17🕊️

4.3K 245 0
                                    

"Ternyata menerima takdir dengan ikhlas bisa membuat kita menjalani hari-hari jauh lebih ringan, daripada memaksakan kehendak mengejar bahagia yang bukan untuk kita"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata menerima takdir dengan ikhlas bisa membuat kita menjalani hari-hari jauh lebih ringan, daripada memaksakan kehendak mengejar bahagia yang bukan untuk kita"



Di balik Aleeya dan Umi Zuhra yang sedang beberes diruang dapur ada Alzam dan Abi Umar yang sedang duduk diruang tamu ndalem. Alzam akan memberi tahu Abinya terlebih dahulu dan meminta izin Abi Umar atas rencana yang dibuatnya

"Abi"panggil Alzam memulai percakapan setelah lama mempersiapkan diri, Abi Umar juga sedari tadi diam saja memperhatikan pergerakan Alzam yang seperti sedang gugup, ntah seserius apa yang akan disampaikan anak laki-lakinya itu sampai berulang kali menghela nafas panjang.

"Kenapa nak?"tanya Abi Umar dengan nada lembut terkesan tidak menekan

"Begini, Alzam ingin membicarakan tentang perjodohan Alzam dan Aleeya"

"Bukannya kita sudah bicarakan ini?"ucap Abi Umar merasa bingung dengan sikap Alzam, mengapa juga anaknya itu ingin berbicara tentang perjodohan kembali

"Alzam berniat menikahi Aleeya secepatnya"ucap Alzam tiba-tiba dengan satu tarikan napas

1 detik sampai 5 detik tidak ada suara, hanya helaan nafas berat dari Abi Umar kemudian menepuk bahu Alzam

"Jelaskan apa yang di pikiranmu!"

Alzam pun menghela nafas panjang lalu menceritakan kepada Abi Umar tentang perilaku buruk Aleeya selama Abi dan uminya tidak dalam pesantren, terutama saat Alzam menemuinya di asrama santriwati, saat Alzam menggeledah kamar asramanya dan menemukannya dalam keadaan tidak memakai hijab, saat Alzam mendapat laporan-laporan kemalasan Aleeya, saat Alzam meminta setoran hafalan Aleeya dan berakhir mengetahui bahwa gadis itu bahkan kurang bisa mengaji, dan terakhir saat Alzam mengajari Aleeya mengaji yang mana ia harus butuh kesabaran ekstra.

"Tapi bi, Alzam lihat Aleeya dari kemarin sedikit ada perubahan"

"Maksud kamu?"

"Alzam lihat Aleeya sudah mulai lunak, dan semalam gadis itu tidak terlambat tahajjud, juga dia sudah mulai bergaul dengan teman sekamarnya"ucap Alzam menyebutkan perubahan Aleeya

"Jadi keputusan mu bagiamana? Tetap ingin menikahinya dengan dalih ingin membantunya mendekatkan diri kepada Allah karena kamu yakin sudah ditakdirkan berjodoh dengannya?"tanya Abi Umar beruntun

"Tetap dengan tekad Alzam bi"

Abi Umar terdiam cukup lama seperti sedang menimbang usulan Alzam

"Masalahnya bukan dari status gadis itu yang masih seorang pelajar, tapi apakah orang tuanya bersedia memberikan anak perempuan mereka sebelum waktunya"ucap Abi Umar mengutarakan apa yang dipikirkannya sedari tadi

Aamiin bersamamu [ ENDING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang