah kemeja yang Fardan gunakan.

"JADI...ELIZA BERHASIL DIBAWA PERGI OLEH ANGGARA,TERUS IQBAL TERLUKA GARA GARA NGELIDUNGI ELIZA"Zevanka dengan sangat marah
"LAGI LAGI LO GAGAL FARDAN,LO GAGAL BUAT NGELIDUNGI TEMAN TEMAN LO SENDIRI"

Fardan menarik kerah baju Zevanka,Zevanka tersenyum tipis

"IYA GW GAGAL,GW GAGAL NGELIDUNGI ELIZA DAN IQBAL"Urat leher Fardan terlihat

"Zevanka sudah cukup"ucap Natasya berusaha memisahkannya

"SETAN LO...BISA DIAM GAK,EMANG GW TAKUT DENGAN PACAR LO INI"Mata Zevanka memerah

"Gw salut sama Lo jepan"Natalie tersenyum sinis melihat Zevanka seperti itu

Zevanka melepaskan Fardan,Zevanka meninggalkan ruangan.Fardan terduduk lemas,Natasya sigap membawakan air putih untuk Fardan.

Natasya mengelus kepala Fardan "udah gak apa apa,mungkin lain kali kamu gak akan gagal lagi"

Fardan memeluk Natasya dengan erat,Natasya tersenyum manis kepada nya

*Kring...kringgg

Hp fardan berbunyi,terlihat di layar hpnya bahwa yang menghubunginya adalah Eliza.Fardan langsung mengangkatnya.

"Fardan,gimana kabar kalian berdua"ucap Eliza dengan lembut

"Gw baik baik aja,hanya terluka kecil.Namun Iqbal tidak,dia sedang koma.Menurut dokter gw,penawar racunnya hanya terdapat di orang yang membuatnya"ujar Fardan

Eliza menangis "maafin gw ya,lagi lagi kalian menderita gara gara gw.Gw bakal ambil penawarnya di Anggara langsung apapun yang terjadi sama gw biarkan aja ya"Eliza mematikan telponnya

Eliza keluar dari kamarnya dia mencari keberadaan Anggara.Eliza berpapasan dengan Anggara yang keluar dari kamarnya.Anggara tersenyum manis padanya

"Eliza...kamu lapar ya,sini biar aku masakin makanan favorit kamu dulu"ujar Anggara membawa Eliza ke dapur

"Anggara aku mau jengukin iqbal boleh kan"ucap Eliza tersenyum kecil

Anggara tersenyum manis "boleh...asalkan kamu pergi bareng" aku"

Eliza mengangguk,dia tau jika ia tidak mengizinkan Anggara ikut bersamanya.Dia akan dikunci di rumahnya bersama orang yang dia takuti.Anggara menyiapkan mobilnya,Eliza mengirimkan pesan singkat kepada Fardan "Gw kesana".

*Sampai rumah sakit

Eliza dan Anggara berjalan menuju ruangan Iqbal,sesampai di ruangan.Fardan dan Natasya langsung berdiri,mereka terkejut dengan siapa Eliza pergi mengunjunginya.

Eliza tersenyum "Selamat sore Fardan dan Natasya"

Natasya melihat Eliza wajah Eliza yang pucet itu

"Fardan...sepertinya Eliza sedang diawasi oleh Anggara,kamu harus jaga sikap ke Anggara.Takutnya Eliza yang bakal di apa apain oleh Anggara"bisik Natasya

Fardan tersenyum tipis "Anggara dan Eliza sudah sampai rupanya,maaf ya reuniannya jadi nya disini"

"Ah...tidak apa kok,gw kesini cuma pengen jenguk Iqbal doang"ujar Anggara tersenyum manis

Eliza mengangguk,tidak berselang lama Anggara dan Eliza keluar dari ruangan.

"Rupanya Iqbal masih terbaring,kukira tubuh dia akan kuat melawan racunnya"Ucap Anggara tersenyum manis

Eliza tidak berani berbicara,Anggara tersenyum manis dan mengelus kepala Eliza.

"Udah gak usah sedih El...masih ada aku kok"

Eliza tersenyum kecil

"Apa yang akan terjadi selanjutnya jika gw diam terus seperti ini.Gw harus ngelakuin segala cara untuk membebaskan keluarga Kenanga dan sahabat gw yang lain"batin Eliza

Sahabat Kecil PertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang