Kondisi Eliza yang masih diruang perawatan,dengan tubuh yang lemah ia tersenyum menatap iqbal yang sedang melihat kearah jendela.
"Jangan sedih,aku baik baik saja" ucapnya dengan lirih dan senyuman tipis
Iqbal menoleh dan menghampiri Eliza "Kenapa kamu selalu mengatakan tidak apa apa?sekarang kamu sedang sakit dan kamu masih mengatakan kamu tidak apa apa" jawabnya dengan tegas
Eliza tersenyum "Tapi bukankah aku selalu baik baik saja"
"Tidak sekarang kamu tidak baik baik saja" jawabnya lagi dengan tegas dan berdiri untuk mengambil apel dan pisau kecil
"Kamu kenal Ethan Giantara?"tanya Iqbal sembari mengkupas kulit apel dengan telaten
Eliza tersenyum tipis "Siapa dia?" Jawabnya dengan nada lirih
Iqbal menceritakan semua dari awal permasalahan dengan Anggara hingga sekarang,Iqbal berusaha membuat Eliza kembali teringat walau hanya sekecil biji apel.
"Apa kamu ingat?"tanya Iqbal
"Tidak" jawabnya
Iqbal tersenyum tipis "Fardan akan kesini" ujarnya melangkah keluar dari bangsal.
Eliza terdiam,ia melihat sekelilingnya ruangan yang mempunyai aroma yang khas "Siapa aku?" Ucapnya dengan pelan sembari tersenyum simpul
Detik detik berganti,menit menit silih berganti,jam jam pun berputar.Sudah 3 jam Eliza Kenanga berada dibangsalnya sendirian,suasana kamar yang hening dan sunyi membuat ia tidak nyaman.Hatinya gelisah pikirannya kemana mana,ia merasa banyak hal yang sudah ia lupakan.
Tok tok
"Silahkan masuk" ujar Eliza setelah mendengar ketukan pintu itu.
Pintu terbuka,Iqbal memasuki ruangan ia bersama Fardan Mumtazaya dan Azira Zevanka.Eliza menarik bibirnya untuk tersenyum,Zevanka berlari kecil menghampiri Eliza.
"Bagaimana kabarmu Eliza?" Tanya Zevanka memegang tangannya
Eliza mengangguk "Saya baik baik saja"
Zenvaka tersenyum
Caranya berbicara berbeda nada yang kamu gunakan berbeda kita seperti orang asing El. Pikir Zevanka
"Darimana saja kamu?" Tanya Eliza kepada Iqbal dengan nada sedikit ditinggikan
"Aku habis menjemput Fardan dan Zenvaka di stasiun" jawabnya
"Jadi bagaimana?apakah kita harus ke kediaman Giantara?" Tanya Fardan sembari melipat kedua tangannya
Semua melihat ke arah Fardan,Zevanka berdiri dan menghampiri dan berdiri di depannya.
"Kenapa harus ke keluarga Giantara lagi hah!?gue gak mau berurusan dengan Ethan" Tegas Zevanka
Fardan tersenyum miring "Lalu!?Apakah gue harus selalu mengikuti perkataan kalian?" Jawabnya dengan nada tinggi
"Percuma gue ngikutin perkataan kalian ujung ujungnya apa semua berantakan,Natasya di tahan,Eliza lupa ingatan.Dari awal kalian tidak sadar,3 keluarga besar sedang di permainkan oleh keluarga Giantara" sambung Fardan dengan tinggi tatapannya berbeda dari sebelumnya matanya merah mengeluarkan semua amarahnya.
Iqbal yang sedang duduk langsung berdiri menghampiri Fardan "Gue sadar,seperti yang gue bilang ikuti permainan Giantara" ujarnya
Lagi lagi Fardan tersenyum dingin "Mau sampai kapan?mau sampai salah satu diantara kita mati!?" Jawabnya dengan nada yang tidak enak untuk di dengar
Zevanka menampar Fardan "Gila lu!masih untung Eliza selamat" jawab Zevanka dengan marah,hatinya terbakar mendengar perkataan yang Fardan keluarkan.
Fardan menunduk dan mengusap pipinya sembari tersenyum ia tiba tiba tertawa "Lalu bagaimana!?Jika Eliza mati apakah semua ini gak bakal terjadi!?"
Iqbal mengepal tangannya,Eliza duduk terdiam memandangi semuanya
Banyak hal penting yang telah hilang. Pikir Eliza berusaha menahan air matanya
"KURANG AJAR" Teriak Iqbal sembari menunjuk Fardan
Fardan tersenyum miring dan membuka pintu lalu keluar dari bangsal Eliza.
Maafkan gue semua,gw salah saat Eliza diculik dan hampir mati aku hanya menjadi beban.Natasya maaf aku gagal lagi,apakah kali ini semua hal sebelumnya akan terulang kembali El?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kecil Pertamaku
Teen FictionSingkat saja,bercerita tentang Eliza Kenanga anak tunggal kaya raya yang sangat menginginkan sahabat.Fardan Mumtazaya si kulkas 1000 pintu (khusus Eliza tidak),yang menginginkan kisah persahabatan berjalan sangat baik.Namun pada akhirnya Fardan meny...