2. ternyata dia?

7.8K 325 6
                                    

Assalamualaikum

Hai hai Aku up lagi..... Aku up sering-sering berarti gabut.

Gak terlalu berekspresi tinggi dengan cerita yang Aku bikin.

Semoga gak besok ya sama ceritanya. Disini terima kritikan kok

Maaf kalau ada jalan cerita yang kurang nyambung.

Syukron

──────⊹⊱✫⊰⊹──────

"Allah tidak mendatangkan sesuatu kecuali diwaktu yang tepat, sekuat apapun kita memohon, jika masih ada yang lebih baik dari pilihan kita, maka Allah pasti memberikannya"
-islami

"Allah tidak mendatangkan sesuatu kecuali diwaktu yang tepat, sekuat apapun kita memohon, jika masih ada yang lebih baik dari pilihan kita, maka Allah pasti memberikannya"-islami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 08:30 Izam sedang bersiap-siap untuk ke rumah sahabat Abinya, perkataan Abinya yang berniat menjodohkannya Ia terima, walaupun hatinya masih tertulis nama perempuan lain. Tapi Ia akan berusaha melupakan perempuan itu, Ia akan Menghargai perasaan istrinya kelak dan belajar mencintai istrinya.

Izam menghela nafas berat menatap dirinya dipantulan cermin yang memperlihatkan dirinya memakai gamis putih dan jas berwarna hitam polos serta peci bulatnya.

"Semoga ini pilihan terbaik, bismillahirrahmanirrahim" ucap Izam memperbaiki jasnya lalu keluar dari kamarnya.

"Kamu sudah siap?" Tanya Abi Asim yang juga sudah siap dengan jas hitam nya.

"InsyaAllah, Izam sudah siap"ucap Izam.

"kalau bagitu kita berangkat" ucap Abi Asim. Mereka menggunakan 2 mobil saja karena yang ikut hanya keluarga terdekat saja, para santri juga tidak Ada yang tau soal lamaran ini. Acara lamaran ini bisa dibilang disembunyikan karena pihak wanita yang meminta.

Perjalanan menuju rumah pihak wanita lumayan jauh sekitar setegah jam dari pesantren. Izam yang duduk di depan bersama Abinya yang sedang menyetir dan umi duduk dikursi kedua mobil, Izam sudah menyuruh uminya untuk duduk didepan bersama Abinya tapi tetap saja Umi Hani tetap ingin dikursi belakang.

Dimobil yang kedua diisi oleh bang Ariz dan istrinya berserta keluarga terdekat.

Selang beberapa waktu, Izam berserta keluarganya sudah sampai didepan rumah sang wanita, rumah yang bernuansa abu-abu itu.

"Assalamualaikum" Salam Abi Asim mengetuk pintu rumah.

"Waalaikumusalam" jawab laki-laki yang berada didalam rumah dan membukakan pintu untuk mereka.
Izam kaget dengan om Atif yang membukakan pintu rumah itu, Ia teringat dengan perkataan Abinya semalam jika anak dari sahabat Abinya yang akan dijodohkan denganya. Sedankan sahabat yang Ia tahu hanya om Atif dan dia tau jika om Atif punya satu anak perempuan 13 tahun yang mondok dipesantren. Apakah Ia akan dijodohkan dengan bocah umur 13 tahun?Ia tidak bisa membayangkan itu terjadi.

Cinta halal (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang