[ BAB TETAP LENGKAP! TIDAK ADA PERUBAHAN ALUR SELAMA REVISI, HANYA SEDIKIT PERBAIKAN DALAM PENYUSUNAN KATA DAN TANDA BACA ]
•••
Elshanum Aleeya Almaura, gadis yang tidak menyangka bahwa takdir mempertemukannya dengan pria yang ia dambakan selama ini...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apakah pilihan mu sudah tepat?"
"Karena dia bukan sebuah pilihan tapi sudah menjadi ketetapan"
• • •
Pagi-pagi sekali Alzam sudah siap dengan baju kemeja biru navy yang dipadukan dengan celana panjang kain berwarna hitam melekat sempurna ditubuh tegapnya. Pagi ini Alzam akan ke kampus terlebih dahulu menyelesaikan sedikit urusannya disana kemudian ke rumah Aleeya bertemu dengan kedua orang tua gadis itu. Abi Umar semalam sudah membantunya untuk memohon izin meminta waktu ayah Hasan sedikit untuk hari ini mau bertemu dengan Alzam dan syukurlah pekerjaan ayah Hasan hari ini memang tidak terlalu padat jadi bisa mengatur waktunya dengan Alzaam.
Setelah menyelesaikan kepentingannya di kampus Alzam langsung pergi menuju ke rumah Aleeya. Beberapa menit melalui perjalanan akhirnya ia pun sampai. Ia berdiri sebentar di samping mobilnya membaca doa sebelum bertemu kedua orang tua gadis yang akan dipersuntingnya, setelahnya Alzam masuk tak lupa mengucapkan salam terlebih dahulu dan ternyata ayah Hasan sudah duduk di ruang tamu membaca koran mungkin sementara menunggunya .
"Assalamualaikum om"
"Waalaikumsalam nak Alzam, mari silahkan duduk"ucap ayah Hasan mempersilahkan Alzam
Alzam pun duduk di sofa panjang tepat di depan ayah Hasan, bersamaan dengan itu bunda Tiara datang membawa teh hangat untuk suami dan tamu nya.
"Ada apa nak Alzam ingin bertemu dengan om? Sepertinya penting sekali"ucap ayah Hasan mendahului
Alzam menjilat bibir bawahnya terlebih dahulu menenangkan diri didalam hatinya. Ini lebih menegangkan daripada saat ia menyampaikan maksudnya kepada Abinya.
"Begini om, maksud kedatangan saya kesini ingin menyampaikan hal serius tentang saya dan Aleeya"
Alzam menjeda kalimatnya menunggu tanggapan dari ayah Hasan namun tampaknya ayah dari gadis itu terdiam dan lebih menunggu kelanjutan kalimat Alzam. Alzam kembali menjilati bibir bawahnya yang terus kering mungkin karena kegugupannya.
"Nak Alzam alangkah baiknya kalau kamu minum teh nya dulu barangkali bisa buat menetralisir kegugupan kamu"
Itu suara bunda Tiara, sepertinya bunda Tiara menyadari pergerakan Alzam, Alzam menurut dan langsung menyeruput sedikit teh yang sudah hangat didepannya, dan benar saja Alzam sedikit lebih rileks.
"Kedatangan saya kesini ingin meminta restu dari om dan Tante untuk menjadikan Aleeya istri saya"ucap Alzam bersamaan dengan nafas lega yang dikeluarkannya
Terlihat ayah Hasan dan bunda Tiara terdiam mencerna ucapan Alzam
"Saya rasa tidak perlu waktu lama untuk sebuah kebaikan"lanjutnya lagi
Ayah Hasan nampak menimbang ucapan Alzam lalu mengangguk mengangkat suara
"Tapi apa alasan tepatnya sampai nak Alzam mau mempercepat pernikahan kalian?"