Bismillahirrahmanirrahim
Typo bertebaran!
Warning..
-DILARANG DIBACA BAGI ANAK BERUSIA KURANG DARI 30HARI
-BOLEH DIBACA BAGI SIAPA PUN YANG SUDAH BERUSIA 30HARI KEATAS
-DILARANG DIBACA BAGI ORANG YANG SUDAH BERTEMU DENGAN PENCIPTANYA
-HANYA YANG PUNYA DOSA BISA MEMBACA, YANG MERASA TIDAK PUNYA DOSA SILAHKAN MINGGAT
TERIMAKASIH
*:。≻───── ⋆♡⋆ ─────.•*:。✩
"Bahkan disaat pikiranmu meremehkan dirimu sendiri, Allah tetap mendukungmu dengan mengatakan kamu adalah sebaik-baiknya ciptaan-nya"
-islamSaat Ayla, ibu dan ayah sudah sampai dipekarangan pondok pesantren Al-mukmin.satpam yang ada disitu segera membukakan gerbang karena dia sudah tau siapa yang datang untuk kesekian kalinya. Sahabat dari kyai Muhammad Abraham Asim, pemiliki pesantren Al-mukmin biasa dipanggil kyai Asim.
"Syukron, Pak Adit" teriak Ayah Atif melambaikan tangannya di dalam mobil,dia masih memarkirkan mobilnya. Ayah Atif begitu akrab dengan pegurus-pengurus pondok pesantren karena dari pertama kali pesantren ini dibangun ia sudah bersahabat dengan kyai Asim.
"Sama sama,Pak" teriak pak Adit, yang bertugas menjaga Area pesantren, selain karena Ayah Atif yang ramah dia juga tak pernah memandang kasta setiap orang.
"Pesantrennya makin sukses aja, padahal dulu masih lantai 2 sekarang udah berlantai 3 aja," ucap Ayla kagum akan bangunan pondok pesantren yang sudah semakin sukses itu.
"Alhamdulillah nak,santri-santri disini juga semakin banyak. Santri disini sudah mencapai 2.821 santri" ucap Ayah Atif.
"Ayah sok tahu, kayak udah kesini berkali-kali aja" Ayla heran kenapa Ayah nya bisa tau sampai serinci itu.
"Kamu gak tahu aja nak, Ayah kamu udah sahabatan sama pemiliki pesantren ini dari SD" kekeh Ibu Ima (Hazimah).
"Kok Ayla gak dikasi tau sih? Padahal dulu Ayla juga pernah mondok disini. Coba aja Ayla tau tau pasti Aku udah minta dijodohin sama g-eh upsss" Ayla menutup yang hampir keceplosan.
"Aduh... Ini mulut hampir keceplosan" gerutut Ayla dalam hatinya, mencubit bibirnya kecil karena kesal dengan dirinya sendiri.
"Aduh.. Sttt" ringis Ayla karena mencubit bibirnya terlalu keras.
"Kenapa nak?" Tanya ibu Ima menatap khawatir Putri sulungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta halal (END)
Teen Fiction𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐣𝐚𝐧𝐧𝐚𝐡 "𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪 𝓴𝓲𝓽𝓪 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓪𝔀𝓪 𝓼𝓪𝓶𝓹𝓪𝓲 𝓙𝓪𝓷𝓷𝓪𝓱 𝓐𝓵𝓵𝓪𝓱" "𝓐𝓴𝓾 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓫𝓮𝓻𝓳𝓪𝓷𝓳𝓲 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓪𝓭𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓭𝓪𝓶𝓹𝓲𝓷𝓰𝓲𝓶𝓾 𝓽𝓪𝓹𝓲 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓳𝓪𝓷𝓳𝓲...