8. bertengkar

6.9K 267 6
                                    

Assalamualaikum

Hai hai!

Maaf banget ya, kalau ceritanya kayak gak nyambung gitu.

Kalau Ada typo atau alur yang salah silahkan komen Yaa.

Disini terima kritikan kok, asal kata-katanya dijaga.

PEMBERITAHUAN🚫
(Izam bakalan di panggil Gus kalau lagi dipekarangan pesantren)

-terutama buat kakak yang udah pengalaman jadi penulis, bisa banget kasi saran-

~SELAMAT MEMBACA~

Setelah sepulang dari pemakaman om Alif, Izam dan Ayla kembali kepondok dan ikuti yang lain. Ustazah Aulia yang juga ikut pulang bersama mereka, setelah sampai pekarangan pesantren. Ustazah Aulia pamit kepada kyai Asim untuk menenangkan diri.

"Ustazah Aulia mau kemana?" Tanya Ayla yang turun dari mobil bersama Izam. Ustazah Aulia berjalan tanpa menghiraukan pertanyaan Ayla.

"Dia izin mau pergi kesuatu tempat" jelas Abi Asim kepada Ayla. Ayla menjawab Abi Aasim degan anggukan dan bibir yang berbentuk O.

"Ayla, mas kemushola dulu ya. Udah mau waktu masuk sholat Magrib" pamit Izam.

"Assalamualaikum" Salam Izam kepada orang yang masih diparkiran. Orang-orang yang ikut selain keluarga Kyai, ada juga ustadz dan ustazah yang tidak ada jadwal mengajar hari ini juga ikut.

"Wa'alaikumusalam"

"Abi juga dan yang lain ingin kemushola, assalamualaikum" pamit Abi Aasim lalu berjalan diikuti yang lain setelah pamit dengan istrinya nyai Hani.

"Waalaikumusalam"

. . . . .

Ayla yang belum melihat batang hidung suaminya sedari pamit saat dari pemakaman sampai setelah ba'da isya pun Gus Izam belum pulang keNdalem, Ayla khawatir karena sekarang sudah pukul 22:13.

Ayla sempat bertanya kepada Umi Hani tentang keberadaan suaminya, tetapi Umi Hani juga tidak tau karena Umi Hani juga belum melihat Gus Izam sedari tadi.

Ceklek

Suara pintu terbuka, Ayla langsung beranjak dari duduknya dikursi yang ada di dalam kamar. Terlihat Izam yang berdiri sambil tersenyum dengar merentangkan kedua tangannya, Ayla yang melihat ekspresi Gus Izam yang tidak ada rasa bersalah sama sekali, Ayla menjadi kesal.

Gus Izam melihat Istrinya cemberut pun heran, ekspektasi yang Ia inginkan gagal. Gus Izam mendekat kearah Ayla yang masih cemberut.
"Kenapa cemberut,Hmm?" Tanya Izam mencubit pipi Ayla gemas.

"Bukanya sambut suaminya pulang kerja, malah dicemberutin kayak gini. Istri Izam kenapa sih?" Tanya Izam lagi.

"Inikan gara-gara mas, pulangnya lama banget. Aku kan jadi khawatir. Udah gak kasih kabar kalau pulangnya lama, gak pulang buat makan malam, datang-datang malah senyum-senyum kayak gak punya salah sama istri sendiri" omel Ayla kesal, melepaskan cubitan Izam dipipinya karena bisa-bisa pipinya melebar dicubit terus.

"Jadi khawatir nih ceritanya?" Goda Izam.

"Mas ihh" kesal Ayla mencubit lengan Izam.

"aduh..shttt" rintih Izam, walaupun Ia tidak merasakan sakit dari cubitan Ayla.

"Sakit ya, pasti cubitan Aku keras banget.maaf ya" sesal Ayla mengusap-gusap lengan Izam yang tadi Ia cubit.

"Kamu sih, cubitnya keras banget. Perih kulit aku" rintih Izam, Izam tersenyum jahil melihat wajah Ayla yang merasa bersalah, mengusap-usap lengannya.

Cinta halal (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang