TYPO BERTEBARAN
||BELUM TAHAP REVISI
__________setelah pulangnya mereka dari rumah Fara. Ayla dan Izam langsung saja masuk ke pekarangan pondok dengan terburu-buru karena mendapatkan kabar jika mbak Nadhira akan segera melahirkan anak pertamanya. keluarga Ndalem sudah membawa Mbak Nadhirakerumah sakit, sedangkan Izam dan Ayla mampir terlebih dahulu ke pondok untuk mengambil sesuatu.
Ayla yang ikut panik saat mendengar suara dari sebrang telepon, helaan nafas dari mbak Nadhira merasa ikut ngilu di perutnya, Ayla menarik nafas dalam karena anaknya bereaksi di dalam perutnya membuat Ayla meringis.
"shhhtt nak" Ayla segera mendudukan dirinya karena tidak kuat jika harus berdiri. Izam yang mendengar ringisan Ayla segera mengelus perut Ayla."Nak? kasihan umma kalau kamu tendang-tendang, kamu gak sabar juga mau keluar,hm?" Izam mengelus perut Ayla, merasakan tendangan anaknya membuat Ayla kembali meringis.
"udah ya Nak" ucap Ayla tersenyum dengan anaknya yang terlalu aktif didalam sana. Izam menepuk pahanya mengisyaratkan Ayla untuk duduk di pangkuannya, Ayla akan segera tenang jika seperti ini.
"aku makin berat ya Mas?" tanya Ayla.
"gak, kamu makin gemoy" jawab Izam sambil terkekeh, Izam senantiasa mengelus perut Ayla. Ayla merasa nyaman dengan posisi itu, anaknya perlahan tenang.
"udah gak sakit lagi?" tanya Izam kepada Ayla, Ayla mengangguk lalu berdiri dari pangkuan Izam. Izam juga membantu istrinya untuk berdiri.
"kamu udah bisa jalan? kita kerumah sakit, Umi kayaknya udah nungguin" ucap Izam setelah mengambil barang yang tertinggal diNdalem.
setelah mereka sampai dirumah sakit, terlihat Umi dikursi tunggu ruang bersalin seolah sedang memanjatkan doa. Ariz yang tak lagi bisa duduk karena khawatir dengan istri dan anaknya yang sedang berjuang didalam sana.
"Umi" panggil Ayla. Umi Mendogak."Ayla, sini nak" ajak Umi Hana kepada Ayla agar duduk didekatnya. Ayla mengenggam tangan Umi Hana, seolah semuanya akan baik-baik saja.
"Umi tenang ya, Mbak Nadhira pasti bisa melahirkan dengan lancaar. aamiin" ucap Ayla menenangkan Umi Hana.
"Aamiin, semoga ya Ayla"
seorang suster keluar dari ruang oprasi. Ariz langsung menghampiri suster itu dengan wajah khawatir.
"Maaf, suami pasien?" tanya suster itu."iya sus, saya suaminya. istri dan anak saya gak papa kan?" tanya Ariz.
"semua baik-baik saja pak, pasien sedari tadi ingin bertemu dengan suaminya" jelas Suster itu sambil tersenyum ramah.
"suaminya kan? mari ikut saya" ucap suster itu memasuki kembali ruang oprasi. Ariz mengikuti langkah Suster itu.
tak berselang lama, suara tangisan bayi terdengar. Umi Hani, Ayla dan Izam mengucapkan Alhamdulillah secara bersamaan. Umi Hani menumpahkan tangisnya dipundak Ayla, begitupun dengan Ayla yang ikut meneteskan air mata bahagia.
"Mas anak kita" ucap Mbak Nadhira kepada suaminya dengan ngos-ngosan dan keringat bercucuran didahinya, Ariz sedari tadi tidak berhenti mengecup kening istrinya dan mulutnya yang tidak berhenti berterimakasih kepada sang Pencipta.
"Iya sayang, makasih sayang, makasih sayang. Mas mencintaimu" ucap Ariz dengan air mata yang perlahan menetes. mereka berdua melihat sang anak yang bawa oleh suster lalu menyimpannya didada sang ibu. Nadhira mengelus bayinya yang masih berlumuran cairan putih, setelah mencium kedua anaknya. Suster kembali mengambil anaknya untuk dibersihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta halal (END)
Novela Juvenil𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐣𝐚𝐧𝐧𝐚𝐡 "𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪 𝓴𝓲𝓽𝓪 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓪𝔀𝓪 𝓼𝓪𝓶𝓹𝓪𝓲 𝓙𝓪𝓷𝓷𝓪𝓱 𝓐𝓵𝓵𝓪𝓱" "𝓐𝓴𝓾 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓫𝓮𝓻𝓳𝓪𝓷𝓳𝓲 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓪𝓭𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓭𝓪𝓶𝓹𝓲𝓷𝓰𝓲𝓶𝓾 𝓽𝓪𝓹𝓲 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓳𝓪𝓷𝓳𝓲...