[ BAB TETAP LENGKAP! TIDAK ADA PERUBAHAN ALUR SELAMA REVISI, HANYA SEDIKIT PERBAIKAN DALAM PENYUSUNAN KATA DAN TANDA BACA ]
•••
Elshanum Aleeya Almaura, gadis yang tidak menyangka bahwa takdir mempertemukannya dengan pria yang ia dambakan selama ini...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ajari aku dengan memahamiku, karena bersamamu aku juga harus memahamimu."
- Elshanum Aleeya Almaura -
• • •
"Elshanum Aleeya Almaura," panggil Alzam menyebutkan namanya pertanda bahwa tiba gilirannya untuk maju kedepan dan mengaji dihadapan Alzam.
Aleeya beranjak lalu duduk dihadapan Alzam dengan rekal sebagai sekatnya. Alzam melihat gerak-gerik Aleeya yang tak kunjung memulai mengajinya.
"Gus aku kok mual yah?" ucap Aleeya dengan wajah yang tidak sedap. Dahi berkerut dan mata menyipit seperti orang yang penderita sakit parah.
"Makanya cepat mulai bacaan kamu biar mualnya hilang," ucap Alzam yang sudah pintar membaca gelagat gadis itu.
"Aku kalau mual biasanya gak fokus Gus," ucap Aleeya lagi yang tetap kekeh ingin melancarkan aksinya untuk bersandiwara.
Semalam ia memang berencana untuk merubah diri tapi untuk kali ini ia belum siap. Ia butuh waktu sekitar satu Minggu lagi untuk memantapkan hatinya.
"Saya tidak terima alasan apapun. Saya cuman suruh kamu membaca bukan menghafal kenapa harus pake konsentrasi," ucap Alzam dengan nada datar dan menampilkan wajah jengah menghadapi Aleeya.
"Membaca pun butuh konsentrasi Gus, karena yang dibaca ini bukan huruf latin," ucap Aleeya tidak mau kalah.
"Lebih baik kamu memulai bacaan segera biar saya ajarkan agar kamu bisa fasih dalam membaca tulisan Arab juga nantinya. Ini baru bacaan Al-Qur'an yang mana huruf per huruf, kata per kata, dan kalimat per kalimat tidak ada yang pernah berubah, bagiamana jika kamu disuruh membaca hadis ataupun kitab lain yang mana bacaannya akan sangat jauh berbeda dari bacaan Al-Qur'an," jelas Alzam panjang lebar menceramahi Aleeya.
"Makanya jangan suruh aku baca hadis ataupun kitab yang Gus maksud."
"Sudah-sudah, cepat kamu baca atau saya telfon umi sekarang?"
Sedangkan Aleeya menghela napasnya berat, sepertinya tekadnya untuk berubah menjadi lebih baik memang sudah seharusnya dimulai dari sekarang daripada Gus Alzam menelfon umi Zuhra yang mana anak dan ibu akan berdebat lagi karenanya.
"Baik Gus tapi jangan ketawa yah!" ucap Aleeya akhirnya dan mengingatkan Gus alzan untuk tidak tertawa mendengar cara mengajinya yang nantinya sangat buruk.
Aleeya pun lalu memulai bacaannya dengan basmalah.
Hampir seluruh bacaan Aleeya tidak ada yang benar membuat Alzam harus bersabar meneliti dan membenarkan satu persatu bacaannya. Aleeya lama kelamaan gugup karena takut dimarahi namun syukurlah dugaannya salah, malah Gus Alzam terlihat sabar mengajarinya dan tidak pernah tertawa sedikit pun atau bahkan tidak pernah terlihat wajah mengejek disana sampai giliran Aleeya selesai lalu giliran terakhir ada Melda yang setahunya 11/12 dengan Aleeya namun Melda sedikit lebih unggul darinya karena didengar-dengar sikap gadis itu katanya sudah sedikit berubah dari pertama kali dirinya di pesantren.