37. Melempar Senyum Kerinduan

3.2K 840 130
                                    

Hai, up lagi!

Vote dulu boleh, deh. Ramaikan pakai emot bunga bermekaran yang harum mewangi biar nggak terlalu syedih karena potek hati.

🌺🌺🌺🌺🌺🌻🌻🌻🌻🌻🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌸🌸🌸🌸🌸🌸⚘⚘⚘⚘⚘🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Happy reading. Semoga part ini bikin kalian senyum-senyum meski tipis-tipis aja, ya, Gaes, ya. 😌

====💐💐💐====


Mirna:
Bapak sama emaknya ke mana, nih?! Kagak bertanggung jawab banget, punya anak segini banyak malah dititipin orang kagak pernah dijenguk! 😌

Mirna:

Mirna:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alika:
Jagain yang bener. Jangan dijutekin. Jangan diomelin. Jangan dicubitin. Kasihan tangkai sama daunnya masih rentan patah!

Mirna:
Mbak ....

Mirna:
Ini cuma taneman, elah! Bukan bayi!


Tanpa sadar, perempuan yang tengah duduk di kursi penumpang sisi Tama itu menahan senyum. Ia merangsekkan ponsel kembali ke dalam tas selempangnya setelah membuat beberapa status di akun WhatsApp.

"Kenapa senyum-senyum gitu?" Tama bersuara sambil memijak rem. Mobil berhenti di perempatan ketika lampu lalu lintas menyala merah.

Kelopak bermanik cokelat terang Alika mengerjap. Apa ia sebahagia itu sampai tersenyum sendiri saja tidak menyadarinya. "O-oh, nggak pa-pa, Mas. Mirna lagi protes, katanya capek ngurusin kebun berdua sama Pak Dadang udah tiga hari ini."

Tama mengangguk-angguk paham. "Halaman belakang makin banyak tanaman, wajar kalau makin repot."

Alika meringis saja. Ia memilih kembali diam, menatap jalanan ketika mobil kembali melaju.

Seminggu meninggalkan Alika Florist, baru hari ini Mirna mulai mengeluh. Gadis itu harus mengurus benih-benih bunga yang Raga urus sebelumnya. Pagi tadi Mirna mengirim foto-foto bibit matahari yang mulai melebar daunnya. Pun dengan gardenia Oma yang tumbuh subur dan bibit cabai yang mulai tinggi.

Yang membuat Alika tertegun dan memutuskan sehabis makan malam dengan Tama nanti ia mau menilik toko bunganya adalah, bunga-bunga di halaman belakang bertambah. Krisan, aster, lily, dan mawar memenuhi halaman. Kemudian di sana ada kursi ayunan beratap baru.




 Kemudian di sana ada kursi ayunan beratap baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang PerawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang