Suasana pagi di Indonesia sangat hangat,Pesawat sudah landing di bandara Soekarno-Hatta.
"Halo Indonesia saya kembali lagi"ucap Iqbal sembari menghirup nafas panjang
Eliza tersenyum "hmm,mau langsung ke kediaman Narendra"
"Ayoo"
Iqbal menggandeng tangan Eliza dan pergi menuju taksi yang mereka pesan.
"Iqbal,Temen kamu yang waktu itu nganterin kita ke bandara mana?"
Iqbal tersenyum manis "Oh namanya Fardan Mumtazaya,dia sahabat kamu loh.Nanti kita ke sana ya"
Eliza mengangguk penuh semangat
Eliza dan Iqbal turun dari mobil,dan mengeluarkan barang barangnya.
"Selamat datang kembali Nona muda Kenanga dan Tuan muda Narendra"
Eliza tersenyum manis,Iqbal mengusap kepala Eliza sembari tersenyum dia menggandeng tangan Eliza dan pergi memasuki kamar Eliza.
"Kamu mandi dulu ya,soal perusahaan Kenanga biar aku yang urus" Iqbal memberikan handuk kepada Eliza
Iqbal membuka laptopnya,saat sedang search di internet.Iqbal terkejut melihat berita,tentang keluarga Mumtazaya yang kini berada di genggaman tangan Keluarga Meriliza.
"El...Eliza sini"
"Ada apa"Eliza melihat ke laptop Iqbal
"Eh bukannya keluarga Mumtazaya itu keluarganya Fardan,terus apa yang terjadi dengan Fardan"Ucap Eliza dengan nada panik
Iqbal menenangkan Eliza "Gak usah panik kita sekarang sudah pulang,kita bisa bantu Fardan.Sekarang kita harus tau dimana Fardan berada sekarang"
Eliza terduduk lemas di kursi "Kenapa aku terlihat panik,padahal aku sama sekali tidak mengenalnya"
"Nih minum obat dulu"Iqbal memberikan obat penenang
Eliza meminum obatnya,perasaan Eliza sudah lumayan tenang. "Kamu pasti lagi bingung siapa itu Fardan"
"Iya,kenapa aku bisa lupa ingatan?kenapa aku tidak bisa mengingat kejadian semuanya"Isak tangis Eliza
Iqbal memeluk Eliza "udah tenang suatu saat nanti kamu pasti bakal ingat"
Keesokan paginya,Eliza sudah rapih dan dia tinggal masak buat Iqbal.For information!Eliza dan Iqbal sudah menikah saat di Beijing-China,niatnya di pulang ke Indonesia untuk menikmati liburannya.
"Iqbal bangun sarapan dulu nih"
"Iya bentar"
Iqbal menuruni tangga dengan tergesa gesa,Eliza sudah duduk di ruang makan.
"Lama banget"Eliza ngambek dengan Iqbal
Iqbal tersenyum di mengecup kening Eliza "Maaf ya aku tadi mandi dulu"
Eliza tersenyum malu "ehhh,ini silahkan di nikmati"
Iqbal tersenyum manis,Eliza dan Iqbal menyatap makanannya.Iqbal menatap lama wajah Eliza sembari tersenyum dia mengelus rambut Eliza "Hmmm,jangan terlalu dekat Ama Fardan akunya cemburu"
"Iyaa Iqbal yang gemes"jawab Eliza sembari mencubit pipi Iqbal
*Selesai sarapan
Iqbal membawa Eliza ke mobil "mau kemana?"
"Ke rumah sakit jengukin Fardan,aku dah ketemu posisinya"
Iqbal mengendarai mobil dengan pelan "ihh,lambat sekali kapan sampai nya ini"
"Ohh kamu nantangin"
Iqbal menambahkan kecepatannya "ahhhhh....ampun Iqbal pelan pelan aja"
Iqbal tersenyum kemenangan
Sesampai di rumah sakit,Iqbal menggandeng Eliza dan membawa Eliza masuk ke dalam rumah sakit.
"Hmm,permisi mba ada pasien yang bernama Fardan Mumtazaya"
"Oh ada mas,Fardan Mumtazaya berada di ruangan no 369 di lantai 2"
"Baik mba makasih"
Iqbal terus menggandeng Eliza dan pergi ke ruangan 369,sesampai di depan ruangan Iqbal mengetuk pintu ruangan tersebut.
"Iya silahkan masuk"
Iqbal dan Eliza masuk ke ruangan,terlihat Fardan sudah sadar namun masih terbaring lemah di ranjangnya.
"Eliza Iqbal,kalian apa kabar"tanya Fardan yang berusaha bangkit dari ranjangnya
Iqbal menahan Fardan "aku baik baik saja"
Fardan tersenyum manis,bibir Fardan terlihat pucat yang berarti kondisi badan Fardan belum sepenuhnya pulih.
"Aku dengar kalian sudah menikah,selamat ya maaf banget aku gak bisa hadir di pernikahan kalian"ucap Fardan berlinang air mata
Eliza tersenyum "terimakasih Fardan,aku senang bisa bertemu dengan anda lagi"
"Anda,aku tidak pernah mendengar Eliza memanggil ku dengan sebutan itu"batin Fardan
"Oh ya,selamat datang kembali Eliza dan Iqbal"ucap Fardan dengan senyuman manisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Kecil Pertamaku
Teen FictionSingkat saja,bercerita tentang Eliza Kenanga anak tunggal kaya raya yang sangat menginginkan sahabat.Fardan Mumtazaya si kulkas 1000 pintu (khusus Eliza tidak),yang menginginkan kisah persahabatan berjalan sangat baik.Namun pada akhirnya Fardan meny...