Assalamu'alaikum Hai Hai.
_______
"Kamu kenapa?" Tanya Izam, melihat Ayla yang sedari tadi terlihat gelisah melihat headphonenya.
"Ini Mas, tadi Mamanya Fara nelpon aku dia nyari Fara tapi aku ngga ngasih tau dimana Fara. aku takut Fara kenapa-napa dikosannya" khawatir Ayla.
"Kenapa ngga dikasih tau? malahan bagus loh kalau mamanya nyariin anaknya" ucap Izam.
"Mas ngga ngerti, Mama kandungnya Fara udah meninggal yang nelepon Ayla tadi mama tirinya. hubungan Fara sama ibunya gak baik dari lama" ucap Ayla.
"Ooo, terus ayahnya dimana?" Tanya Izam.
"dia udah ngga peduli dengan kehadiran Fara selama mamanya kandungnya Fara meninggal" jelas Ayla.
"Yaudah kamu tenaga dulu, coba telfon Fara" saran Izam.
"udah dari tadi aku nelponnya tapi ngga diangkat-angkat, chat aku aja ngga dibalas" ucap Ayla.
"coba telepon lagi, siapa tau bisa" saran Izam. Ayla menelpon Fara kembali, tak lama sambungan telepon tersambung.
"Assalamu'alaikum Far, lo dimana? lo baik-baik aja kan?" Tanya Ayla.
"Hmm, gue baik. ngapain telepon gue malam-malam gini? ganggu" ucap Fara lalu mematikan sambungan telepon dengan sepihak.
"Far, Far" panggil Ayla namun sambungannya sudah terputus.
"di matiin Mas, Fara kenapa ya? kok ngga biasanya dia kaya gini" heran Ayla sekaligus khawatir, sudah berjalan dua hari setelah reunian sekolah Fara mulai berubah. Ayla tidak tau penyebab Fara Menghindari dirinya saat Ayla meminta untuk bertemu, alasannya selalu saja capek, ada kerjaan, pengen tidur, sibuk dan lain-lain.
"Mungkin dia lagi ada masalah di pekerjaannya" ucap Izam.
"Mungkin sih Mas" Angguk Ayla meskipun hatinya masih ada keraguan.
"Yaudah kamu siap-siap gih udah mau ba'da isya. ingat, malam ini kamu setoran hafalan" ucap Izam.
"Siap Mas Suami hehehe"
_
_
_Dilain tempat, Fara sedang merenung menatap langit-langit disamping kosannya. duduk di bebatuan.
mengapa dunia begitu tidak adil? kenapa harus dia yang menanggung beban berat ini? apakah Tuhan begitu percaya jika bahuku begitu kuat sehingga menitipkan beban seberat ini dalam hidupnya?. Fara juga ingin merasakan hangatnya keluarga, Fara juga ingin merasakan ketenangan, Fara juga ingin beraktifitas tanpa memikirkan pekerjaannya.
"Kenapa mereka jahat? apa ini semua balasan dari segala perbuatanku? YaAllah" tangis Fara menunduk.
"hiks...kenapa Fara harus selelah ini?" lanjut Fara.
"Dunia memang tempatnya mengeluh" ucap seseorang yang baru saja datang, duduk di sebelah Fara. memberikan jarak antara mereka.
Fara mendogakkan kepalanya, menatap seseorang yang baru saja datang itu.
"ngapain kesini?" Tanya Fara, segera menghapus jejak air matanya."Nangis aja, ngga ada yang lihat kok" ucap Mufli.
"Itu lo yang lihat" balas Fara. Mufli terkekeh lalu menutup matanya tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta halal (END)
Teen Fiction𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐣𝐚𝐧𝐧𝐚𝐡 "𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪 𝓴𝓲𝓽𝓪 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓪𝔀𝓪 𝓼𝓪𝓶𝓹𝓪𝓲 𝓙𝓪𝓷𝓷𝓪𝓱 𝓐𝓵𝓵𝓪𝓱" "𝓐𝓴𝓾 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓫𝓮𝓻𝓳𝓪𝓷𝓳𝓲 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓪𝓭𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓭𝓪𝓶𝓹𝓲𝓷𝓰𝓲𝓶𝓾 𝓽𝓪𝓹𝓲 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓳𝓪𝓷𝓳𝓲...