Chanyeol menunduk dalam menghadapi kemarahan ayahnya yang kini berdiri menjulang tepat dihadapannya.
"Kamu sudah janji sama papa Abhimanyu"
"Maaf pa" Chanyeol tidak bisa menjawab ucapan sang papa kecuali dengan permintaan maaf, karena dirinya sadar dia sudah membuat sang papa kecewa untuk kesekian kali.
"Padahal papa udah seneng sama Azea karena dia bisa bikin kamu berubah tambah patuh sama papa tapi sekarang apa yang papa dapetin setelah naruh kepercayaan sepenuhnya buat kamu sama pacar kamu itu?"
"Papa jangan marah sama Azea ya, Abhi yang harus dimarahin karena nggak bisa jaga kepercayaan papa" Papa Siwon menghela nafas lelah sambil memijit kepalanya pusing.
"Terus rencana kamu kedepannya kayak gimana Abhi? Azea belum wisuda dan apa yang bakal kamu bilang ke orang tua Azea?"
"Abhi sama Azea udah bilang sama orang tua Azea"
"Terus?"
"Mereka marah, nggak mau ngomong sama kita"
"Udah pasti itu, mereka udah percaya kamu buat jagain Azea ehhh malah kalian nyeleweng kayak gini, kasih tahu papa dimana alamat rumah Azea biar papa yang mintain restu buat kalian, kalian harus cepet resmi dihadapan Tuhan sebelum berita-berita buruk nimpa Azea, kasian anak orang kalau sampai diomongin yang nggak-nggak, oh papa rasanya pengen potong punya kamu biar kamu nggak bisa ngapa-ngapain"
"Maaf pa"
"Sudahlah, udah terjadi juga tapi papa minta sama kamu, Abhi tanggung jawab yang bener, kamu harus kerja keras buat Azea dan bakal cucu papa, meski papa kaya raya tapi tetap aja kan tekanan kamu semakin kuat kalau kerja diperusahaan keluarga karena harus buktiin kemampuan kamu, S2 nya juga digencer terus biar makin paham sama apa yang kamu tekunin sekarang, udah mau jadi bapak sama pemimpin keluarga jadi jangan main-main, jangan suka seenaknya, jangan sumbu pendek yang sukanya marah dulu kalau nggak sejalan, nikah sama pacaran itu beda jadi ya kamu harus lebih sering neken ego kamu, supaya kedepannya nggak ada hal serius nimpa pernikahan kamu"
"Iya pa"
"Besok biar papa pergi ke Bandung buat ngomong sama keluarga Azea, kasian dia kalau semisal entar kalian pemberkatan nggak ada orang tuanya"
"Makasih pa" Chanyeol menghembuskan nafasnya lega karena sang papa tidak murka seperti apa yang dibayangkan, beliau memang marah tapi tidak se ektrim apa yang difikirkannya, bahkan dia berubah fikiran dengan memberi tahu sang ayah seorang diri tanpa Sehun karena takut kalau papanya marah maka akan di lampiaskan pada sang kekasih, ternyata papanya lebih legowo menerima perbuatannya yang sudah membuat beliau kecewa.
Chanyeol mengecek ponselnya dan tidak ada pesan atau panggilan dari sang kekasih, kemana perginya si manis itu dia sudah menelfonnya berkali-kali tadi tapi tidak dijawab, tadi pacarnya itu pamit mau main ke kost sambil garap skripsinya dan akan minta jemput jika sudah bosan disana, tapi sampai hampir jam 9 malam kenapa belum menelfon juga?
Chanyeol memutuskan menjemput Sehun setelah sang ayah sudah masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat, dia harus menjemput Sehun untuk pulang ke apartemen bukannya apa-apa, Chanyeol takut kalau semakin lama Sehun berada dikost semakin banyak kesempatan orang lain mengetahui kehamilannya karena Sehun masih belum siap untuk memberitahu orang lain kecuali 4 sahabatnya.
Chanyeol memarkirkan mobilnya didepan gerbang kost, dia melihat kedalam dan ternyata ada Mark dan Jackson tengah mengobrol diteras rumah, kenapa Jackson ada disini? Chanyeol mengambil tentengannya dikursi belakang tadi dia sempat mampir ke MnD drive thru untuk membeli beberapa camilan untuk bocah-bocah penghuni kost.