13 : belajar bersama

26 16 3
                                    

Jangan lupa selalu votment. Ayok belajar menghargai author.

***

Diriku telah hancur, bahkan sedari aku kecil.

***

Ketika bell pulang sekolah berbunyi. Michelle pun langsung pulang. Ia sedang malas untuk berpergian, kali ini ia akan mengistirahatkan tubuhnya.

Setelah mandi, ia pun turun ke bawah dulu untuk makan. Setelah makan, ia mengambil gitar, lalu menuju halaman belakang rumahnya.

Ia bersantai, seraya memetik alunan musik yg ia mainkan, bersama dengan gitar yg ia pangku.

"Di saat ku belum mengerti..
Arti sebuah perceraian, yg hancurkan semua hal indah.

" Yg dulu pernah aku miliki.
Wajar bilang saat ini, ku iri pada kalian. Yg hidup bahagia, berkat suasana indah dalam rumah.

Hal yg selalu aku banding kan dengan hidupku yg kelam.

Tiada harga diri, akan hidup yg terus
bertahan.. "

Michelle bernyanyi hingga lagu itu pun habis. Ia memandangi langit sore itu. Langit biru yg bercampur dengan warna senja dari sang sumbu.

Hingga terbit di bibir itu sebuah senyuman.
Gue rindu, apa kabar di sana?

Asik memandangi langit, ia tak menyadari. Bahwa sedari tadi, sudah ada Samuel yg mendengarkan ia bernyanyi.

Samuel berada di dekat pintu halaman belakang, ia bersandar di sisi pintu.
Sorry. Gue belum bisa maafin lo, terlalu sakit untuk maafin lo.

Setelah mengatakan itu, Samuel pun berlalu dari tempat itu. Ia akan menuju kamarnya, lalu bebersih bersih.

***

Malam harinya, seluruh anggota keluarga Michelle pun makan malam. Saat sedang duduk, seraya memakan makanan nya. Tiba-tiba dania memanggil nama michelle.

"Ell.. " Panggil dania, lalu michelle pun mengalihkan pandangannya ke arah dania. Dengan kening yg berkerut, kenapa?

"Hm.. Bunda sama ayah, dan juga abang kamu. Mau ke marborlnue besok pagi. Kamu.. Ga apa apakan di rumah sendiri? Atau mau nginap di rumah oma sama opa kamu? " Ucap dania, membuat michelle merasa kan sakit di relung hatinya.

Kenapa? Tapi ga apa apa. Ell udah terbiasa sendiri ko bund. Batin michelle.

Michelle menampakkan wajah santainya. Ia tak bereaksi apapun.
"Hm, yah. Gapapa, bukannya ell udah terbiasa sendirian yah? Bunda ga usah khawatir" Sahut Michelle. Membuat perasaan dania begitu merasa bersalah.

Apa sudah banyak memori pertumbuhan anaknya yg ia lewati. Bahkan, anak nya pun sudah tertutup sekarang.

Tak apa, ini sudah resikonya. Pikir dania.

Setelah memakan habis makanan nya, Michelle pun pamit menuju kamarnya. Sedangkan yg lain hanya terdiam memandangi tubuh Michelle yg berjalan menuju kamarnya.

Dafa.. Hm, ia merasakan beberapa rasa sakit. Tapi gengsi nya yg terlalu tinggi itu, membuatnya membenci Michelle.

Samuel melanjutkan makan malamnya. Sedangkan dania, ia sudah selesai.

menangis di jalan pulang (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang